Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

Menyadarkan Manusia, Allah Swt Berikan Peringatan-Peringatan

Hidup ini adalah bara api yang tak pernah tersenyum dan akan membuat manusia menjadi kayu bakarnya jika manusia tertawan penuh pada hasutan hawa dan nafsu serta sifat buruk lainnya dan terpenjara pada teka teki rahasia antara kehidupan dan kematian yang akan menjelang, Allah Swt mengetahui bahwa kamu tidak mau menerima nasihat-nasihat saja, maka Dia mencobakan rasa kepadamu dari rasa dunia akan apa yang kamu begitu mudahnya untuk meninggalkan-Nya.
Memang sudah lumrah menjadi watak manusia memiliki sifat bandel, tak mau tahu, acuh tak acuh dan tidak mau sadar dan percaya apabila di nasihati tau di beri tahu, di tunjukkan gambaran-gambaran, seperti halnya tentang kehidupan dunia yang hanya sementara ini yang mana penuh dengan tipuan-tipuan yang menyesatkan dan menjerumuskan manusia kelembah hina yang berakibat jadi penyesalan dan hilangnya sesuatu kebahagiaan dan ketenangan yang selalu di damba-dambakannya, bagaimana mau tenang dan bahagia jika selalu saja bandel dan tidak mau memahami setiap pembelajaran kebaikan yang di tunjukkan atau di gambarkan.Nasihat-nasihat yang baik biasanya hanya di abaikan saja dan tak untuk di indahkan serta tidak di percayainya, secara umum manusia hanya mengakui ketika saat di dengarkan saja, di lain kesempatan kembali berbuat semena-mena dan sesukanya sendiri, lalu ketika ada sesuatu persoalan maka sudah lumrah juga para manusia mendekatkan diri kepada-Nya berkeluh kesah pada-Nya, sementara sebelumnya tiada di lakukan hal itu (ketaatan) sama sekali, manusia type begini adalah jenis yang tidak istiqamah di jalan-Nya.

Dalam hal ini, Allah Swt mempersiapkan dengan berupa peringatan-peringatan dan hanya di pahami oleh orang-orang yang memang mau memahami akan sesuatu hal jalan kebenaran, jika sebaliknya maka akan selalu berbuat sesuka hati dalam setiap gerak dan perbuatan dan selalu melupakan hal-hal yang harus prinsip dalam menjaga kebenaran untuk bersikap dalam menjalani kehidupan sehari-hari di lingkungannya.

Allah Swt memberikan peringatan kepada hamba-Nya berupa akibat-akibat buruk yang langsung di alami, seperti adanya sakit, kegiatan yang banyak halangannya, kurang langgeng dalam pergaulan dengan sekitar serta lain-lain akibat keburukan yang di beri-Nya, semua ini tujuan pokoknya Allah Swt adalah agar manusia bisa sadar dan bisa berubah, Allah Swt juga punya maksud lain, yaitu agar manusia langsung sadar dan bosan pada kehidupan dunia yang semu lalu ia akan segera mengejar kepada kehidupan akhirat untuk di persiapkannya, tapi hal ini jarang di sadari oleh para umat manusia, sehingga jadi nyatalah bahwa ujian Allah Swt itu pada hakikatnya adalah suatu rahmat bagi hamba-Nya.

Mesti di sadari, bahwa di tengah-tengah kesibukan manusia dalam menjalani kehidupannya, maka satu demi satu dari manusia itu sendiri yang semula sibuk dalam hanya mengurusi dunia dan kepentingan hawa dan nafsunya akhirnya akan meninggalkan dunia ini juga tanpa ada yang di bawa kecuali amal ibadahnya, baik atau buruk.

Kematian telah memisahkan manusia dari kehidupan dunia ini yang mau tak mau akan mengalami satu bentuk lain dari kehidupan, yaitu akhirat, pertama masuk ke alam kubur yang di namai juga dengan alam bardzakh yang mempunyai tata cara tersendiri pula selama di situ, begitu juga dengan kekayaan, kecantikan, ketampanan, yang berilmu, pejabat atau penguasa dan seseorang yang rendahan serta tidak berarti apa-apa akan mengalami semua ini, secara sesaat saja para manusia akan sangat takutnya pada yang namanya “mati” ini, namun tidak mau mengerti apa itu hakikat mati, setelah dirinya di timpa kesusahan dan bencana serta lain sebagainya, maka di situ muncul permintaan yang sesat, yaitu kalau tidak di penuhi permintaannya, maka lebih baik mati saja, begitulah secara umum anggapan para manusia yang kurang iman apabila di landa kesusahan.

Salah satu yang menyebabkan kesusahan dan kesukaran bathin bagi para manusia adalah dengan tidak mau mempelajari bagaimana cara hidup yang benar dan bagaimana pula kelak jika mati, sebab terlalu biasa dengan gaya hidup yang jauh dari anjuran agama dan tidak mau untuk menyadarinya bahwasanya ia telah salah langkah, kejar kepuasan bathin atas kenikmatan dan kehormatan dunia, berlaku sikap sesuka hati yang penting diri senang tanpa peduli apakah langkah tersebut sudah benar dengan aqidah yang di anutnya atau tidak , dengan menerapkan motto gaya hidup hanya sekali dan nikmati apa yang mau di nikmati, berlaku gaya keren padahal laknat dan maksiat.

