AL-HAYAA’ (RASA MALU)
Hayaa’ adalah kesopanan dan rasa malu adalah karakteristik dasar dari seseorang yang mulia dan tanda dari keimanan yang tinggi, di antara hal-hal terbaik yang telah di katakan adalah : “la merupakan kepekaan yang baik dan kelembutan perasaan yang tampak di mata dan yang mempengaruhi penampilan. Barangsiapa yang hilang darinya maka dia telah kehilangan segala kebaikan dan barangsiapa yang di mahkotai dengannya maka dia telah mendapatkan kehormatan dan kemuliaan serta di anugerahi dengan kebaikan yang sempurna."
Bagaimana bisa selainnya ketika makhluk Allah terbaik, Rasulullah Saw bersabda : “Malu itu baik keseluruhannya.” (H.R. Muslim). Al-hayah kini semakin lemah dan di tinggalkan, lebih dari itu, konsep-konsep dan bentuk-bentuk yang merusak di tujukan kepada kita dari musuh-musuh Allah dan musuh-musuh wanita muslimah, mengambil dari setiap tubuhnya sampai ia menjadi buruk dan lemah hingga pada tingkat di mana para penyeru terhadap rasa malu (al-hayaa) hanya memberikan pengaruh yang kecil kepada banyak wanita muslimah, ketika mereka di seru kepadanya.
Jika kita melihat ke dalam perkara terbesar, di mana wanita muslim hidup dan penyimpangannya mengikuti trend barat dan terus-menerus meniru mereka sampai jika mereka masuk ke lubang biawak dia akan ikut masuk bersama mereka, kita menyaksikan dengan sebenar-benarnya akan kelemahan agama dan rasa malu pada diri seorang wanita muslimah yang demikian. ltulah sebabnya mengapa kita harus bekerja keras dalam memohon pertolongan dan keikhlasan dari Dia Yang Maha Tinggi dan Sebaik-baik Pelindung, semoga dapat berpengaruh dan bergema dalam jiwa mereka.
Gambaran seorang wanita yang memiliki rasa malu dengan menjunjung syari'at sedemikian berbeda dan berkebalikan dengan wanita yang berhias dan meninggalkan rumah atau sekolah atau tempat kerja dengan dandanan yang terbaik dan puncak kecantikan. Dia mengenakan pakaian yang mengundang tanpa sesuatu di atasnya kecuali abayah pendek (pakaian luar yang ringan biasanya berwarna hitam biasa di kenakan wanita di negara-negara teluk) atau yang panjang. Namun demikian, dia tidak perduli jika pakaiannya tertiup angin atau dia dengan sengaja mengangkatnya. Dia juga mungkin keluar dengan kepala tertutup yang dia gunakan untuk menutup wajahnya namun kadangkala terlalu tipis atau sehingga rona wajahnya kelihatan atau terlalu ketat sehingga menampakkan bentuk hidung dan pipinya. Dia keluar dengan perhiasan emas dan menunjukkan lengan atau tangannya yang juga di hiasi inai atau dengan manicure yang di tunjukkannya dengan bangga kepada orang-orang di sekitarnya, tanpa memikirkan bahwa Allah menyaksikannya dari langit ke tujuh.
Alangkah besar perbedaan kedua wanita ini! Betapa berlawanannya mereka, yang satu berpegang teguh kepada syari'at Tuhannya dan menjaga dirinya, hijabnya dan rasa malunya dan ia yang mengabaikan perkara agamanya dan mengikuti jalan-jalan para musuhnya! Betapa bedanya seseorang yang melihat hijab sebagai suatu bagian dari agama dan syari'at dan sebagai alat untuk menjaga dirinya dari kemesuman, kehinaan dan kekacauan dan dia yang menganggap hijab hanya sekedar kebiasaan kuno. Yang terakhir itu lebih dari tanda keterbelakangan dan kemunduran. Dari belenggu dirinyalah ia mesti di lepaskan agar dia dapat bebas melangkah di atas jalannya kepada kehancuran, memalukan dan telanjang. Betapa muram raut wajah dan malu kaum mukminin ketika dia melihat para wanita kita hari ini, ibu-ibu dari masa depan dan pengasuh genarasi yang akan datang, ketika mereka meletakkan perhatian terbesar mereka pada perkara-perkara remeh yang tidak memiliki nilai dan arti.
