JENIS-JENIS FITNAH
Hendaknya setiap muslim harus mengetahui jenis-jenis fitnah, agar ia dapat berjalan di atas ilmu dan keterangan yang nyata dan hingga ia tidak terkicuh, terutama bagi para generasi pemuda, sebab jika Allah tidak memberinya akal yang cemerlang dan sikap santun serta pemahaman dan pengetahuan yang cukup mengenai fitnah ini, niscaya banyak di antara mereka yang terkicuh dengan tipu daya syetan, dengan mudah ia akan mengikuti setiap ajakan syetan, maka dari itu, kita harus menyebutkan beberapa bentuk dan beberapa jenis fitnah pada zaman sekarang ini, sebagaimana yang di maklumi bersama, bahwa juru fitnah (kesesatan) tidak terang-terangan mengajak orang kepadanya, namun ia mengajak melalui corong-corongnya, para penyebar dan para penyeru kepadanya, merekalah yang di sebut sebagai da’i-da’i penyebar kesesatan, berikut beberapa jenis fitnah.
Fitnah ada dua jenis, yaitu :
Pertama: Penyeru kepada syirik, kekufuran, kesesatan dan penyebar aqidah menyimpang.
Kedua: Penyeru kepada perbuatan dosa dan maksiat, baik dosa besar rnaupun dosa kecil.
Akan kita sebutkan satu per satu dengan ringkas dan padat supaya menjadi peringatan dan penjelasan, sebab sangat di sayangkan sekali artikel sederhana ini tidak cukup memuat seluruhnya.
Jenis Pertama yaitu penyeru kepada syirik, kekufuran, kesesatan dan penyebar aqidah menyimpang, sesungguhnya mempakan fitnah zaman sekarang adalah merebaknya ajakan kepada perbuatan syirik, kufur dan sesat serta menyebarnya aqidah-aqidah yang menyimpang di mana-mana, sSudah barang tentu Allah telah meletakkan fitrah pada diri manusia untuk mengenal-Nya dan untuk mengakui-Nya sebagai Rabb dan ilaah (sesembahan), hal ini di tegaskan dalam firman-Nya : ”Tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu, tidak ada perubahan pada fitrah Allah, itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Q.S. Ar-Rum : 30). Rasulullah Saw juga telah menegaskan hal itu dalam sabdanya : ”Setiap bayi terlahir dalam keadaan filtah (muslim rnuwahhid), namun kedua orang tuanyalah yang menjadikan dia Yahudi, Nasrani atau Majusi, sebagaimana seekor hewan melahirkan anaknya dalam keadaan sempurna, adakah kamu dapati cacat padanya.” (H.R. Muttafaq ’alaih).
Dalam hadits ini Rasulullah Saw menjelaskan bahwa seorang insan lahir ke dunia dalam keadaan yang sempuma, siap menerima kebaikan, sekiranya ia di biarkan begitu saja, niscaya ia dapat mengenali Rabbnya, ia akan mengetahui apa yang di perintahkan kepadanya, serta menyadari bahwa ia tidak di biarkan begitu saja, ia di bebani tanggung jawab dan kewajiban, akan tetapi di sekitarnya ada faktor-faktor yang mempengaruhinya, ada yang baik, yang akan menghidupkan fitrah dan nalurinya dan ada yang buruk, yang membelokkannya dari aqidah yang benar, hingga terjerumus dalam aqidah-aqidah sesat.
Faktor berpengaruh tersebut bisa jadi dari orang tuanya sendiri dan bisa jadi dari guru atau orang lain, fitnah semacam ini bergerak mengajak orang kepada kesesatan dan kemaksiatan, dengan ajakan seperti ini dan dengan metode yang penuh tipu daya tersebarlah berbagai macam kemaksiatan secara otomatis semakin banyak pula orang-orang yang mempromosikannya, coba lihat, betapa banyak penyembah kepada kekufuran, kebatilan dan kesesatan.
