Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

SALAH MENYIKAPI MUSIBAH DAN SYIRIK ADALAH KEKUFURAN

Musibah memang dan sering melanda didunia, baik secara umum ataupun secara sendiri atau pribadi, bencana datang silih berganti dan yang tak kunjung reda, itu disebabkan karena dosa dan kemaksiatan umat manusia itu sendiri kepada Allah Swt., sayangnya, hampir tidak pernah kita dengar dari para pakar bencana kecuali sebab-sebab fisik, mengapa terjadi gempa, letusan gunung, tsunami, dan lainnya.
Hampir tidak ada yang mengaitkannya dengan ulah perbuatan umat manusia itu sendiri dalam bingkai-bingkai dan sendi-sendi agama, termasuk juga mereka yang dikatakan sebagai para sarjana agama yang seharusnya tahu akan penyebabnya secara garis keagamaan, bahkan mereka terkesan melecehkan orang-orang yang mengaitkan antara bencana dengan perbuatan manusia, padahal sejatinya ada kaitan antara dua hal tersebut sebagaimana Allah Swt berfirman,”Dan musibah apa saja yang menimpa kalian maka itu disebabkan karena perbuatan tangan kalian, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahan tersebut).” (Q.S. Asy-Syuuraa : 30).

Jagalah agar manusia jangan sampai diadzab oleh Allah Swt sebagaimana adzab yang telah ditimpakan kepada kaum-kaum dan umat-umat sebelum kita, karena kezhaliman-kezhaliman mereka. Allah Swt berfirman,“Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan umat-umat sebelum kalian ketika mereka berbuat kezhaliman, padahal para rasul telah datang kepada mereka dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata, tetapi mereka sama sekali tidak mau beriman. Demikianlah Kami membalas orang-orang yang berbuat dosa. Kemudian, Kami menjadikan kalian sebagai pengganti-pengganti mereka di muka bumi supaya Kami memperhatikan bagaimana kalian berbuat.” (Q.S. Yunus : 13-14).

Tidaklah suatu kezhaliman dilakukan melainkan akan menimbulkan bencana, dan sebesar-besar kezhaliman yang dilakukan seorang hamba adalah menyekutukan Allah Swt adalah syirik dengan selain-Nya dan menjamurnya perbuatan bid’ah pada syari’at Islam itu sendiri, ia beribadah tidak hanya kepada Allah Swt semata, namun juga kepada selain Allah Swt, mereka menyembah kuburan, patung-patung, penguasa laut, gunung, pohon dan lain sebagainya yang sama sekali tidak dapat memberikan manfaat bagi mereka ataupun memberi musibah untuk mereka, mereka tidak meminta sesuatu hanya kepada Allah Swt, namun juga meminta kepada benda mati yang sama sekali tidak bisa mendengar terlebih lagi mengabulkan permohonan mereka, juga dengan penyebab seperti pemimpin dan penguasa yang dzalim, tidak memimpin sebagaimana ajaran Islam.

Allah Swt berfirman,“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah sebenar-benar kezaliman yang amat besar.” (Q.S. Luqman : 13). “Janganlah kamu berdo’a (beribadah) kepada selain Allah, sesuatu yang jelas tidak kuasa memberikan manfaat dan mudharat kepadamu, kalau kamu tetap melakukannya maka kamu benar-benar termasuk orang yang berbuat zalim.” (Q.S. Yunus : 106).

Syirik adalah sebab kehancuran umat
Jika kita telusuri kisah-kisah umat terdahulu yang jatuh ke dalam kehancuran, maka kitakan dapati mereka adalah orang-orang yang telah berbuat syirik kepada Allah Swt, mereka menyekutukan Allah Swt dengan selain-Nya dan mereka lebih mendahulukan hawa dan nafsu dari pada beriman kepada Allah Swt, lihatlah kehancuran kaum Nabi Nuh As yang disebabkan karena kesyirikan dan keangkuhan mereka. 


Allah Swt berfirman,“Maka mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera, dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya).” (Q.S. Al-A’raf : 64). 

Lihat pula kehancuran kaum Nabi Hud As yang juga disebabkan kesyirikan dan kufur nikmat mereka, Allah Swt mengisahkan perdebatan antara Nabi Hud As dengan kaumnya dalam Allah Swt berfirman,”Mereka berkata,“Apakah kamu datang kepada kami, agar kami hanya menyembah Allah saja dan meninggalkan apa yang biasa disembah oleh bapak-bapak kami?, maka datangkanlah adzab yang kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar”. Ia (Hud) berkata,“Sungguh sudah pasti kamu akan ditimpa adzab dan kemarahan dari Rabb-mu. Apakah kamu sekalian hendak berbantah dengan aku tentang nama-nama (berhala) yang kamu dan nenekmu menamakannya, padahal Allah sekali-kali tidak menurunkan hujjah untuk itu. Maka tunggulah (adzab itu), sesungguhnya aku juga termasuk orang yang menunggu bersama kamu.” (Q.S Al-A’raf : 70-71). 