Mengertilah, bahwasanya hidup ini ada pemiliknya, yaitu Allah Swt, bukan kita yang punya pengaturan hidup ini, ingin selamat maka ikuti aturan yang menciptakan alam semesta beserta segala isinya ini, para manusia hanya tahu untuk hidup dan lakukan apa saja serta nikmati kenikmatan dari-Nya, tapi hal ini ada ketentuan dan syarat-syaratnya, memang kenikmatan di ciptakan hanya untuk para makhluk-Nya, tapi semua itu ada ketentuan dan aturannya pada Al-Qur’an dan Al-hadist Nabi Saw.

Sungguh salah sekali kalau di kira kehidupan ini adalah sang makhluk yang punya, hidup ini adalah kepunyaan Allah Swt, ingatlah lagi akan arti dan makna yang sering di baca ini, jika memang manusia itu rajin shalat dan tahu apa yang di bacanya dalam shalat tersebut, maksudnya jangan shalat asal-asalan saja, tapi fahami dan maknailah setiap gerak dan apa-apa yang di baca ketika shalat tersebut di lakukan, yaitu,”Qul innashalati wanusukii wamahyaaya wa mamaati lillahirabbil’alamiin….(Katakanlah : Sesungguhnya sembahyangku, ibadahku, hidupku dan matiku, hanyalah milik Allah, tuhan semesta alam).” (Q.S Al-An’aam Ayat : 162).

Memang manusia terlahir kedunia bukan menurut kehendak manusia itu sendiri pada awalnya, dan ketika meninggal dunia juga bukan karena kehendak manusia itu sendiri, manusia terlahir dan mati kembali adalah menurut “Kodrat dan Iradat” Allah Swt menurut pada umur dan ajal yang telah di tentukan-Nya.

Dari itu sadarilah bahwa hidup itu Allah Swt yang punya, apa yang menjadi kesusahan hidup adalah di sebabkan manusia itu sendiri tidak pernah mau menyadarinya, di kiranya hidup ini milik dia sendiri, lalu dia bersikap semau hati, sekehendak hati, menurut hawa dan nagsu yang buta dan suka bersenang-senang di luar jalur kebenaran, dengan sikat hidup sedemikian maka akan bertabrakanlah dengan yang punya kehidupan sesungguhnya, yaitu Allah Swt.

Fungsi agama yang di buat Allah Swt adalah juga untuk mengatur supaya hidup ini penuh dengan kejayaan, kemakmuran, ketenangan, bahagia, aman dan tenteram serta yang di ridhai-Nya, jadilah kehidupan yang terhormat di dunia dengan mengusung khasanah kehidupan akhirat, jangan condong kedunia tapi condonglah kepada kehidupan akhirat, baik di dunia ini dan tentu baik pula di akhirat, inilah garis yang di tentukan Allah Swt dengan jalan agama kepada hamba-hamba-Nya guna mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, masalah kehidupan manusia adalah semestinya mencari kesempurnaan hidup di akhirat, sebab dunia ini hanya merupakan persiapan persiapan semata-mata dengan melakukan kebersihan jiwa dan melaksanakan amal ibadah sebagai syarat penempatannya di kehidupan akhirat kelak.

Dalam menghadapi hidup di dunia jika persoalan dunia, maka manusia bisa saja menyelesaikannya dengan bermusyawarah, entah dengan teman, family, sahabat dan lain sebagainya, tetapi soal mati, manusia tidak dapat sedikitpun juga untuk bermusyawarah dengan sesamanya, sebab akan berhadapan dengan malaikat maut yang di perintahkan Allah Swt, ia wakil mutlak Allah Swt yang tak kenal kompromi dalam menjalankan perintah Allah Swt. Allah Swt berfirman,”Tiap-tiap umat mempunyai ajal, apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkan barang sesaatpun dan tidak pula mendahulukannya.” (Q.S Yunus Ayat : 49).

“Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (Q.S An-Nisaa’ Ayat : 78).

Dari itu maka dalam gelimang kehidupan dunia, manusia beriman akan selalu berusaha dalam membina hidup yang baik dan berusaha mencapai keridhaan Allah Swt, agar di akhir hidup nanti dapat memperoleh taraf khusnul khatimah.

Renungkanlah,”Barang siapa yang lupa akan mati setelah tertimpa bencana berarti ia celaka, celaka dalam hidup dan celaka pada kehidupan akhirat nantinya.”

Begitulah kehidupan manusia yang umunya senantiasa sibuk akan dunia ini, bersikap sembrono dan sesuka hati, bergaul bebas tanpa batasan yang mengakibatkan hidpu dalam kebodohan zina, jarang dan tiada mau hijrah dari alam kelalaian dan kebodohannya kepada arah kehidupan yang lebih baik sesuai akhlak Al-Qur’an dan anjuran Rasulnya, kecantikan, ketampanan, harta dan kemewahan serta lainnya itu adalah sesaat saja di dunia ini, jika ia cantik atau tampan, fikirkanlah berapa lama ia tetap cantik dan tampan secara fisik, apa guna cantik dan tampan jika dalamnya penuh dengan keingkaran dan maksiat, apa guna harta dan kemewahan yang terlalu di kejar, jika itu juga hanya sesaat dan tidak di ketahui berapa lama ia di beri hal itu serta pertanggungjawabannya sangat besar kelak, agama menganjurkan dengan sangat untuk sederhana dan berlaku dalam taraf sedang-sedang saja dan jangan berlebihan dalam bentuk apapun juga saat menjalani kehidupan ini, berlakulah baik dan segeralah hijrah dari kehidupan yang buruk kepada kehidupan yang baik sesuai aqidah dan akhlak yang telah di gariskan Allah Swt.

Posting Komentar untuk "Menyadarkan Manusia, Allah Swt Berikan Peringatan-Peringatan"