Tidak syak lagi, bahwasanya siapa saja yang menggandrungi sebuah keyakinan, menyenanginya dan merasa puas dengannya, pasti senang bila keyakinan seperti itu semakin banyak penganutnya dan tersebar luas, ia akan segera menawarkan keyakinan itu kepada orang lain dan berusaha agar orang lain menyukainya dan memandangnya bagus, tanpa ambil peduli dengan kesalahan dan kesesatan yang ada padanya, sebagai contoh, kita meyakini kesesatan kaum Nasrani, Yahudi dan Majusi, siapa saja yang mempelajari dan mengetahui keyakinan mereka pasti yakin bahwa mereka jauh dari kebenaran, walaupun begitu mereka meyakini bahwa mereka berada di atas kebenaran, oleh sebab itu mereka berusaha sekuat tenaga menyebarkan keyakinan mereka melalui berbagai media dan menyebarkan juru-juru dakwah yang mereka namakan rnissionaris, namun pada hakikatnya mereka adalah penyebar kesesatan, mereka ini adalah fitnah terbesar, yang mana mereka telah berhasil menyesatkan banyak orang, hanya orang-orang yang di selamatkan Allah Ta’ala saja yang terhindar dari bahaya mereka para missionaris itu.
Allah menjadikan mereka sebagai batu ujian dan cobaan bagi umat manusia, namun di balik itu semua ada hikmah yang besar dan bukti yang terang, termasuk fitnah yang tersebar pada hari ini adalah ajakan-ajakan kepada aqidah yang sesat, siapa saja yang meyakini sebuah aqidah sesat, maka aqidah itu akan menjadi kepercayaannya. Ia akan menyeru kepada-nya dan mengangkat juru-juru dakwah untuk menyebarkannya dan rela mengeluarkan hananya untuk itu sekalipun aqidah itu batil dan jauh dari kebenaran, namun syetan membuta-tulikan mata hatinya sehingga merasa dirinyalah yang benar dan memandang salah orang-orang yang menyelisihinya.
Lihat saja, setiap ahli bid’ah pasti mengajak orang kepada bid’ahnya, sebagai contoh kaum Syi’ah Rafi-dhah, ajaran mereka telah tersebar luas di beberapa negeri Islam, padahal jika anda menilik keyakinan mereka, pasti anda dapati sangat jauh dari kebenaran, jika anda membaca buku-buku mereka, pasti anda akan terhenyak kaget melihat kisah-kisah khurafat dan dusta bertebaran di sana sini.
Walau demikian, mereka bersungguh-sungguh dalam menyebarkan aqidah sesat tersebut, bukan itu saja, bahkan mereka rela mengeluarkan harta yang berlimpah demi rnenjerat orang-orang jahil dan bodoh ke dalamnya, jarang orang yang selamat jika sudah terperangkap jerat aqidah tersebut.
Syetan menutup mata mereka sehingga mereka rnerasa berada di pihak yang benar, lalu mereka pun berusaha memperdaya orang lain supaya meyakini merekalah golongan yang benar, selain mereka adalah ahli bathil, ternyata banyak sekali orang-orang jahil dan terbelakang yang terkicuh dengan cara-cara mereka itu, mereka menampakkan kelembutan, kerendahan hati dan ketawadhu’an namun di balik itu mereka berusaha menyeret orang ke dalam aqidah mereka yang sesat., maka sudah seyogyanya seorang insan berpegang teguh kepada Al-Haq dan benar-benar meyakininya dan benar-benar bersandar kepada dalil-dalilnya serta menjauhkan diri dari juru-juru fitnah dan kesesatan tersebut, jangan sekali-kali ia mendengar ajakan dan promosi mereka, sekalipun ia seorang yang berilmu, sebab keyakinan-keyakinan sesat itu ibarat racun dalam lemak, kelihatannya enak, menarik minat untuk memakannya namun di balik itu adalah racun mematikan.
Tujuan kami menyebutkan oknum-oknum juru dakwah yang menyesatkan serta bid’ah-bid’ah mereka adalah sebagai peringatan bagi setiap muslim dari bahaya mereka dan bahaya bid’ah yang mereka serukan dan supaya kaum muslimin tidak bertumpu kepada mereka, hendaklah selalu waspada dan berhati-hati terhadap setiap orang yang mengajak kepada kekufuran, syirik, bid’ah dan kesesatan.
