Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

HATI-HATI DAN MAWAS DIRI SELALU

Keluarkanlah dari diri kita sendiri dan serahkanlah segalanya kepada Allah, penuhi hati kita dengan Allah, patuhlah kepada perintah-Nya dan larikanlah diri kita dari larangan-Nya, agar nafsu badanlah kita tidak memasuki hati, seretlah ia keluar. Untuk membuang nafsu-nafsu badaniah dari hati kita, harus berjuang melawannya dan jangan menyerah kepadanya dalam keadaan bagaimanapun juga dan dalam tempo kapanpun juga, oleh karena itu, janganlah menghendaki sesuatu yang tidak di kehendaki oleh Allah.Kehendak kita yang tidak sesuai dengan kehendak Allah adalah kehendak nafsu badaniah, jika kehendak ini di turuti, maka ia akan merusak diri kita dan menjauhkan dari Allah, patuhilah perintah Allah, jauhilah larangan-Nya, bertawakallah kepada-Nya dan jangan sekali-kali kita menyekutukan-Nya.

Dia-lah yang telah menjadikan nafsu dan kehendak kita, oleh karena itu, janganlah kita berkehendak, berkebutuhan atau bercita-cita untuk mendapatkan sesuatu, agar kita tidak tercebur ke lembah syirik.

Allah berfirman : "Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah la rnengerjakan amal shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya." (Q.S. l8 : 110).

Syirik ltu bukan melulu menyembah berhala, tetapi termasuk juga di dalamnya adalah menuruti hawa nafsu dan menyekutukan apa saja yang ada di dunia dan di akhirat dengan Allah, karena apa saja selain Allah bukanlah Tuhan, oleh karena itu, jika kita tumpukan hati kita kepada sesuatu selain Allah, berarti kita telah berbuat syirik, maka, janganlah kita menyekutukan Allah dengan jalan apapun juga, baik dengan jalan kasar maupun dengan jalan halus.

Berjaga-jagalah selalu dan jangan berdiam diri, berhati-hatilah selalu dan waspadalah, semoga kita memperoleh keselamatan, segala kedudukan dan kebaikan yang di peroleh, jangan kita katakan bahwa ia datang dari kita sendiri atau kepunyaan kita yang sebenarnya.

Jika kita di beri sesuatu atau kenaikan pangkat kedudukan, janganlah kita hebohkan kepada siapapun, sebab, ia dalam pertukaran suasana dari hari ke hari itu, Allah selalu menampakkan keagungan-Nya dalam aspek-aspek yang senantiasa baru dan Allah berada di antara hamba-hamba-Nya dengan hati-hati mereka.

Boleh jadi apa yang di katakan sebagai milik kita itu akan di lepaskan-Nya dari kita dan bisa jadi apa yang kita anggap kekal itu akan berubah keadaannya, sehingga jika hal itu terjadi, kita akan merasa malu kepada mereka yang kita hebohkan itu, maka, lebih baik kita berdiam diri, simpan pemberian itu di dalam hati kita saja dan tidak usah kita sampaikan kepada siapapun.

Jika kita miliki sesuatu, ketahuilah, bahwa itu adalah karunia Allah, bersyukurlah kepada-Nya dan mohonlah kepada-Nya supaya Dia menambahkan nikmat-nikmat-Nya kepada kita, jika sesuatu itu lepas dari kita, maka Dia akan menambah ilmu kita, kesadaran kita dan kewaspadaan kita.
Allah berfirman : "Apa saja ayat yang Kami nashkan atau Kami jadikan (manusia lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik dari padanya atau yang sebanding dengannya, tidakkah kamu mengetahui, bahwa sesungguhnya Allah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu?" (Q.S. 2 : 106).
Oleh karena itu, janganlah kita mengira bahwa Allah tidak berkuasa atas segala sesuatu, janganlah kita menduga bahwa ketentuan dan peraturan-Nya mempunyai kekurangan dan janganlah kita merasa ragu akan janji-Nya, contohlah sang suri tauladan pada jiswa dan ruhani Nabi besar Muhammad Saw, ayat-ayat yang di wahyukan kepadanya di praktekkan, di baca di dalam masjid, di tulis di dalam buku, di ambil dan di tukar dengan yang lainnya dan perhatian Nabi Saw di arahkan kepada wahyu-wahyu yang baru di terimanya yang menggantikan ayat-ayat yang telah lama.

