Ayat dan Hadist Tentang Sifat Allah
Di antara ayat-ayat sifat adalah firman Allah Azza wa Jalla, “Dan kekal wajah Rabb-mu.” [Q.S. Ar-Rahman [55] : 27], juga firman-Nya Subhanahu wa Ta’ala, “Bahkan kedua tangan-Nya terbentang.” [Q.S. Al-Maidah [5] : 64].
Juga firman-Nya yang mengabarkan Nabi Isa ‘Alaihissalam bahwa ia berkata, “Engkau tahu apa yang ada di dalam jiwaku dan aku tidak tahu apa yang di dalam Jiwa-Mu.” [Q.S. Al-Maidah [5] : 116].
Juga firman-Nya Subhanahu wa Ta’ala, “Dan datanglah Rabb-mu.” [Q.S. Al-Fajr [89] : 22], juga firman-Nya Ta’ala, “Tidak ada yang mereka tunggu selain Allah mendatangi mereka.” [Q.S. Al-Baqarah [2] : 210], juga firman-Nya Ta’ala, “Allah ridha kepada mereka dan mereka ridha kepada-Nya.” [Q.S. Al-Maidah [5] : 119].
Juga firman-Nya Ta’ala, “Dia mencintai mereka dan mereka mencintai-Nya.” [Q.S. Al-Maidah [5] : 54], juga firman-Nya Ta’ala tentang orang kafir, “Allah murka kepada mereka.” [Q.S. Al-Fath [48] : 6].
Juga firman-Nya Ta’ala, “Mereka mengikuti apa yang membuat Allah murka.” [Q.S. Muhammad [48] : 28], juga firman-Nya Ta’ala, “Allah membenci keberangkatan mereka.” [Q.S. At-Taubah [9] : 46].
Di antara sunnah tentang sifat adalah sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Rabb kita Tabaraka wa Ta’ala turun setiap malam ke langit dunia.” [H.R. Al-Bukhari No. 1145 dan Muslim No. 758].
Juga sabda beliau, “Rabb-mu kagum kepada pemuda yang tidak memiliki syahwat.” [H.R. Ibnul Arabi No. 887 dalam Al-Mu'jam dan Imam Ahmad No. 17370 dan dinilai hasan oleh Al-Haitsami dan Al-Arnauth].
Juga sabda beliau, “Allah tertawa kepada dua orang yang satu membunuh lainnya lalu keduanya masuk syurga.” [H.R. Al-Bukhari No. 2826 dan Imam Muslim No. 1890].
Hadits ini dan yang serupa dengan sanad yang shahih dan adil perawinya, kami mengimaninya, tidak menolaknya, tidak mengingkarinya dan tidak mentakwilnya dengan takwil yang menyelisihi zhahirnya, tidak menyerupakannya dengan sifat makhluk dan segala yang baru.
Kami yakin bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak ada yang menyerupai-Nya dan bandingan-Nya, “Tidak ada yang serupa dengan-Nya dan Dia Maha Mendengar dan Maha Melihat.”
Apapun yang terbayang dalam otak atau terlintas diakal maka dipastikan Allah tidak seperti itu, di antaranya pula adalah firman-Nya Ta’ala, “Ar-Rahman bersemayam di atas Arsy.” [Q.S. Thaha [20] : 5].
Juga firman-Nya Ta’ala, “Apakah kalian merasa aman dari (siksa) Yang di langit?” [Q.S. Al-Mulk [67] : 16], juga sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rabb kami Allah yang di atas langit, Mahasuci nama-Mu.” [H.R. Abu Dawud No. 3892 dan dinilai dhaif Syaikh Al-Albani].
Juga sabda beliau kepada budak wanita, “Di mana Allah?” Jawabnya, “Di atas langit.” Beliau bersabda, “Bebaskan dia karena ia wanita beriman.” Diriwayatkan Imam Muslim, Malik bin Anas dan imam-imam selain keduanya. [H.R. Imam Muslim No. 537].
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ke Hushain, “Berapa tuhan yang kamu sembah?” Jawabnya, “Tujuh. Enam di bumi dan satu di langit.” Beliau bertanya, “Kepada siapa yang kamu gantungkan harapanmu dan rasa takutmu?” Jawabnya, “Kepada Yang di langit.” Kata beliau, “Tinggalkan yang enam dan sembahlah Yang di atas langit. Akan kuajari kamu dua do'a dengan syarat masuk Islam.”
Lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarinya do'a, “Ya Allah bimbinglah kedewasaanku dan jagalah aku dari keburukan jiwaku.” [H.R. At-Tirmidzi No. 3483].
Di antara yang dinukil tentang tanda-tanda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabatnya dalam kitab-kitab terdahulu adalah mereka sujud di atas bumi dan yakin Tuhan mereka di atas langit.
Abu Dawud meriwayatkan di dalam sunannya bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya jarak antara langit hingga langit berikutnya adalah sekian dan sekian,” hingga disebutkan, “Di atasnya ada 'Arsy dan Allah Subhanahu wa Ta’ala di atas itu.” [H.R. Abu Dawud No. 4723].
Hadits ini dan yang serupa dengannya telah disepakati kaum Salaf rahimahumullah atas penukilan dan diterimanya, mereka tidak mempertentangkannya dengan menolaknya, mentakwilnya, tasybih dan tamtsil.
Imam Malik bin Anas Rahimahullah ditanya, “Wahai Abu 'Abdillah, Ar-Rahman bersemayam di atas ‘Arsy, bagaimana hakikat bersemayam?” Jawabnya, “Istiwa telah dimaklumi, hakikatnya tidak diketahui, mengimaninya wajib dan menanyakannya bid‟ah.” Kemudian diperintahkan agar lelaki itu diusir.