Jenis Kedua adalah penyeru kepada maksiat dan dosa yang besar, walaupun kecil, oknum-oknum yang mengajak berbuat maksiat dan dosa yang besar maupun kecil sangat banyak berkeliaran pada zaman sekarang ini, semoga Allah tidak memperbanyak jumlah mereka, banyak sekali fitnah dan musibah akibat kejahatan mereka, mereka masuk ke mana-mana, di kalangan kaum Yahudi terdapat penyeru kepada maksiat, demikian pula halnya di kalangan kaum Nasrani, kaum musyrikin, kaum mulhidin kaum komunis, bahkan di kalangan kaum muslimin dan lebih khusus lagi di kalangan Ahlus Sunnah terdapat penyeru kepada maksiat, demikian pula di kalangan kaum Syi’ah Rafidhah, Mu’tazilah dan kelompok-kelompok lainnya, di kalangan mereka terdapat juga penyeru kepada maksiat.
Penyeru kepada maksiat lebih dominan daripada yang lain, bencana yang mereka tirnbulkan juga lebih besar, tidak ada jalan altematif lain bagi seorang muslim untuk menyelamatkan dirinya dari bencana tersebut kecuali dengan menyadari bahwa Allah telah mengharamkan segala perbuatan maksiat dan hendaknya ia mengetahui bahwa oknum-oknum yang rnengajak berbuat maksiat pada hakikatnya mengajak supaya orang lain meniru mereka, tidak syak lagi, Allah telah menjelaskan perkara yang halal dan perkara yang haram dan telah menetapkan sanksi dan hukuman atas perbuatan haram dan mengancam pelakunya dengan siksaan yang pedih. Di samping itu Allah Subhanahu wa Ta’ala menganjurkan hamba-Nya berbuat taat dan berpegang teguh dengannya serta selalu mengerjakan amal-amal kebaikan dan Dia telah menjanji-kan pahala yang besar bagi yang mengamalkannya, namun meski demikian, oknum-oknum yang menggandrungi perbuatan dosa dan maksiat itu tetap ngotot rnenyebarkannya.
Jika hati bertanya, apa yang mereka inginkan di balik maksiat dan dosa yang mereka sebarkan ke mana-mana?Bukankah mereka mengetahui bahwa Allah telah mengharamkannya? Bukankah mereka juga menyadari bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengadzab orang-orang yang berbuat maksiat? Lalu apa yang mereka inginkan? Jawabnya itulah fitnah dan bala zaman sekarang! Allah Subhanahu Wa Ta’ala menguji hamba-hamba-Nya dengan fitnah tersebut. Barangsiapa selamat berarti merekalah orang-orang yang di kehendaki, baik oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Barangsiapa binasa, maka merekalah orang-orang yang di kehendaki sesat oleh-Nya. Sebagai keterangan tentang fitnah dan bahaya para penyeru kepada maksiat, kami akan menyebutkan beberapa contoh orang-orang yang mengajak berbuat maksiat dan seruan yang mereka teriakkan, sehingga seorang muslim dapat berjalan dengan penuh kewaspadaan terhadap mereka dan pengaruh mereka.
Fitnah ada dua jenis, yaitu :
Pertama: Penyeru kepada syirik, kekufuran, kesesatan dan penyebar aqidah menyimpang.
Kedua: Penyeru kepada perbuatan dosa dan maksiat, baik dosa besar rnaupun dosa kecil.
Akan kita sebutkan satu per satu dengan ringkas dan padat supaya menjadi peringatan dan penjelasan, sebab sangat di sayangkan sekali artikel sederhana ini tidak cukup memuat seluruhnya.
Jenis Pertama yaitu penyeru kepada syirik, kekufuran, kesesatan dan penyebar aqidah menyimpang, sesungguhnya mempakan fitnah zaman sekarang adalah merebaknya ajakan kepada perbuatan syirik, kufur dan sesat serta menyebarnya aqidah-aqidah yang menyimpang di mana-mana, sSudah barang tentu Allah telah meletakkan fitrah pada diri manusia untuk mengenal-Nya dan untuk mengakui-Nya sebagai Rabb dan ilaah (sesembahan), hal ini di tegaskan dalam firman-Nya : ”Tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu, tidak ada perubahan pada fitrah Allah, itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Q.S. Ar-Rum : 30). Rasulullah Saw juga telah menegaskan hal itu dalam sabdanya : ”Setiap bayi terlahir dalam keadaan filtah (muslim rnuwahhid), namun kedua orang tuanyalah yang menjadikan dia Yahudi, Nasrani atau Majusi, sebagaimana seekor hewan melahirkan anaknya dalam keadaan sempurna, adakah kamu dapati cacat padanya.” (H.R. Muttafaq ’alaih).
