MENGINGAT MATI ITU CERDAS
Adalah suatu hal yang sulit di mengerti oleh sebagian orang, kenapa agama Islam menyuruh umatnya untuk sering mengingat mati, sedangkan mati itu adalah suatu perkara yang amat mengerikan, untuk apakah agama Islam menyuruh manusia untuk mengingat mati itu? Apakah hal itu tidak membawa bahaya, melenyapkan kegembiraan hidup, menghilangkan kebahagiaan hidup dan memalaskan orang untuk bekerja?
Pertama marilah bersama kita merenungkan akan perkataan Rasulullah berikut : “Berkata Ibnu Umar, pada suatu hari aku datang menemui Rasulullah dan Rasulullah sedang berada di tengah-tengah para sahabatnya yang terkemuka, lalu berdiri salah seorang sahabat dari Anshar bertanya kepada Rasulullah, “Ya Nabi Allah, siapakah manusia yang paling pintar dan siapa pula yang paling cerdas akalnya? Rasulullah lalu menjawab : “Yang paling cerdas dan yang paling pintar adalah orang yang banyak mengingat mati dan yang paling banyak bekal menghadapi mati. Merekalah manusia yang paling pintar dan cerdas karena mereka mendapat kemuliaan di dunia dan kehormatan akhirat.” Di riwayatkan dari Ibnu Umar juga, yaitu Rasulullah bersabda : “Perbanyaklah mengingat haazimal lazaat, yaitu mati.” (H.R. Ath-Thabrani). Selanjutnya sabda Rasulullah : “Bila hati seseorang telah di masuki nur (cahaya iman), maka hati itu menjadi lapang dan terbuka.” Lalu orang banyak bertanya : “Apakah tandanya hatinya yang lapang dan terbuka itu? Rasulullah menjawab : “Ada perhatian terhadap kehidupan yang kekal di akhirat dan timbulnya pengertian tentang tipu daya kehidupan dunia ini dan orang bersedia-sedia menghadapi mati sebelum datangnya mati.” Jadi mengingati mati adalah orang yang mulia di dunia dan terhormat di akhirat sebagaimana yang di katakan Rasulullah, sebaliknya jika lupa akan mengingat akan mati maka jadilah orang yang terhina di dunia dan akhirat sebagaimana kebalikannya dari ucapan Rasulullah tentang mati tersebut. Hal itu menunjukkan kebodohan, bukan kecerdasan sebagaimana yang di katakan Rasulullah dan bukanlah pekerti orang yang beriman jika tidak mau mengingat mati, tapi jangan sekali-kali salah mengira, bahwa anjuran agama untuk sering mengingat mati itu jangan pula di artikan bahwa kita di suruh untuk berharap cepat mati, karena itu malah di larang bersifat harap cepat mati. Di riwayatkan dari Anas bahwa Rasulullah bersabda : “Sekali-kali janganlah seseorang di antara kamu bercita-cita supaya lekas mati karena salah satu petaka yang sedang menimpa dirinya, daripada bercita-cita cepat mati, lebih baik dia berkata : “Yaa Alla, hidupkanlah aku sekiranya hidup itu lebih baik bagiku dan wafatkanlah aku sekiranya wafat lebih baik bagiku.”
Paman Rasulullah yang bernama Abbas pernah menderita sakit yang amat keras, lalu dia berdo’a supaya lekas mati, Rasulullah datang dan lalu berkata pada pamannya : “Yaa Abbas paman Rasulullah, jangan sekali-kali paman mencita-citakan lekas mati, lebih baik bercita-cita hidup agar dapat menambah kebaikan itu, jika sekiranya paman orang yang berdosa, lebih baik hidup terus untuk dapat bertaubat atas dosa, dari itu janganlah paman bercita-cita lekas mati.” Rasulullah bersabda : “Sebaik-baik manusia menurut pandangan Agama Islam, adalah orang yang panjang umur dan baik pekerjaannya, sedangkan yang sejahat-jahat manusia adalah orang yang panjang umurnya tetapi jahat pekerjaannya.” (H.R. Al-Hakim).
Dari redaksi lain…di riwayatkan salah seorang sahabat yang bertanya kepada Rasulullah : “Yaa Rasulullah, siapakah manusia yang paling baik?
