Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

BAHAYA LIDAH DAN KEUTAMAAN DIAM

Bahaya lidah itu besar, untuk terlepas dari bahayanya adalah diam, karena itu agama memuji diam dan menganjurkan banyak diam daripada bicara yang tak berguna, Rasulullah Saw bersabda : “Man shamata najaa (Barangsiapa diam, niscaya ia terlepas (dari bahaya).” Dan juga Rasulullah Saw bersabda : “Ash-shamtu hukmun wa qaliilun faa’iluh (Diam itu suatu hukum dan sedikitlah yang melaksanakannya.” Hukum pada hadist ini bermaksud hikmah dan memikirkan akibat daripada terlalu banyak bicara yang tiada guna dan malah cenderung berbuat dosa. Di riwayatkan oleh Abdullah bin Sufyan dari ayahnya, di mana ayahnya berkata : “Aku berkata : “Wahai Rasululllah! Kabarkanlah kepadaku tentang Islam, akan sesuatu hal di mana aku tidak akan bertanya lagi tentang itu kepada seseorang sesudah engkau!`” Rasulullah menjawab : “Katakanlah! Aku beriman dengan Allah kemudian engkau berpendirian teguh.” Ayah Abdullah itu meneruskan ceritanya : “Lalu aku bertanya lagi : “Apakah yang aku pelihara? Rasulullah menunjukkan dengan tangannya kepada lidahnya.” Uqbah bin Amir berkata : Aku bertanya : “Wahai Rasulullah, apakah jalan kelepasan? Rasulullah menjawab : “Tahanlah lidahmu! Hendaklah rumahmu memberi kelapangan bagimu dan menangislah atas kesalahanmu!”. Sahl bin Sa’ad As-Sa’idi berkata : Rasulullah bersabda : “Barangsiapa menjamin bagiku, apa yang di antara dua tulang rahangnya (lidah) dan yang di antara dua kakinya (kemaluan), niscaya akan aku jamin baginya syurga.” Hawa nafsu yang inilah banyak membinasakan manusia, karena itulah tahanlah lidah hanya untuk bicara yang baik dan penting saja, jangan banyak bicara tak berguna apalagi yang terlarang dan kotor-kotor, dengan demikian maka dapat juga selamat di dunia dan di akhirat. Untuk hal ini obatnya adalah sesuai dengan sabda Rasulullah : “Taqwa kepada Allah dan baguskan akhlak.” Di tanyakan pula sebab terbesar yang membawa manusia masuk neraka, maka Rasulullah bersabda : “Dua rongga badan, yaitu mulut dan kemaluan.” Maksud mulut itu adalah lidah dan lisan. Ma’az bin Jabal berkata : “Aku bertanya, “Wahai Rasulullah! Adakah kita ini di siksa dengan apa yang kita katakan?” Rasulullah menjawab : “Di pupus kamu oleh ibumu, hai Ibnu Jabal! Adakah manusia meringkuk dalam neraka atas hidungnya selain oleh yang di ketam atau di perbuat lidahnya? (H.R. Ibnu Majah dan Al-Hakim).

Abdullah Ats-Tsaqafi berkata : “Aku berkata : “Wahai Rasulullah! Kabarkanlah kepadaku akan sesuatu yang akan aku pegang teguh. Rasulullah menjawab : “Katakanlah Tuhanku Allah kemudian kamu berpendirian teguh (Istiqamah)!` Aku bertanya lagi : “Wahai Rasulullah, Apakah yang lebih engkau takuti padaku? Rasulullah lalu mengambil lidahnya seraya bersabda : “Ini!. Di riwayatkan bahwa Ma’az bertanya : “Wahai Rasulullah, amal apakah yang paling utama? Lalu Rasulullah mengeluarkan lidahnya kemudian meletakkan jarinya atas lidah itu. Rasulullah bersabda : “Man sarra hu an yaslama falyalzamish-shamta (Barangsiapa suka selamat, maka hendaklah ia membiasakan diam.” (H.R. Al-Baihaqi).

Posting Komentar untuk "BAHAYA LIDAH DAN KEUTAMAAN DIAM"