Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

PENGERTIAN MURAQABAH DALAM AJARAN THARIQAT AN-NAQSYABANDI

Dzikir muraqabah ialah berkekalannya seorang hamba, ingat bahwa dirinya senantiasa di monitor oleh Allah dalam seluruh tingkah lakunya. Muraqabah artinya saling mengawasi, saling mengintai dan saling memperhatikan, dalam kajian tasawwuf atau thariqat, muraqabah dalam pengertian bahasa tersebut yaitu terjadinya antara hamba dengan khaliknya.

WAKANALLAHU 'ALA KULLI SYAI'IN RAKIBAN
Artinya : “Dan adalah Allah Maha mengawasi segala sesuatu”. Al-Ahzab Ayat 52.

AFAMAN HUWA QA'IMUN 'ALA KULLI NAFSYIN BIMA KASYABAT
Artinya : “Apakah Tuhan yang menjaga Setiap diri terhadap apa yang diperbuatnya (sama dengan yang tidak demikian sifatnya)?”. Ar-Ra’d Ayat 33.

ALAM YA'LAM BI'ANNALLAHA YARAYA
Artinya : “Tidaklah Dia mengetahui bahwa Sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?”. Al-‘Alaq Ayat 14.

INNALLAHA KANA 'ALAIKUM RAKIBAN
Artinya : “Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”. An-Nisa’ Ayat 1.

RADHIYALLAHU 'ANHUM WARADHU 'ANHU ZALIKA LIMAN KHASIYA RABHU
Artinya : “Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya. yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya”. Al-Bayyinah Ayat 8.

Rasulullah Saw bersabda : “Hendaklah engkau menyembah kepada Allah seolah engkau melihat Allah dan jika engkau tidak dapat melihat melihat Allah, maka sesungguhnya Allah melihat akan kamu”. Hadist riwayat Muslim.

Dari ayat dan hadist tersebut di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa muraqabah berarti mawas diri seorang hamba terhadap khaliknya bahwasanya Allah mengawasi, mengintai dan memperhatikan setiap niat dan amalan hambanya, sebaliknya seorang hamba harus mawas diri terhadap hati, niat dan amal yang dia kerjakan untuk melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya.

Seorang hamba harus melaksanakan perhitungan terhadap dirinya sendiri tentang apa yang telah di laksanakannya di masa yang telah lalu atau lampau dan karena itu harus bertekad merumuskan yang baik dan meningkatkannya di masa mendatang semata-mata karena Allah serta mengharapkan ridha Allah.

Muraqabah juga mengevaluasi sehabis beramal guna memperbaiki dan meningkatkan amalan-amalan yang akan datang yang menyangkut dalam pelaksanaan istighfar dan taubat serta terhadap dosa-dosa yang telah terlanjur di laksanakan pada masa lampau dengan perasaan menyesal dan takut terulang lagi, begitu juga orang yang belum mengukuhkan rasa takutnya kepada Allah.

Mawas dirinya terhadap Allah dapat membukakan atau mencapai kasyaf (terbuka tabir antara hamba dengan tuhannya) dan syahadah (menyaksikan) akan keutamaan dan hikmah, muraqabah dari seseorang hamba terlihat bahwa dia selalu dalam keadaan ridha dan ingin meningkatkan amal-amal shalihnya. Bentuk pelaksanaan dzikir muraqabah di rangkaikan dengan akan selesainya atau ada hasil daripada dzikir sebelumnya, seperti dzikir lathaif dan napi istbat.

Posting Komentar untuk "PENGERTIAN MURAQABAH DALAM AJARAN THARIQAT AN-NAQSYABANDI"