Rasulullah menjawab : “Yang paling baik adalah orang yang panjang umurnya dan baik pekerjaannya, sedangkan manusia yang jelek adalah orang yang panjang umurnya tapi jelek perbuatannya.” (H.R. Imam Ahmad dan At-Tirmidzi).
Pertama marilah bersama kita merenungkan akan perkataan Rasulullah berikut : “Berkata Ibnu Umar, pada suatu hari aku datang menemui Rasulullah dan Rasulullah sedang berada di tengah-tengah para sahabatnya yang terkemuka, lalu berdiri salah seorang sahabat dari Anshar bertanya kepada Rasulullah, “Ya Nabi Allah, siapakah manusia yang paling pintar dan siapa pula yang paling cerdas akalnya? Rasulullah lalu menjawab : “Yang paling cerdas dan yang paling pintar adalah orang yang banyak mengingat mati dan yang paling banyak bekal menghadapi mati. Merekalah manusia yang paling pintar dan cerdas karena mereka mendapat kemuliaan di dunia dan kehormatan akhirat.” Di riwayatkan dari Ibnu Umar juga, yaitu Rasulullah bersabda : “Perbanyaklah mengingat haazimal lazaat, yaitu mati.” (H.R. Ath-Thabrani). Selanjutnya sabda Rasulullah : “Bila hati seseorang telah di masuki nur (cahaya iman), maka hati itu menjadi lapang dan terbuka.” Lalu orang banyak bertanya : “Apakah tandanya hatinya yang lapang dan terbuka itu? Rasulullah menjawab : “Ada perhatian terhadap kehidupan yang kekal di akhirat dan timbulnya pengertian tentang tipu daya kehidupan dunia ini dan orang bersedia-sedia menghadapi mati sebelum datangnya mati.” Jadi mengingati mati adalah orang yang mulia di dunia dan terhormat di akhirat sebagaimana yang di katakan Rasulullah, sebaliknya jika lupa akan mengingat akan mati maka jadilah orang yang terhina di dunia dan akhirat sebagaimana kebalikannya dari ucapan Rasulullah tentang mati tersebut. Hal itu menunjukkan kebodohan, bukan kecerdasan sebagaimana yang di katakan Rasulullah dan bukanlah pekerti orang yang beriman jika tidak mau mengingat mati, tapi jangan sekali-kali salah mengira, bahwa anjuran agama untuk sering mengingat mati itu jangan pula di artikan bahwa kita di suruh untuk berharap cepat mati, karena itu malah di larang bersifat harap cepat mati. Di riwayatkan dari Anas bahwa Rasulullah bersabda : “Sekali-kali janganlah seseorang di antara kamu bercita-cita supaya lekas mati karena salah satu petaka yang sedang menimpa dirinya, daripada bercita-cita cepat mati, lebih baik dia berkata : “Yaa Alla, hidupkanlah aku sekiranya hidup itu lebih baik bagiku dan wafatkanlah aku sekiranya wafat lebih baik bagiku.”
Paman Rasulullah yang bernama Abbas pernah menderita sakit yang amat keras, lalu dia berdo’a supaya lekas mati, Rasulullah datang dan lalu berkata pada pamannya : “Yaa Abbas paman Rasulullah, jangan sekali-kali paman mencita-citakan lekas mati, lebih baik bercita-cita hidup agar dapat menambah kebaikan itu, jika sekiranya paman orang yang berdosa, lebih baik hidup terus untuk dapat bertaubat atas dosa, dari itu janganlah paman bercita-cita lekas mati.” Rasulullah bersabda : “Sebaik-baik manusia menurut pandangan Agama Islam, adalah orang yang panjang umur dan baik pekerjaannya, sedangkan yang sejahat-jahat manusia adalah orang yang panjang umurnya tetapi jahat pekerjaannya.” (H.R. Al-Hakim).
Dari redaksi lain…di riwayatkan salah seorang sahabat yang bertanya kepada Rasulullah : “Yaa Rasulullah, siapakah manusia yang paling baik?
Rasulullah menjawab : “Yang paling baik adalah orang yang panjang umurnya dan baik pekerjaannya, sedangkan manusia yang jelek adalah orang yang panjang umurnya tapi jelek perbuatannya.” (H.R. Imam Ahmad dan At-Tirmidzi).
Subhanallah,.. ijin share.
BalasHapusSilakan saja saudara...
BalasHapus