Juga firman-Nya yang mengabarkan Nabi Isa ‘Alaihissalam bahwa ia berkata, “Engkau tahu apa yang ada di dalam jiwaku dan aku tidak tahu apa yang di dalam Jiwa-Mu.” [Q.S. Al-Maidah [5] : 116].
Juga firman-Nya Subhanahu wa Ta’ala, “Dan datanglah Rabb-mu.” [Q.S. Al-Fajr [89] : 22], juga firman-Nya Ta’ala, “Tidak ada yang mereka tunggu selain Allah mendatangi mereka.” [Q.S. Al-Baqarah [2] : 210], juga firman-Nya Ta’ala, “Allah ridha kepada mereka dan mereka ridha kepada-Nya.” [Q.S. Al-Maidah [5] : 119].
Juga firman-Nya Ta’ala, “Dia mencintai mereka dan mereka mencintai-Nya.” [Q.S. Al-Maidah [5] : 54], juga firman-Nya Ta’ala tentang orang kafir, “Allah murka kepada mereka.” [Q.S. Al-Fath [48] : 6].
Juga firman-Nya Ta’ala, “Mereka mengikuti apa yang membuat Allah murka.” [Q.S. Muhammad [48] : 28], juga firman-Nya Ta’ala, “Allah membenci keberangkatan mereka.” [Q.S. At-Taubah [9] : 46].
Di antara sunnah tentang sifat adalah sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Rabb kita Tabaraka wa Ta’ala turun setiap malam ke langit dunia.” [H.R. Al-Bukhari No. 1145 dan Muslim No. 758].
Juga sabda beliau, “Rabb-mu kagum kepada pemuda yang tidak memiliki syahwat.” [H.R. Ibnul Arabi No. 887 dalam Al-Mu'jam dan Imam Ahmad No. 17370 dan dinilai hasan oleh Al-Haitsami dan Al-Arnauth].
Juga sabda beliau, “Allah tertawa kepada dua orang yang satu membunuh lainnya lalu keduanya masuk syurga.” [H.R. Al-Bukhari No. 2826 dan Imam Muslim No. 1890].
Hadits ini dan yang serupa dengan sanad yang shahih dan adil perawinya, kami mengimaninya, tidak menolaknya, tidak mengingkarinya dan tidak mentakwilnya dengan takwil yang menyelisihi zhahirnya, tidak menyerupakannya dengan sifat makhluk dan segala yang baru.
Kami yakin bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak ada yang menyerupai-Nya dan bandingan-Nya, “Tidak ada yang serupa dengan-Nya dan Dia Maha Mendengar dan Maha Melihat.”
Apapun yang terbayang dalam otak atau terlintas diakal maka dipastikan Allah tidak seperti itu, di antaranya pula adalah firman-Nya Ta’ala, “Ar-Rahman bersemayam di atas Arsy.” [Q.S. Thaha [20] : 5].
Juga firman-Nya Ta’ala, “Apakah kalian merasa aman dari (siksa) Yang di langit?” [Q.S. Al-Mulk [67] : 16], juga sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rabb kami Allah yang di atas langit, Mahasuci nama-Mu.” [H.R. Abu Dawud No. 3892 dan dinilai dhaif Syaikh Al-Albani].
Juga sabda beliau kepada budak wanita, “Di mana Allah?” Jawabnya, “Di atas langit.” Beliau bersabda, “Bebaskan dia karena ia wanita beriman.” Diriwayatkan Imam Muslim, Malik bin Anas dan imam-imam selain keduanya. [H.R. Imam Muslim No. 537].
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ke Hushain, “Berapa tuhan yang kamu sembah?” Jawabnya, “Tujuh. Enam di bumi dan satu di langit.” Beliau bertanya, “Kepada siapa yang kamu gantungkan harapanmu dan rasa takutmu?” Jawabnya, “Kepada Yang di langit.” Kata beliau, “Tinggalkan yang enam dan sembahlah Yang di atas langit. Akan kuajari kamu dua do'a dengan syarat masuk Islam.”
Lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarinya do'a, “Ya Allah bimbinglah kedewasaanku dan jagalah aku dari keburukan jiwaku.” [H.R. At-Tirmidzi No. 3483].
Di antara yang dinukil tentang tanda-tanda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabatnya dalam kitab-kitab terdahulu adalah mereka sujud di atas bumi dan yakin Tuhan mereka di atas langit.
Abu Dawud meriwayatkan di dalam sunannya bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya jarak antara langit hingga langit berikutnya adalah sekian dan sekian,” hingga disebutkan, “Di atasnya ada 'Arsy dan Allah Subhanahu wa Ta’ala di atas itu.” [H.R. Abu Dawud No. 4723].
Hadits ini dan yang serupa dengannya telah disepakati kaum Salaf rahimahumullah atas penukilan dan diterimanya, mereka tidak mempertentangkannya dengan menolaknya, mentakwilnya, tasybih dan tamtsil.
Imam Malik bin Anas Rahimahullah ditanya, “Wahai Abu 'Abdillah, Ar-Rahman bersemayam di atas ‘Arsy, bagaimana hakikat bersemayam?” Jawabnya, “Istiwa telah dimaklumi, hakikatnya tidak diketahui, mengimaninya wajib dan menanyakannya bid‟ah.” Kemudian diperintahkan agar lelaki itu diusir.
Posting Komentar untuk "Ayat dan Hadist Tentang Sifat Allah"
Terimakasih atas kunjungan anda...