Perkara-perkara sia-sia yang rendah padahal wajib bagi setiap muslim untuk berada jauh di atas karena Islam adalah agama yang mulia, tinggi dan sempurna.
Anda, tentu dapat melihat saudari-saudarimu muslimah, ketika dia menyimpan majalah yang tidak senonoh, fashion yang buruk, serial tv yang amoral yang harus di hindari seorang muslim, dengan para propagator rendahan semuanya menyeru kepada penghancuran agama dan moral, anda dapat melihat saudari-saudarimu perduli dengan warna-warni dan panggilan yang di buat oleh para penyeru syaithan, namun manakala penyeru kebenaran di tampilkan di hadapannya, dia mencoba untuk menghentikannya. Engkau melihat wanita muslimah sibuk menghafalkan puisi, roman dan kisah-kisah yang menggelikan yang d itulis tidak lain oleh orang-orang yang paling bodoh. Sebaliknya ketika hal itu mengenai Kitabullah, dia mungkin hanya mengingat sedikit ayat dan jika anda bertanya kepadanya apa artinya atau mengenai sebuah hadits, dia tidak akan mampu menjawabmu.
Ini persis apa yang di inginkan musuh-musuh Islam, mereka ingin menjauhkan generasi muda dari jalan Allah dan menjauhkan mereka dari sumber cahaya, kehormatan dan kemuliaan. Musuh-musuh Islam menginginkan mereka menyibukkan diri mereka dengan hal-hal selain Kitabullah dan Sunnah Nabi Saw kita, karena tanpa keduanya kita tidak berarti apa-apa. Mereka ingin menjadikan di antara kita yang di lindungi oleh agama ini, mengikuti mereka dan menjadi pengikut mereka padahal mereka lah yang di hinakan dan di laknat Allah. Dengan sangat menyesal kita temukan bahwa sebagian besar kaum remaja kita tidak memiliki kesadaran dan ilmu agama yang tinggi, alasan apa yang berada di baliknya? lni tepatnya terjadi karena penggantian terhadap pelajaran mereka dengan pendidikan dan ide-ide yang datang kepada kita dari dunia barat dan hal tersebut sesuai dengan hawa nafsu mereka sehingga mereka tidak melihat ke arah lain.Invasi ide-ide ini tehadap pemikiran dan konsep-konsep kita memiliki pengaruh dan bermanifestasi kepada banyak wanita muslimah dan telah merubah pemahaman mereka, maka banyak wanita sekarang menganggap shalat sebagai beban yang berat sehingga ketika mereka di seru oleh dakwah kepada kebenaran untuk bersegera mengerjakan shalat, anda melihat mereka berdiri seolah kaki sangat berat dan bergerak dengan malas sampai anda mengira seolah berat gunung-gunung di dunia berada di atas kepalanya.
Akan tetapi, jika ada perkawinan atau pesta atau perkumpulan minum teh, anda akan mendapatinya bersegera kepadanya dan bersiap-siap dengan pakaian yang paling indah. Dia merindukan acara kumpul-kumpul yang boleh jadi di kelilingi oleh syaithan dan tersebarnya ghibah, namimah dan merusak kehormatan orang-orang, anda akan menemukan sebagian besar wanita muda Islam menyia-nyiakan waktunya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Anda akan menemukan mereka menghabiskan berjam-jam di depan cermin mendandani dirinya tetapi, jika anda mengamati shalatnya, dia tergesa-gesa (dalam shalat) seperti patukan buruk gagak! Tidakkah dia mengetahui bahwa kecantikan, keindahan dan kebahagiaannya bukanlah pada kulit, penampilan atau gaya rambutnya? Demi Allah, bahkan kesemuanya itu adalah pada ketaqwaannya, keshalihannya, keimanannya dan penjagaannya akhlaknya, agama dan rasa malunya.
