Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

ALLAH BERKATA-KATA (AL-KALAM)

Tentang Allah yang wajib kita imani atau percayai adalah salah satunya “Kallam” yang artinya perkataan, maksudnya bahwa Allah itu berkata-kata, bukan diam atau bisu, tidak sedikit jumlahnya ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang menerangkan bahwa Allah berkata, seperti Qalallah, Allah yaqulu, Kallamallahu, Jukallimuhullahu, Qauluhu, Kalimatuhu dan lain sebagainya, yang artinya telah berkata Allah, Allah mengatakan, Allah bercakap-cakap (dengan Nabi Musa), Allah bercakap dengannya, perkataan-Nya, kalimat-Nya dan lain sebagainya, yang banyak sekali terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadist Nabi Muhammad Saw.

Dengan alasan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadist yang banyak itulah ulama-ulama ahli tauhid menetapkan bahwa Al-Kalam menjadi salah satu ketentuan sifat-sifat wajib bagi Allah, dengan kepercayaan bahwa Allah berkata itu, maka kita harus menjauhkan diri kita dari alam pikiran atau anggapan yang menganggap bahwa Allah itu diam saja, tidak berkata-kata atau bisu, tetapi jangan sekali-kali di kira pula, bahwa dengan kepercayaan bahwa Allah berkata-kata itu lalu terbayang di khayalan kita bahwa Allah itu bermulut, punya lidah, punya bibir sebagai alat yang kita pergunakan untuk berkata-kata, kita di haruskan percaya bahwa Allah berkata, tidak di bolehkan memikirkan atau mengkhayalkan bagaimana caranya Allah berkata-kata itu, caranya terserah kepada Allah, yang kita manusia tidak mengetahuinya, karena Allah dan Rasul-Nya tidak pernah menerangkan caranya, beginilah kepercayaan yang sah dalam Islam tentang Allah berkata-kata. Allah berfirman,“Rasul-Rasul itu ada yang Kami lebihkan sebagian atas yang lain, sebagian ada yang Allah bercakap-cakap dengannya dan lain, Ia tinggikan derajadnya sebagian dari mereka, sedangkan kepada Nabi Isa anak MaryamKami beri keterangan-keterangan nyata dan ia kami kuatkan dengan Roh Qudus.” (Q.S. Al-Baqarah : 253).

Dalam ayat di atas di terangkan bahwa Allah bercakap-cakap dengan sebagian Rasul-Nya, yang di maksud dengan sebagian Rasul itu adalah nabi Ibrahim, Nabi Musa dan Nabi Muhammad Saw, inilah yang menjadi kelebihan atau keistimewaan Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul tersebut atas yang lainnya. Allah berfirman,”Ada Rasul-Rasul yang Kami ceritakan kepada engkau (Muhammad) dan ada pula Rasul-Rasul yang tidak Kami kepada engkau (tidak tersebut dalam Al-Qur’an.pen) dan Allah sudah bercakap-cakap dengan Musa sebenar-benar percakapan.” Dalam ayat ini di tegaskan kepada Nabi Muhammad Saw kelebihan Nabi Musa atas Rasul-Rasul yang lain, yaitu Allah bercakap-cakap dengan Musa, percakapan ini terjadi di atas Bukit Thursina (Sinai) dan lamanya bercakap-cakap itu 40 hari 40 malam dan pada percakapan itu pulalah Allah menurunkan wahyu-wahyu tertulis kepada Nabi Musa yang menjadi Kitab Suci Taurat.

Haruslah kita percayai dan yakinkan bahwa seluruh ayat Kita Suci Al-Qur’an yang semuanya berjumlah sekian ribu ayat yang terdiri atas kata atau huruf yang semuanya adalah perkataan Allah, kata-kata Allah atau Kalamullah, yaitu perkataan-perkataan Allah yang sudah di nuzulkan dari alam izzah ke alam nyata, sehingga perkataan-perkataan Allah itu menjadi huruf, lafadz atau kalimat sehingga bisa di baca di baca, di salin tulis, di hafalkan dan sebagainya, dapat di dengar bila ada yang membaca, bisa di fahamkan bila ada yang menjabarkan untuk sebagai pegangan kehidupan dunia dan akhirat.

Al-Qur’an berisi pelajaran-pelajaran tentang alam nyata dan alam gaib, perintah dan larangan berupa hukum-hukum yang di tetapkan Allah, ilmu dan hukum permanent, yang tak berubah buat selama-lamanya, di samping Kalamullah yang merupakan kalimat, adapula kalimat Allah yang merupakan alam semesta, yaitu tentang bumi, bulan, bintang, matahari dan berikut segala isinya dunia dan akhirat, Allah katakan semua dalam Al-Qur’an walau ada banyak juga yang bersifat rahasia bagi Allah terhadap ciptaan-Nya.

Tuhan hanya menciptakan segala sesuatu itu hanya dengann mengucapkan “Jadilah” maka terjadilah apa saja yang di kehendaki oleh Allah, sebagaimana firman Allah, “Bila Tuhan menghendaki sesuatu, Tuhan hanya memerintahkan : “Jadilah”, maka terjadilah ia.” (Q.S. Yaasiin : 82). Bagaimana proses caranya perkataan Allah yang berbunyi “Kun” atau “Jadilah” itu menjadi bumi, langit, bintang, planet, air , angin dan lain sebagainya, tidaklah dapat di ketahui oleh manusia, paling para ahli hanya tahu proses terjadinya manusia secara medis, yaitu sperma menjadi darah, daging, tulang, terus membentuk janin yang akhirnya lengkap layakanya bentuk manusia, pengetahuan ini hanya memantau pergerakan dan pertumbuhan asal kejadian manusia tersebut yang masih secara kasat mata, tapi asal mula semua itu darimana pula? Seperti sperma tadi, sajalah satu misal, jika terjawab satu saja asal mula kejadian, maka makin banyak pertanyaan sumber sperma tadi yang akan di tanyakan. Ibnul Arabi berkata, bahwa pancaran pertama sebab terjadinya alam semesta adalah Al-Aqlul Awwal atau intelek pertama, Al-Aqlul Awwalu ini sama dengan kalam, yaitu perkataan Allah atau firman Allah atau haqiqatul muhammadiyah yang bermakna adalah hakikat yang terpuji, kepadanya oleh Tuhan di tuangkan semua pengetahuan, mengenai semua keadaan dari apa saja yang akan di jadikan oleh-Nya, begitu juga Malaikat-Malaikat akan membantu semua kehendak Allah dan sebagai pelaksana dalam kehidupan dunia ini dan di akhirat sampai masa yang di tentukan oleh Allah sendiri.

Bukalah akal dengan baik agar menjadi manusia yang sadar, sadar akan diri sendiri dan sadar pula terhadap akan adanya sang Maha Pencipta semuanya ini, yaitu Allah. Hendaknya kita hidup jangan hanya mendengarkan perkataan manusia saja, tetapi dengarlah pula perkataan-perkataan Allah yang berisikan tuntunan hidup untuk dunia dan akhirat berupa perintah dan larangan, firman Allah adalah perkataan suci, semua kita suci yang pernah dan sudah di turunkan oleh Allah melalui para Nabi daan Rasul-Nya ke alam dunia ini di simpulkan pada muaranya, yaitu Kitab Suci Al-Qur’an, yang turun via Nabi Muhammad Saw, bacalah kitab-kitab suci itu karena sumbernya adalah Al-Kalam Allah, kita bermohon kepada Allah, agar di beri taufiq dan hidayah, aamiiin.

Posting Komentar untuk "ALLAH BERKATA-KATA (AL-KALAM)"