Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

Hikmah Adanya Nafsu

Seumpama tidak ada berbagai medan nafsu, niscaya tidak akan nyata perjalanan orang-orang yang berjalan kepada Allah, jika tidak ada jarak antara kamu dengan Allah, di mana kendaraanmu dapat menempuhnya dan tidak ada pemutusan antara kamu dengan Allah, sehingga sesuatu hubungan yang menghapusnya.Empat di antaranya yang menjadi musuh manusia yang termasuk juga di situ hawa nafsu, sampai-sampai di katakan Rasulullah bahwa perang yang paling besar adalah perang melawan hawa nafsu, tapi harus tahu di balik musuh itu ada suatu hikmah yang besar nan terkandung di dalamnya, sebab seandainya jika tidak ada hawa nafsu, pasti orang tidak akan ada gairah dan bersungguh-sungguh dalam menuju hadirat Allah dengan menjalankan berbagai amal ibadah.

Jika tidak ada hawa nafsu, mak orang-orang akan menjadi enggan berjalan menuju kepada Allah, sebab dalam perjalanan menuju kepada Allah itu harus memotong atau melenyapkan berbagai macam akibat yang di timbulkan oleh hawa nafsu itu sendiri, dari empat macam akibat itu adalah sebagai berikut :

Masalah keduniaan;
  • Syaithan (Iblis);
  • Makhluk, dan
  • Nafsu yang mengajak kepada kehancuran atau kebinasaan.
Ketahuilah, bahwa manusia celaka itu di tandai dengan senantiasa sibuk dan menyibukkan diri terhadap kenikmatan hidup duniawi dan melupakan sama sekali kehidupan yang akan datang, dunia ini di pandangnya laksana lautan madu yang paling perlu di cicipi kelezatan rasa manis madunya, walaupun sesungguhnya ia sendiri menyadari bahwa kenikmatan dunia ini sifatnya sementara dan akan fana, tapi hatinya tersangkut erat pada keduniaan, memang sudah menjadi tabiat manusia cinta kepada segala sesuatu yang di pandang sebagai kenikmatan duniawi sebagaimana yang telah di nyatakan Allah dalam Al-Qur’an Surah Ali Imran Ayat 14, yaitu : “Di jadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa yang di ingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah tempat kembali yang baik (Syurga).” Meskipun tabiat dan naluri manusia cinta kepada kenikmatan duniawi, tapi di samping itu Allah menganugerahkan satu instrument yang dapat mengendalikan keinginan-keinginan itu, yaitu akal dan pikiran, dengan senjata akal manusia dapat membedakan antara yang baik dengan yang buruk, antara yang menguntungkan dengan yang merugikan, antara nilai jangka pendek dan jangka panjang suatu sebab akibat perbuatan.

Dalam hal itu akal saja tidak cukup mampu dan mantap dalam mengendalikan tabiat dan keinginan itu, berapa banyak orang cerdas, pintar dan brillian, tapi justru kadang-kadang kepintarannya itu menyeret dia ke lembah kerusakan dan kehancuran, itulah sebabnya akal itu perlu pula mendapatkan bimbingan dan petunjuk dari pencipta dan arsitek akal itu sendiri, yaitu Allah yang menurunkan Agama Islam sebagai pegangan.

Untuk itu akal dan agama sangatlah perlu untuk sebagai senjata yang ampuh dalam melenyapkan musuh yang empat seperti tersebut di atas.

Ajaran-ajaran agama Islam mengandung petunjuk-petunjuk yang dapat di buat menjadi kompas mengarungi samudera kehidupan yang penuh gelombang dan pancaroba ini, agar jangan sampai tenggelam ke lautan dosa yang membuat kehidupan esok jadi celaka dan mendapat murka Allah.

Dengan demikian bahwa hindarilah empat hal di atas dan bimbing jadi baik, hawa nafsu pimpin dan bimbing hanya kepada kebaikan, sementara segala bentuk dan jenis kenikmatan dunia ini hanyalah sementara dan tipuan belaka yang membuat kehidupaan abadi kelak di akhirat jadi hancur, iblis dan syaithan senantiasa menggunakan hawa nafsu dengan mengipas-ngipasinya dengan bumbu keindahan dan manusia jadi terjerumus karenanya, maka jadi kewajiban bagi manusia yang beriman untuk melenyapkan segala bentuk bisikan buruk pada hawa nafsu untuk dapat memimpinnya dengan hanya menuju kepada kebaikan dan dengan demikian maka berhasillah ia dalam mendekatkan diri kepada Allah.

Posting Komentar untuk "Hikmah Adanya Nafsu"