Kita semakin heran dan takjub oleh saudari kita yang berpakaian ketat dan transparan dan tampil di hadapan para laki-laki asing manakala dia mengetahui dengan sesungguhnya dalam hatinya bahwa ada ancaman Nabi Saw, yaitu : “Ada dua jenis manusia di antara penghuni neraka yang tidak pernah aku lihat sebelumnya, yang pertama adalah wanita yang berpakaian tetapi telanjang, condong pada ketidaktaatan dan mencondongkan orang lain, di kepalanya terdapat seperti punuk unta, mereka tidak akan masuk syurga dan tidak juga mencium bau syurga meskipun wangi syurga dapat tercium dari jarak sekian sekian." (H.R. Ahmad dan Muslim). Demikian juga, kita bertanya-tanya kepada mereka yang mengangkat pakaiannya hingga betisnya terlihat ketika sang kekasih Muhammad Saw memerintahkannya untuk menurunkan pakainnya hingga lebih sejengkal, ketika beliau di tanya oleh salah seorang sahabiyah, beliau berkata : ”Turunkanlah sejengkal’ Maka dia (wanita itu) berkata "Kalau begitu, betis mereka akan tersingkap!" Beliau bersabda, "Turun-kan lagi sehasta, jangan sampai melebihi itu." (H.R. At-Tirmidzi). Kita takjub kepada seseorang yang mengetahui bahwa suara wanita adalah aurat, kecuali apabila ada keperluan, namun demikian ia meninggikan suaranya tanpa malu dan tidak memperdulikan aturan agama. Dia berbicara dengan teman-teman wanitanya atau siapaun yang bersama dengan dirinya seperti mereka berada di dalam rumahnya tanpa perduli atau mempertimbangkan kehadiran laki-laki asing di sekitarnya, padahal Allah berfirman : ”Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya." (Q.S. Al-Ahzab : 32). Dari semua itu yang berpengaruh terhadap keimanan wanita muslimah zaman sekarang, renungkanlah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanya sementara dan kehidupan akhirat itu kekal selama-lamanya, raihlah kesenangan akhirat dengan mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya.
Bagaimana bisa selainnya ketika makhluk Allah terbaik, Rasulullah Saw bersabda : “Malu itu baik keseluruhannya.” (H.R. Muslim). Al-hayah kini semakin lemah dan di tinggalkan, lebih dari itu, konsep-konsep dan bentuk-bentuk yang merusak di tujukan kepada kita dari musuh-musuh Allah dan musuh-musuh wanita muslimah, mengambil dari setiap tubuhnya sampai ia menjadi buruk dan lemah hingga pada tingkat di mana para penyeru terhadap rasa malu (al-hayaa) hanya memberikan pengaruh yang kecil kepada banyak wanita muslimah, ketika mereka di seru kepadanya.
Jika kita melihat ke dalam perkara terbesar, di mana wanita muslim hidup dan penyimpangannya mengikuti trend barat dan terus-menerus meniru mereka sampai jika mereka masuk ke lubang biawak dia akan ikut masuk bersama mereka, kita menyaksikan dengan sebenar-benarnya akan kelemahan agama dan rasa malu pada diri seorang wanita muslimah yang demikian. ltulah sebabnya mengapa kita harus bekerja keras dalam memohon pertolongan dan keikhlasan dari Dia Yang Maha Tinggi dan Sebaik-baik Pelindung, semoga dapat berpengaruh dan bergema dalam jiwa mereka.
