Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

HATI-HATI DENGAN HATI

Hati adalah tempat terjadinya getaran yang bersumber dari kehendak jiwa, hati juga merupakan tempat terjadinya resonansi, ia menggetarkan sesuatu, lumrahnya yang lain tentu ikut bergetar, maka hal tersebut terkena resonansi, bisa baik atau buruk, hati atau jantung manusia bagaikan sebuah tabung resonansi gitar, setiap berbuat sesuatu, baik pada taraf berpikir maupun berbuat selalu terjadi getaran di hati.

Getaran tersebut bisa kasar, bisa juga lembut. Dapat bergetar karena bahagia, karena rindu maupun karena marah atau bersedih. Secara umum getaran tersebut berasal dari dua sumber, yakni hawa nafsu dan getaran Illahiah, hawa nafsu adalah keinginan untuk melampiaskan segala kebutuhan diri yang bertentangan dengan nurani.

Ini getarannya cenderung kasar dan bergejolak tak beraturan, misalnya di saat marah, benci, dendam, iri, dengki, berbohong, menipu, merasa sombong dan sebagainya. Dalam tinjauan fisika, getaran semacam ini di sebut memiliki frekuensi rendah, tapi dengan amplitude yang besar.

Orang yang terlalu sering melakukan kejahatan, secara psikologis juga dikatakan hatinya semakin mengeras dan tidak mudah bergetar karena kebajikan, hal ini dapat di buktikan, misalnya orang yang suka berbohong dan menipu.

Pada awalnya, orang yang berbohong akan bergetar hatinya, akan tetapi kalau ia sering berbohong, maka hatinya tidak akan bergetar lagi pada saat ia berbohong, hatinya semakin lama akan semakin keras dan sulit untuk bergetar lagi.

Pada kondisi ini hati seperti tertutup karena tidak mampu lagi beresonansi. Bagaikan lubang gitar yang telah disumpal oleh kain, sedangkan getaran Illahiah, adalah dorongan untuk mencapai tingkatan kualitas yang lebih tinggi.

Getarannya cenderung lembut dan halus, dengan frekuensi getaran yang sangat tinggi dan teratur, misalnya saat seseorang sedang membaca Al-Qur’an, shalat yang khusyu', berdo'a, berdzikir, menolong orang yang sedang kesusahan, serta melakukan kebaikan-kebaikan lainnya, secara tidak sadar dia telah melembutkan getaran jiwanya, membersihkan noda-noda di hatinya.

Hati atau jiwa yang baik adalah yang lembut, yaitu hati yang gampang bergetar. Bagaikan buluh perindu yang menghasilkan suara yang merdu ketika di tiup.

Mengapa bisa begitu?... Karena hati yang lembut bagaikan sebuah tabung resonansi yang bagus, getarannya menghasilkan frekuensi yang semakin lama semakin tinggi, semakin lembut hati seseorang, semakin tinggi pula frekuensinya, Subhanallah…hatinya lembut akan menghasilkan akhlak yang baik.

Posting Komentar untuk "HATI-HATI DENGAN HATI"