lni terjadi dalam masalah-masalah hukum yang zhahir, berkenaan dengan masalah-masalah kebathinan, ilmu dan kondisi kerohanian yang di dapatinya dari Allah, beliau senantiasa berkata, bahwa hatinya selalu di liputi dan beliau memohon perlindungan kepada Allah sebanyak tujuh puluh kali di dalam satu hari, juga di ceritakan bahwa sebanyak seratus kali dalam sehari Nabi Saw di bawa dari satu keadaan kepada satu keadaan yang lainnya yang dengan itu beliau di bawa menuju peringkat yang paling dekat kepada Allah.

Beliau mengembara ke alam yang Maha Tinggi sambil di selubungi oleh nur, dari satu peringkat kepada peringkat lainnya yang lebih tinggi, tiap-tiap beliau menaiki satu peringkat, maka peringkat yang di bawahnya itu tampak gelap jika di bandingkan dengan peringkat atas itu, semakin tinggi beliau naik, semakin bersinarlah nur Allah meliputi hati sanubarinya.

Beliau senantiasa menerima pengarahan supaya memohon ampunan dan perlindungan Tuhan, karena sebaik-baiknya hamba Allah itu adalah mereka yang senantiasa memohon ampunan dan perlindungan Allah dan senantiasa pula kembali kepada-Nya.

lni di maksudkan untuk menyadarkan kita, bahwa kita ini mempunyai dosa dan kesalahan yang keduanya terdapat pada hamba-hamba Allah di dalam seluruh aspek kehidupannya, sebagai ahli waris Adam As, bapak seluruh manusia dan hamba pilihan Allah, manakala kelalaian terhadap perintah Allah telah mengaburkan cahaya kerohanian Adam dan beliaupun menampakkan keinginannya untuk kekal hidup di syurga berada di samping Tuhan dan Tuhanpun berkehendak mengantarkan malaikat Jibril kepada beliau, maka ketika itulah kehendak diri (ego) beliau nampak, kehendak Adam bercampur dengan kehendak Allah.

Oleh karena itu, kehendak beliau di hancurkan, keadaan pertama itu di hilangkan, kedekatan kepada Tuhan di masa itu di hilangkan, cahaya keimanan yang bersinar terang itu berubah menjadi pudar dan kesucian rohani beliau telah menjadi sedikit kotor, kemudian Allah hendak memberikan peringatan kepada beliau, menyadarkan beliau akan dosa dan kesalahannya, memerintahkannya untuk mengakui kesalahan dan dosanya serta meminta ampun kepada Allah.

Adam As berkata : "Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami telah berbuat aniaya terhadap diri kami sendiri, jika Engkau tidak mengampuni kami dan mengasihani kami, sudah barang tentu kami termasuk dalam golongan orang-orang yang merugi." Kemudian datanglah petunjuk kepada Beliau, kesadaran untuk bertaubat, pengetahuan tentang hakikat akibatnya dan ilmu hikmah yang tersembunyi di dalam peristiwa inipun tersingkaplah.

Dengan kasih sayang-Nya, Allah menyuruh mereka supaya taubat, setelah itu, kehendak yang timbul dari Adam As di ganti dan keadaannya yang semulapun di rubah, maka di berikanlah kepadanya jabatan yang lebih tinggi serta di beri kedudukan di dalam dunia ini dan di akhirat kelak, maka jadilah dunia ini sebagai tempat tinggalnya dan tempat keturunannya dan akhirat kelak adalah tempat kembalinya yang kekal abadi.

Jadikanlah Nabi besar Muhammad Saw seorang Rasul dan kekasih Allah, hamba-Nya yang pilihan itu dan Adam, yaitu bapak seluruh manusia dan hamba pilihan Allah, sebagai contoh dan tauladan.

Contohlah mereka berdua di dalam hal mengakui kesalahan dan dosanya sendiri, di dalam meminta ampun kepada-Nya dan di dalam memohon pertolongan-Nya dari segala noda dan dosa dan contohlah mereka di dalam hal merendahkan diri kepada Allah, karena manusia adalah mahluk yang lemah dalam segala halnya.

Posting Komentar untuk "HATI-HATI DAN MAWAS DIRI SELALU"