TUNTUTAN HAMBA KEPADA ALLAH TATKALA BERAMAL
“Apabila kamu menuntut suatu pahala pada suatu amal perbuatan, maka kamupun juga di tuntut kesempurnaan dan keikhlasan di dalam beramal. Dan basi seorang yang belum merasa cukup haruslah merasa cukup, haruslah merasa cukup jika ia ingin selamat dari tuntutan itu.”
Harapan tuntutan seorang hamba sesuai menjalankan amalan ibadah adalah ingin mendapatkan balasan (pahala), dengan seiring itu pula dengan adanya tuntutan seorang hamba tersebut, maka Allah menuntut pula keikhlasan dari pelaksanaan amal ibadah itu. Artiya orang itu berkata beramal hendaklah karena Allah, jangan karena lainnya atau karena ingin mendapatkan balasa (pahala), karena di sini letak suatu keikhlasan seorang hamba dalam beramal ibadah, apabila seseorang yang beramal karena ingin mendapatkan syurga misalnya atau karena ingin mendapatkan sesuatu balasa atas amal ibadah tersebut, berarti orang itu telah menuruti hawa nafsunya, bukan karena keikhlasan dalam pelaksanaan ketaatan, karena pengertiannya di sini adalah sangat berbeda.
Sebalikya, adapu rag yang ragu-ragu terhadap balasan Allah, maka cukuplah sudah baginya di selamatkan dari siksa amal itu sendiri, sehingga Allah berfirman kepadanya : “Amal yang kamu kerjakan ini tidak berhak utuk mendapatkan balasan dari-Ku, hanya yang pantas bagimu adalah keselamatan dan tidak adanya siksa bagimu.”
Al-Wasithy berkata : “Ibadah-ibadah yag menuju kepada permohonan ampunan itu lebih dekat daripada ibadah yang menuju kepada permohonan dan balasan pahala.”
Khairun Najasy berkata : “Timbangan-timbangan amal-amalmu itu tidak sesuai dengan semua perbuatanmu, maka mintalah timbangan anugerah-Nya, sesungguhnya timbangan anugerah itu yang paling baik dan sempurna daripada permohonan lainnya.”
Allah berfirman : “Katakanlah : ‘Dengan karunia dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira, karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” Q.S Yunus : 58).
Harapan tuntutan seorang hamba sesuai menjalankan amalan ibadah adalah ingin mendapatkan balasan (pahala), dengan seiring itu pula dengan adanya tuntutan seorang hamba tersebut, maka Allah menuntut pula keikhlasan dari pelaksanaan amal ibadah itu. Artiya orang itu berkata beramal hendaklah karena Allah, jangan karena lainnya atau karena ingin mendapatkan balasa (pahala), karena di sini letak suatu keikhlasan seorang hamba dalam beramal ibadah, apabila seseorang yang beramal karena ingin mendapatkan syurga misalnya atau karena ingin mendapatkan sesuatu balasa atas amal ibadah tersebut, berarti orang itu telah menuruti hawa nafsunya, bukan karena keikhlasan dalam pelaksanaan ketaatan, karena pengertiannya di sini adalah sangat berbeda.
Sebalikya, adapu rag yang ragu-ragu terhadap balasan Allah, maka cukuplah sudah baginya di selamatkan dari siksa amal itu sendiri, sehingga Allah berfirman kepadanya : “Amal yang kamu kerjakan ini tidak berhak utuk mendapatkan balasan dari-Ku, hanya yang pantas bagimu adalah keselamatan dan tidak adanya siksa bagimu.”
Al-Wasithy berkata : “Ibadah-ibadah yag menuju kepada permohonan ampunan itu lebih dekat daripada ibadah yang menuju kepada permohonan dan balasan pahala.”
Khairun Najasy berkata : “Timbangan-timbangan amal-amalmu itu tidak sesuai dengan semua perbuatanmu, maka mintalah timbangan anugerah-Nya, sesungguhnya timbangan anugerah itu yang paling baik dan sempurna daripada permohonan lainnya.”
Allah berfirman : “Katakanlah : ‘Dengan karunia dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira, karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” Q.S Yunus : 58).
Posting Komentar untuk "TUNTUTAN HAMBA KEPADA ALLAH TATKALA BERAMAL"
Terimakasih atas kunjungan anda...