Gambaran seorang wanita yang memiliki rasa malu dengan menjunjung syari'at sedemikian berbeda dan berkebalikan dengan wanita yang berhias dan meninggalkan rumah atau sekolah atau tempat kerja dengan dandanan yang terbaik dan puncak kecantikan. Dia mengenakan pakaian yang mengundang tanpa sesuatu di atasnya kecuali abayah pendek (pakaian luar yang ringan biasanya berwarna hitam biasa di kenakan wanita di negara-negara teluk) atau yang panjang. Namun demikian, dia tidak perduli jika pakaiannya tertiup angin atau dia dengan sengaja mengangkatnya. Dia juga mungkin keluar dengan kepala tertutup yang dia gunakan untuk menutup wajahnya namun kadangkala terlalu tipis atau sehingga rona wajahnya kelihatan atau terlalu ketat sehingga menampakkan bentuk hidung dan pipinya. Dia keluar dengan perhiasan emas dan menunjukkan lengan atau tangannya yang juga di hiasi inai atau dengan manicure yang di tunjukkannya dengan bangga kepada orang-orang di sekitarnya, tanpa memikirkan bahwa Allah menyaksikannya dari langit ke tujuh.
Alangkah besar perbedaan kedua wanita ini! Betapa berlawanannya mereka, yang satu berpegang teguh kepada syari'at Tuhannya dan menjaga dirinya, hijabnya dan rasa malunya dan ia yang mengabaikan perkara agamanya dan mengikuti jalan-jalan para musuhnya! Betapa bedanya seseorang yang melihat hijab sebagai suatu bagian dari agama dan syari'at dan sebagai alat untuk menjaga dirinya dari kemesuman, kehinaan dan kekacauan dan dia yang menganggap hijab hanya sekedar kebiasaan kuno. Yang terakhir itu lebih dari tanda keterbelakangan dan kemunduran. Dari belenggu dirinyalah ia mesti di lepaskan agar dia dapat bebas melangkah di atas jalannya kepada kehancuran, memalukan dan telanjang. Betapa muram raut wajah dan malu kaum mukminin ketika dia melihat para wanita kita hari ini, ibu-ibu dari masa depan dan pengasuh genarasi yang akan datang, ketika mereka meletakkan perhatian terbesar mereka pada perkara-perkara remeh yang tidak memiliki nilai dan arti.
Perkara-perkara sia-sia yang rendah padahal wajib bagi setiap muslim untuk berada jauh di atas karena Islam adalah agama yang mulia, tinggi dan sempurna.
Anda, tentu dapat melihat saudari-saudarimu muslimah, ketika dia menyimpan majalah yang tidak senonoh, fashion yang buruk, serial tv yang amoral yang harus di hindari seorang muslim, dengan para propagator rendahan semuanya menyeru kepada penghancuran agama dan moral, anda dapat melihat saudari-saudarimu perduli dengan warna-warni dan panggilan yang di buat oleh para penyeru syaithan, namun manakala penyeru kebenaran di tampilkan di hadapannya, dia mencoba untuk menghentikannya. Engkau melihat wanita muslimah sibuk menghafalkan puisi, roman dan kisah-kisah yang menggelikan yang d itulis tidak lain oleh orang-orang yang paling bodoh. Sebaliknya ketika hal itu mengenai Kitabullah, dia mungkin hanya mengingat sedikit ayat dan jika anda bertanya kepadanya apa artinya atau mengenai sebuah hadits, dia tidak akan mampu menjawabmu.
Ini persis apa yang di inginkan musuh-musuh Islam, mereka ingin menjauhkan generasi muda dari jalan Allah dan menjauhkan mereka dari sumber cahaya, kehormatan dan kemuliaan. Musuh-musuh Islam menginginkan mereka menyibukkan diri mereka dengan hal-hal selain Kitabullah dan Sunnah Nabi Saw kita, karena tanpa keduanya kita tidak berarti apa-apa. Mereka ingin menjadikan di antara kita yang di lindungi oleh agama ini, mengikuti mereka dan menjadi pengikut mereka padahal mereka lah yang di hinakan dan di laknat Allah. Dengan sangat menyesal kita temukan bahwa sebagian besar kaum remaja kita tidak memiliki kesadaran dan ilmu agama yang tinggi, alasan apa yang berada di baliknya? lni tepatnya terjadi karena penggantian terhadap pelajaran mereka dengan pendidikan dan ide-ide yang datang kepada kita dari dunia barat dan hal tersebut sesuai dengan hawa nafsu mereka sehingga mereka tidak melihat ke arah lain.Invasi ide-ide ini tehadap pemikiran dan konsep-konsep kita memiliki pengaruh dan bermanifestasi kepada banyak wanita muslimah dan telah merubah pemahaman mereka, maka banyak wanita sekarang menganggap shalat sebagai beban yang berat sehingga ketika mereka di seru oleh dakwah kepada kebenaran untuk bersegera mengerjakan shalat, anda melihat mereka berdiri seolah kaki sangat berat dan bergerak dengan malas sampai anda mengira seolah berat gunung-gunung di dunia berada di atas kepalanya.