Dalam hadits ini Rasulullah Saw menjelaskan bahwa seorang insan lahir ke dunia dalam keadaan yang sempuma, siap menerima kebaikan, sekiranya ia di biarkan begitu saja, niscaya ia dapat mengenali Rabbnya, ia akan mengetahui apa yang di perintahkan kepadanya, serta menyadari bahwa ia tidak di biarkan begitu saja, ia di bebani tanggung jawab dan kewajiban, akan tetapi di sekitarnya ada faktor-faktor yang mempengaruhinya, ada yang baik, yang akan menghidupkan fitrah dan nalurinya dan ada yang buruk, yang membelokkannya dari aqidah yang benar, hingga terjerumus dalam aqidah-aqidah sesat.
Faktor berpengaruh tersebut bisa jadi dari orang tuanya sendiri dan bisa jadi dari guru atau orang lain, fitnah semacam ini bergerak mengajak orang kepada kesesatan dan kemaksiatan, dengan ajakan seperti ini dan dengan metode yang penuh tipu daya tersebarlah berbagai macam kemaksiatan secara otomatis semakin banyak pula orang-orang yang mempromosikannya, coba lihat, betapa banyak penyembah kepada kekufuran, kebatilan dan kesesatan.
Tidak syak lagi, bahwasanya siapa saja yang menggandrungi sebuah keyakinan, menyenanginya dan merasa puas dengannya, pasti senang bila keyakinan seperti itu semakin banyak penganutnya dan tersebar luas, ia akan segera menawarkan keyakinan itu kepada orang lain dan berusaha agar orang lain menyukainya dan memandangnya bagus, tanpa ambil peduli dengan kesalahan dan kesesatan yang ada padanya, sebagai contoh, kita meyakini kesesatan kaum Nasrani, Yahudi dan Majusi, siapa saja yang mempelajari dan mengetahui keyakinan mereka pasti yakin bahwa mereka jauh dari kebenaran, walaupun begitu mereka meyakini bahwa mereka berada di atas kebenaran, oleh sebab itu mereka berusaha sekuat tenaga menyebarkan keyakinan mereka melalui berbagai media dan menyebarkan juru-juru dakwah yang mereka namakan rnissionaris, namun pada hakikatnya mereka adalah penyebar kesesatan, mereka ini adalah fitnah terbesar, yang mana mereka telah berhasil menyesatkan banyak orang, hanya orang-orang yang di selamatkan Allah Ta’ala saja yang terhindar dari bahaya mereka para missionaris itu.
Allah menjadikan mereka sebagai batu ujian dan cobaan bagi umat manusia, namun di balik itu semua ada hikmah yang besar dan bukti yang terang, termasuk fitnah yang tersebar pada hari ini adalah ajakan-ajakan kepada aqidah yang sesat, siapa saja yang meyakini sebuah aqidah sesat, maka aqidah itu akan menjadi kepercayaannya. Ia akan menyeru kepada-nya dan mengangkat juru-juru dakwah untuk menyebarkannya dan rela mengeluarkan hananya untuk itu sekalipun aqidah itu batil dan jauh dari kebenaran, namun syetan membuta-tulikan mata hatinya sehingga merasa dirinyalah yang benar dan memandang salah orang-orang yang menyelisihinya.
Lihat saja, setiap ahli bid’ah pasti mengajak orang kepada bid’ahnya, sebagai contoh kaum Syi’ah Rafi-dhah, ajaran mereka telah tersebar luas di beberapa negeri Islam, padahal jika anda menilik keyakinan mereka, pasti anda dapati sangat jauh dari kebenaran, jika anda membaca buku-buku mereka, pasti anda akan terhenyak kaget melihat kisah-kisah khurafat dan dusta bertebaran di sana sini.
Walau demikian, mereka bersungguh-sungguh dalam menyebarkan aqidah sesat tersebut, bukan itu saja, bahkan mereka rela mengeluarkan harta yang berlimpah demi rnenjerat orang-orang jahil dan bodoh ke dalamnya, jarang orang yang selamat jika sudah terperangkap jerat aqidah tersebut.
