Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

Abu Nawas Soal Ketenangan Hati

Mencari Ketenangan Hati

Sudah lama Abu Nawas tidak di panggil ke istana untuk menghadap Baginda. Abu Nawas juga sudah lama tidak muncul di kedai teh. Kawan-kawan Abu Nawas banyak yang merasa kurang bergairah tanpa kehadiran Abu Nawas.


Tentu saja keadaan kedai tak semarak lagi, karena Abu Nawas si pemicu tawa tidak ada. Suatu hari ada seorang laki-laki setengah baya ke kedai teh menanyakan Abu Nawas, ia mengeluh bahwa ia tidak menemukan jalan keluar dari masalah pelik yang di hadapinya.

Salah seorang teman Abu Nawas ingin mencoba menolong.
"Cobalah utarakan kesulitanmu kepadaku barang-kali aku bisa membantu." kata kawan Abu Nawas.
"Baiklah. Aku mempunyai rumah yang amat sempit, sedangkan aku tinggal bersama istri dan kedelapan anak-anakku, rumah itu kami rasakan terlalu, sempit sehingga kami tidak merasa bahagia." kata orang itu membeberkan kesulitannya.

Kawan Abu Nawas tidak mampu memberikan jalan keluar, juga yang lainnya, sehingga mereka menyarankan agar orang itu pergi menemui Abu Nawas di rumahnya saja.

Orang itu pun pergi ke rumah Abu Nawas dan kebetulan Abu Nawas sedang mengaji, setelah mengutarakan kesulitan yang sedang di alami, Abu Nawas bertanya kepada orang itu.
"Punyakah engkau seekor domba?"
"Tidak tetapi aku mampu membelinya." jawab orang itu.
"Kalau begitu belilah seekor dan tempatkan domba itu di dalam rumahmu." kata Abu Nawas menyarankan.

Orang itu tidak membantah, ia langsung membeli seekor domba seperti yang di sarankan oleh Abu Nawas dan beberapa hari kemudian orang itu datang lagi menemui Abu Nawas.
"Wahai Abunawas, aku telah melaksanakan saranmu, tetapi rumahku bertambah sesak. Aku dan keluargaku merasa segala sesuatu menjadi lebih buruk di bandingkan sebelum tinggal bersama domba." kata orang itu mengeluh.

"Kalau begitu belilah lagi beberapa ekor unggas dan tempatkan juga mereka di dalam rumahmu." kata Abu Nawas.
Orang itu tidak membantah, ia langsung membeli beberapa ekor unggas yang kemudian di masukkan ke dalam rumahnya.

Beberapa hari kemudian orang itu datang lagi ke rumah Abu Nawas. "Wahai Abu Nawas, aku telah melaksanakan saran-saranmu dengan menambah penghuni rumahku dengan beberapa ekor unggas, namun begitu aku dan keluargaku semakin tidak betah tinggal di rumah yang makin banyak penghuninya, kami bertambah merasa tersiksa." kata orang itu dengan wajah yang semakin muram.

"Kalau begitu belilah seekor anak unta dan peliharalah di dalam rumahmu." kata Abu Nawas lagi menyarankan. Orang itu tidak membantah, ia langsung ke pasar hewan membeli seekor anak unta untuk di pelihara di dalam rumahnya.

Beberapa hari kemudian orang itu datang lagi menemui Abu Nawas dan ia berkata, "Wahai Abu Nawas, tahukah engkau, bahwa keadaan di dalam rumahku sekarang hampir seperti neraka, semuanya berubah menjadi lebih mengerikan dari pada hari-hari sebelumnya. Wahai Abu Nawas, kami sudah tidak tahan tinggal serumah dengan binatang-binatang itu." kata orang itu putus asa.

"Baiklah, kalau kalian sudah merasa tidak tahan maka juallah anak unta itu." kata Abu Nawas. Orang itu tidak membantah dan ia langsung menjual anak unta yang baru di belinya.

Beberapa hari kemudian Abu Nawas pergi ke rumah orang itu "Bagaimana keadaan kalian sekarang?" Abu Nawas bertanya.
"Keadaannya sekarang lebih baik karena anak unta itu sudah tidak lagi tinggal di sini." kata orang itu tersenyum.

"Baiklah, kalau begitu sekarang juallah unggas-unggasmu." kata Abu Nawas. Orang itu tidak membantah, ia langsung menjual unggas-unggasnya.

Beberapa hari kemudian Abu Nawas mengunjungi orang itu.
"Bagaimana keadaan rumah kalian sekarang ?" Abu Nawas bertanya. "Keadaan sekarang lebih menyenangkan karena unggas-unggas itu sudah tidak tinggal bersama kami." kata orang itu dengan wajah ceria.

"Baiklah kalau begitu sekarang juallah domba itu." kata Abu Nawas. Orang itu tidak membantah, dengan senang hati ia langsung menjual dombanya.

Beberapa hari kemudian Abu Nawas bertamu ke rumah orang itu, ia bertanya, "Bagaimana keadaan rumah kalian sekarang ? "Kami merasakan rumah kami bertambah luas karena binatang-binatang itu sudah tidak lagi tinggal bersama kami dan kami sekarang merasa lebih berbahagia daripada dulu, kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepadamu hai Abu Nawas." kata orang itu dengan wajah berseri-seri.

"Sebenarnya batas sempit dan luas itu tertancap dalam pikiranmu, kalau engkau selalu bersyukur atas nikmat dari Tuhan, maka Tuhan akan mencabut kesempitan dalam hati dan pikiranmu." kata Abu Nawas menjelaskan.

Dan sebelum Abu Nawas pulang, ia bertanya kepada orang itu,
"Apakah engkau sering berdo'a?"
"Ya." jawab orang itu.
"Ketahuilah, bahwa do'a seorang hamba tidak mesti di terima oleh Allah, karena manakala Allah membuka pintu pemahaman kepada engkau ketika Dia tidak memberi engkau, maka ketiadaan pemberian itu merupakan pemberian yang sebenarnya."

Posting Komentar untuk "Abu Nawas Soal Ketenangan Hati"