Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

Hadits Palsu Tentang Keutamaan Berpayah-payah Mencari Rizqi Halal

Teks dan Takrij Hadist

Di riwayatkan dari 'Ali bin Abi Thalib Ra dari Rasulullah Saw : "Sesungguhnya Allah suka melihat hamba-Nya yang sedang bersusah payah dalam mencari (rizqi) yang halal."

Hadits ini di nisbatkan oleh Imam Al-'Iraqi (Dalam Takhriju Ahaditsil Ihya IV/72 Al-Maktabah Asy-Syamilah, Edisi I) dan As-Suyuthi (Al-Jami'ush Shaghir wa Ziyadatuhu hlm. 364) kepada Imam Abu Manshur Ad-Dailami dalam kitab susunannya, Musnadul Firdaus.

Derajat hadist

Hadits ini adalah hadits maudhu' (palsu), dalam sanadnya ada perawi yang bernama Muhammad bin Sahl Al-'Aththar. Imam Ad-Daraquthni berkata tentangnya, "Dia termasuk perawi yang memalsukan hadits".

Imam Adz-Dzahabi berkata, "Para ulama Ahli Hadits menuduhnya sebagai pemalsu hadits." (Lihat Mizanul I'tidal III/576). Imam Al-'Iraqi mengisyaratkan kepalsuan hadits ini dengan berkata, "Dalam sanad hadits ini ada (perawi yang bernama) Muhammad bin Sahl Al-'Aththar, (Imam) Ad-Daraquthni berkata, 'Dia memalsukan hadits." (Takhriju Ahaditsil Ihya IV/72).

Imam Al-Munawi membenarkan pernyataan Imam Al-'Iraqi di atas, bahkan beliau mengkritisi Imam Suyuthi yang mencantumkan hadits palsu ini dalam kitabnya Al-Jami'ush Shaghir dengan berkata, "Sudah sepantasnya penulis (Imam Suyuthi) menghapus (tidak mencantumkan) hadits ini (dalam kitab tersebut)."

Hadits ini juga di nyatakan sebagai hadits yang palsu oleh Imam Asy-Syaukani dengan mencantumkannya dalam kitab beliau yang memuat hadits-hadits yang palsu. (Al-Fawaidul Majmu'ah fil Ahaditsil Madhu'ah hlm. 145, No. 14).

Syaikh Al-Albani pun mencantumkannya dalam As-Silsilah Adh-Dha'ifah-nya. (Silsilatul Ahaditsidh Dha'ifati wal Maudhu'ah I/66, No. 10).

Kejarlah Akhirat
Derajat hadits ini yang palsu menjadikannya sama sekali tidak bisa di jadikan sandaran untuk mengamalkan kandungannya, apalagi isi hadits ini terkesan berlebihan memotivasi untuk mengejar urusan dunia, yang dalam hal ini adalah mencari nafkah dengan bersusah payah mencarinya dan terkesan menomor duakan urusan akhirat.

Padahal dalil-dalil dari Al-Qur'an dan hadits-hadits Rasulullah Saw justru memotivasi manusia untuk tidak berlebihan dalam mengejar urusan dunia dan mengambil dari nikmat dunia dengan kadar secukupnya, serta lebih bersemangat dan berlomba-lomba mengejar keutamaan di sisi Allah di akhirat nanti.

Allah berfirman : "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (urusan) dunia." (Q.S. Al-Qashash 28 : 77).
Dan dalam sebuah hadits yang shahih, Rasulullah Saw bersabda : "Sesuatu (harta dan perhiasan dunia) yang sedikit dan mencukupi lebih baik daripada yang banyak dan melalaikan (dari berdzikir kepada Allah)." (H.R. Imam Ahmad V/197, Ibnu Hibban VIII/121 dan Al-Hakim II/482).

Posting Komentar untuk "Hadits Palsu Tentang Keutamaan Berpayah-payah Mencari Rizqi Halal"