Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

TIGA DERAJAT KHAUF

Tiga derajat khauf

1. Khauf terhadap hukuman, yaitu khauf yang di tunjang iman, hingga menjadi benar, ini khauf-nya orang-orang awam, khauf ini muncul karena mempercayai ancaman, ingat kesalahan diri sendiri dan memperkirakan akibat.

Khauf di dahului dengan perasaan dan ilmu, mustahil seseorang takut jika dia tidak merasakannya, ada dua kaitan dengan hal ini, dengan sesuatu yang tidak disukainya, yang dikhawatirkan akan terjadi dan dengan sebab yang mengarah ke sesuatu yang di takuti itu.

Sejauh mana seseorang merasakan suatu sebab dapat menjurus ke sesuatu yang di takuti, maka sejauh itu pula ketakutannya, siapa yang tidak percaya bahwa suatu sebab dapat menjurus ke sesuatu yang tidak di sukainya, maka dia tidak akan takut dan siapa yang percaya bahwa sebab itu menjurus kepada sesuatu yang tidak di sukainya, namun dia tidak mengetahui gambaraannya secara pasti, maka dia tidak takut seperti ketakutan yang pertama.

Jika dia tahu gambarannya, maka muncullah ketakutan itu, inilah makna munculnya pembenaran ancaman, mengingat kesalahan dan memperkirakan akibat.

2. Khauf terhadap tipu daya selagi dia dalam keadaan sadar dan yang bisa mengganggu kesenangan hatinya, dengan kata lain, siapa yang dalam keadaan sadar dan tidak lalai serta hidup secara normal, tentu akan merasakan kesenangan, sebab tidak ada yang lebih menyenangkan selain dalam keadaan sadar, jika dia dalam keadaan sadar, berarti dia harus merasa takut terhadap tipu daya atau jika kesadaran dan kesenangan itu terampas.

3. Ini merupakan khauf-nya orang-orang khusus, yang praktis tidak lagi mempunyai khauf selain dari haibah karena pengagungan, ini merupakan derajat paling tinggi dalam khauf, bayang-bayang khauf muncul jika ada pemutusan dan hambatan hubungan, sementara orang-orang yang khusus ini adalah mereka yang sudah sampai dan dekat dengan Allah.

Jadi khauf mereka bukan khauf yang senantiasa membayang-bayangi, seperti rasa takutnya orang-orang yang berbuat salah, sebab Allah senantiasa bersama mereka, menerima mereka dan mencintai mereka.

Dalam perjalanannya kepada Allah, hati itu di ibaratkan seekor burung, cinta merupakan kepalanya, rasa takut dan berharap merupakan dua buah sayapnya, selagi kepala dan dua sayap normal, maka burung itu bisa terbang dengan baik.

Jika kepala terputus, maka ia akan mati, jika dua sayap tidak ada, maka ia tidak bisa berbuat apa-apa, tapi orang-orang salaf lebih suka memperhatikan kesehatan sayap rasa takut daripada sayap harapan, tapi saat keluar dari dunia mereka lebih memprioritaskan sayap harapan daripada sayap rasa takut.

Ini juga merupakan pendapat Abu Ismail (pengarang kitab Manazilus-Sa'iriri). Dia berkata, "Rasa takut harus lebih menguasai hati, jika harapan yang lebih menguasainya, maka ia akan rusak."

Yang lain berkata, "Yang paling sempurna adalah menyelaraskan harapan dan rasa takut serta memperbanyak cinta, sebab cinta itu ibarat kendaraan, harapan ibarat dorongan, rasa takut ibarat sopir dan Allahlah yang menghantarkan ke tujuan dengan karunia-Nya."

Posting Komentar untuk "TIGA DERAJAT KHAUF"