Syetan menutup mata mereka sehingga mereka rnerasa berada di pihak yang benar, lalu mereka pun berusaha memperdaya orang lain supaya meyakini merekalah golongan yang benar, selain mereka adalah ahli bathil, ternyata banyak sekali orang-orang jahil dan terbelakang yang terkicuh dengan cara-cara mereka itu, mereka menampakkan kelembutan, kerendahan hati dan ketawadhu’an namun di balik itu mereka berusaha menyeret orang ke dalam aqidah mereka yang sesat., maka sudah seyogyanya seorang insan berpegang teguh kepada Al-Haq dan benar-benar meyakininya dan benar-benar bersandar kepada dalil-dalilnya serta menjauhkan diri dari juru-juru fitnah dan kesesatan tersebut, jangan sekali-kali ia mendengar ajakan dan promosi mereka, sekalipun ia seorang yang berilmu, sebab keyakinan-keyakinan sesat itu ibarat racun dalam lemak, kelihatannya enak, menarik minat untuk memakannya namun di balik itu adalah racun mematikan.
Tujuan kami menyebutkan oknum-oknum juru dakwah yang menyesatkan serta bid’ah-bid’ah mereka adalah sebagai peringatan bagi setiap muslim dari bahaya mereka dan bahaya bid’ah yang mereka serukan dan supaya kaum muslimin tidak bertumpu kepada mereka, hendaklah selalu waspada dan berhati-hati terhadap setiap orang yang mengajak kepada kekufuran, syirik, bid’ah dan kesesatan.
Jenis Kedua adalah penyeru kepada maksiat dan dosa yang besar, walaupun kecil, oknum-oknum yang mengajak berbuat maksiat dan dosa yang besar maupun kecil sangat banyak berkeliaran pada zaman sekarang ini, semoga Allah tidak memperbanyak jumlah mereka, banyak sekali fitnah dan musibah akibat kejahatan mereka, mereka masuk ke mana-mana, di kalangan kaum Yahudi terdapat penyeru kepada maksiat, demikian pula halnya di kalangan kaum Nasrani, kaum musyrikin, kaum mulhidin kaum komunis, bahkan di kalangan kaum muslimin dan lebih khusus lagi di kalangan Ahlus Sunnah terdapat penyeru kepada maksiat, demikian pula di kalangan kaum Syi’ah Rafidhah, Mu’tazilah dan kelompok-kelompok lainnya, di kalangan mereka terdapat juga penyeru kepada maksiat.
Penyeru kepada maksiat lebih dominan daripada yang lain, bencana yang mereka tirnbulkan juga lebih besar, tidak ada jalan altematif lain bagi seorang muslim untuk menyelamatkan dirinya dari bencana tersebut kecuali dengan menyadari bahwa Allah telah mengharamkan segala perbuatan maksiat dan hendaknya ia mengetahui bahwa oknum-oknum yang rnengajak berbuat maksiat pada hakikatnya mengajak supaya orang lain meniru mereka, tidak syak lagi, Allah telah menjelaskan perkara yang halal dan perkara yang haram dan telah menetapkan sanksi dan hukuman atas perbuatan haram dan mengancam pelakunya dengan siksaan yang pedih. Di samping itu Allah Subhanahu wa Ta’ala menganjurkan hamba-Nya berbuat taat dan berpegang teguh dengannya serta selalu mengerjakan amal-amal kebaikan dan Dia telah menjanji-kan pahala yang besar bagi yang mengamalkannya, namun meski demikian, oknum-oknum yang menggandrungi perbuatan dosa dan maksiat itu tetap ngotot rnenyebarkannya.
Jika hati bertanya, apa yang mereka inginkan di balik maksiat dan dosa yang mereka sebarkan ke mana-mana?Bukankah mereka mengetahui bahwa Allah telah mengharamkannya? Bukankah mereka juga menyadari bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengadzab orang-orang yang berbuat maksiat? Lalu apa yang mereka inginkan? Jawabnya itulah fitnah dan bala zaman sekarang! Allah Subhanahu Wa Ta’ala menguji hamba-hamba-Nya dengan fitnah tersebut. Barangsiapa selamat berarti merekalah orang-orang yang di kehendaki, baik oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Barangsiapa binasa, maka merekalah orang-orang yang di kehendaki sesat oleh-Nya. Sebagai keterangan tentang fitnah dan bahaya para penyeru kepada maksiat, kami akan menyebutkan beberapa contoh orang-orang yang mengajak berbuat maksiat dan seruan yang mereka teriakkan, sehingga seorang muslim dapat berjalan dengan penuh kewaspadaan terhadap mereka dan pengaruh mereka.