Akan tetapi, jika ada perkawinan atau pesta atau perkumpulan minum teh, anda akan mendapatinya bersegera kepadanya dan bersiap-siap dengan pakaian yang paling indah. Dia merindukan acara kumpul-kumpul yang boleh jadi di kelilingi oleh syaithan dan tersebarnya ghibah, namimah dan merusak kehormatan orang-orang, anda akan menemukan sebagian besar wanita muda Islam menyia-nyiakan waktunya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Anda akan menemukan mereka menghabiskan berjam-jam di depan cermin mendandani dirinya tetapi, jika anda mengamati shalatnya, dia tergesa-gesa (dalam shalat) seperti patukan buruk gagak! Tidakkah dia mengetahui bahwa kecantikan, keindahan dan kebahagiaannya bukanlah pada kulit, penampilan atau gaya rambutnya? Demi Allah, bahkan kesemuanya itu adalah pada ketaqwaannya, keshalihannya, keimanannya dan penjagaannya akhlaknya, agama dan rasa malunya.
Kita semakin heran dan takjub oleh saudari kita yang berpakaian ketat dan transparan dan tampil di hadapan para laki-laki asing manakala dia mengetahui dengan sesungguhnya dalam hatinya bahwa ada ancaman Nabi Saw, yaitu : “Ada dua jenis manusia di antara penghuni neraka yang tidak pernah aku lihat sebelumnya, yang pertama adalah wanita yang berpakaian tetapi telanjang, condong pada ketidaktaatan dan mencondongkan orang lain, di kepalanya terdapat seperti punuk unta, mereka tidak akan masuk syurga dan tidak juga mencium bau syurga meskipun wangi syurga dapat tercium dari jarak sekian sekian." (H.R. Ahmad dan Muslim). Demikian juga, kita bertanya-tanya kepada mereka yang mengangkat pakaiannya hingga betisnya terlihat ketika sang kekasih Muhammad Saw memerintahkannya untuk menurunkan pakainnya hingga lebih sejengkal, ketika beliau di tanya oleh salah seorang sahabiyah, beliau berkata : ”Turunkanlah sejengkal’ Maka dia (wanita itu) berkata "Kalau begitu, betis mereka akan tersingkap!" Beliau bersabda, "Turun-kan lagi sehasta, jangan sampai melebihi itu." (H.R. At-Tirmidzi). Kita takjub kepada seseorang yang mengetahui bahwa suara wanita adalah aurat, kecuali apabila ada keperluan, namun demikian ia meninggikan suaranya tanpa malu dan tidak memperdulikan aturan agama. Dia berbicara dengan teman-teman wanitanya atau siapaun yang bersama dengan dirinya seperti mereka berada di dalam rumahnya tanpa perduli atau mempertimbangkan kehadiran laki-laki asing di sekitarnya, padahal Allah berfirman : ”Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya." (Q.S. Al-Ahzab : 32). Dari semua itu yang berpengaruh terhadap keimanan wanita muslimah zaman sekarang, renungkanlah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanya sementara dan kehidupan akhirat itu kekal selama-lamanya, raihlah kesenangan akhirat dengan mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya.
Posting Komentar untuk "AL-HAYAA’ (RASA MALU)"
Terimakasih atas kunjungan anda...