Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

Ragam Jenis Kesaksian Diri

Seperti kesaksian orang-orang zindiq dan filosof, mereka menganggap ilustrasi naluri ini merupakan tuntutan diri manusia, komposisi diri manusia itu terdiri dari empat tabiat yang kemudian bercampur sesuai dengan campuran masing-masing, sebagian bisa mengalahkan sebagian yang lain dan ada yang menyimpang dari kewajarannya, tergantung dari proses pencampuran itu.

Komposisi dirinya yang terdiri dari badan, jiwa, naluri dan campuran-campuran unsur hewan, dikuasai oleh pengaruh naluri dan ilustrasi instink ini, yang tidak bisa diatur kecuali dengan pengatur tertentu, entah berasal dari dirinya atau dari luar dirinya.

Sementara mayoritas manusia tidak mempunyai pengatur dari dirinya sendiri, kebutuhannya terhadap pengatur di atas dirinya membuat dirinya berada di bawah kekuasaannya, seperti kebutuhan manusia terhadap makan, minum dan pakaian, maka selagi orang yang berakal mempunyai pengatur dari dirinya, maka dia tidak memerlukan perintah, larangan dan kontrol dari orang selain dirinya.

Kesaksian pada diri mereka berasal dari aktivitas jiwa yang bisa memilih apa pun yang hendak dipilihnya sendiri, yang tentunya tidak lepas dari kejahatan, seperti aktivitas naluri yang memaksanya, yang tentunya harus menerima perubahan.



Kesaksian fabariyah


Mereka mempersaksikan bahwa tindakan mereka sudah ditetapkan, sehingga semua tindakan terjadi begitu saja di luar kekuasaan mereka, bahkan mereka tidak mau mempersaksikan bahwa semua itu merupakan tindakan mereka sendiri.

Mereka berkata, "Pada hakikatnya seseorang bukanlah sang pelaku dan juga tidak berkuasa, pelakunya adalah orang selain dirinya dan siapa yang menggerakkannya, dia hanya sekedar sebagai alat dan tindakannya seperti angin yang berhembus atau seperti gerakan pohon yang dihembus angin.

Jika tindakan mereka diingkari, maka mereka berhujjah dengan takdir, bahkan mereka sangat berlebihan dalam masalah ini, sehingga menganggap semua tindakan mereka merupakan ketaatan, yang baik maupun yang buruk.



Kesaksian Qadariyah


Mereka mempersaksikan bahwa semua tindak kejahatan dan dosa berasal dari diri manusia dan mutlak berdasarkan kehendaknya, sementara Allah tidak mempunyai kehendak apa pun dan tidak mempunyai ketetapan takdir terhadap tindakan manusia, tidak pula kuasa memberi petunjuk maupun menyesatkan, tidak kuasa memberikan ilham petunjuk dan kesesatan.

Manusia menciptakan perbuataannya tanpa ada sangkut pautnya dengan kehendak Allah, kesaksian-kesaksian ini merupakan kesaksian orang-orang yang istiqamah.



Kesaksian Hikmah


Maksudnya adalah kesaksian hikmah Allah dalam takdir-Nya terhadap hamba, berkaitan dengan hal-hal yang dibenci, dicela dan yang mendatangkan siksa-Nya, andaikan Allah menghendaki, tentu Dia akan menghalangi dirinya untuk melakukan hal yang dibenci itu.

Tidak ada sesuatu pun di alam ini melainkan berdasarkan kehendak-Nya, mereka mempersaksikan bahwa Allah tidak menciptakan sesuatu secara sia-sia dan tanpa makna, Dia mempunyai hikmah dalam segala kekuasaan dan ketetapan-Nya, baik maupun buruk, ketaatan maupun kedurhakaan.

Di sana banyak hikmah yang tidak bisa ditangkap akal dan tidak bisa digambarkan dengan perkataan, sumber ketetapan dan kekuasaan-Nya, apa yang dibenci dan dimurkai-Nya adalah asma' Al-Hakim, yang hikmah-Nya bisa ditangkap orang-orang yang berakal.

Ketika para Malaikat mempertanyakan penciptaan manusia, maka Allah menjawab, ”Aku inengetahui apa yang kalian tidak mengetahuinya."' Yang pertama kali bisa dipersaksikan orang-orang yang memiliki bashirah dengan mata hatinya ialah, "Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau." (Q.S. Ali Imran : 191).

Berapa banyak tanda-tanda kekuasaan Allah di muka bumi yang menunjukkan keberadaan Allah dan kebenaran rasul-rasul-Nya, bahwa penyebabnya adalah kedurhakaan anak keturunan Adam dan dosa-dosanya, seperti kaum Nuh yang ditenggelamkan dan keselamatan para penolong dan pengikutnya.

Begitu pula kebinasaan kaum Ad dan Tsamud atau lain-lainnya yang muncul di setiap zaman. Allah mempunyai tanda kekuasaan pada diri Fir'aun dan kaumnya, tatkala Musa diutus kepadanya.

Andaikan mereka tidak durhaka dan tidak kufur, maka tanda-tanda kekuasaan dan hal-hal yang menakjubkan tidak akan terjadi, di dalam Taurat disebutkan, "Allah befirman kepada Musa, 'Pergilah kepada Fir'aun karena aku akan mengeraskan hatinya dan menghalanginya untuk beriman, agar Aku dapat tanda-tanda kekuasaan dan kejaiban-Ku di Mesir'."

Begitu pula apa yang diperlihatkan Allah, yang merubah api menjadi dingin dan merupakan keselamatan bagi Ibrahim, karena dosa dan kedurhakaan kaumnya, hingga akhirnya beliau mendapatkan status kekasih.

Posting Komentar untuk "Ragam Jenis Kesaksian Diri"