Dalam ayat yang lain, Allah Swt telah mengabarkan kehancuran mereka. Allah Swt berfirman,“Maka tatkala mereka melihat adzab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, berkatalah mereka, “Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami”. (Bukan)! Bahkan itulah adzab yang kamu minta supaya datang dengan segera, (yaitu) angin yang mengandung adzab yang pedih, yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Rabbnya, maka jadilah mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. Demikianlah Kami memberi balasan kepada kaum yang berdosa.” (Q.S. Al-Ahqaf : 24-25). Dan semua kisah-kisah lainnya akan kehancuran kaum terdahulu adalah berawal karena kesyirikan yang telah mereka lakukan.

BAHAYA SYIRIK
Kesyirikan tidaklah sebatas seseorang menyembah kepada berhala atau mengakui adanya pencipta selain Allah Swt, akan tetapi mempunyai makna yang lebih luas dari itu semua, jika suatu peribadatan dipalingkan kepada selain Allah Swt, maka ia telah berbuat syirik, entah itu ditujukan kepada malaikat, orang shaleh, Nabi, wali, jin, rabithah yang salah atau selainnya, maka ia telah melakukan kesyirikan, dan kesyirikan mempunyai dampak yang sangat besar kepada pribadi seseorang, masyarakat, bahkan suatu negara, diantara bahaya kesyirikan yang dapat dirasakan di dunia adalah :

1. Hilangnya rasa aman dan munculnya kekhawatiran dalam hati, Allah Swt berfirman,“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. Al-An’am : 82). 


Tersesatnya ia di dunia dan di akhirat, orang yang senantiasa dalam kesyirikan, maka ia tidak akan mengetahui hakikat kebenaran, yang akhirnya ia akan tersesat didalam kehidupan, terlebih di akhirat kemudian. Allah Swt berfirman, “Barangsiapa yang mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.” (Q.S. An-Nisaa’ : 116).


Syirik penyebab siksa dan murka Allah Swt, Allah Swt berfirman,“Jikalau sekiranya penduduk-penduduk negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami limpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (Q.S. Al-A’raf : 96).


Syirik penyebab kehancuran seseorang, Rasulullah Saw bersabda,“Jauhilah tujuh hal yang menghancurkan (membinasakan)”. Bertanya para sahabat, apa itu ya Rasulullah? Beliau bersabda,“Syirik (menyekutukan Allah), membunuh jiwa yang Allah haramkan, kecuali yang dibenarkan syari’at, sihir (tenung dan santet), memakan riba, memakan (menyelewengkan) harta anak yatim, lari dari pertempuran (karena takut), menuduh wanita baik-baik berzina.” (H.R. Bukhari dan Muslim). 


Kesyirikan akan menimbulkan permusuhan dengan orang yang beriman, Allah Swt berfirman,“Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka.” (Q.S. Al-Mujadilah : 22).
 

Kesyirikan akan menjadikan pelakunya hidup dalam kesempitan, Allah Swt berfirman,“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (Q.S. Thaha : 124).

Tidak ada sebab yang membuat seseorang tertimpa musibah yang lebih besar daripada kesyirikan, dan kesyirikan adalah penghalang kita dari syurga yang telah Allah Swt janjikan, serta menjadi tabir bagi diri kita untuk dapat melihat wajah Allah Swt nan mulia secara mata hati yang bersih dengan cahaya keimanan.

Allah Swt berfirman,“Maka barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Rabb nya, hendaklah ia mengerjakan amal-amal yang shalih dan tidak mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya dalam beribadah.” (Q.S. Al-Kahfi : 110). Demikianlah untuk diperhatikan bersama, jangan sampai berbuat syirik dalam menyembah Allah Swt, jangan berlaku aniaya dan dzalim pada diri sendiri ataupun pada sesama dan umat secara luas, semoga kita tidak termasuk orang-orang yang menyekutukan Allah Swt, dan semoga kita senantiasa berdo’a kepada Allah Swt agar dijauhkan dari kesyirikan sebagaimana do’a Nabi Ibrahim As,“Ya Rabbku, jadikanlah negeri ini (Makkah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.” (Q.S. Ibrahim : 35), amiin….

Posting Komentar untuk "SALAH MENYIKAPI MUSIBAH DAN SYIRIK ADALAH KEKUFURAN"