Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

TENTANG TABATTUL

Apa Itu Tabattul?

Kaitannya dengan tempat persinggahan tabattul ini Allah telah
berfirman : "Dan sebutlah nama Rabbmu dan beribadahlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan." (Q.S. Al-Muzzammil : 8). Tabattul artinya pemutusan atau pemisahan, merupakan kata aktiva dari bail yang artinya putus atau pisah.


Maryam di sebut Al-Batul karena dia terpisah dari hubungan dengan suami mana pun, yang artinya perawan atau bujang dan tidak ada seorang pun wanita yang dapat menandinginya, sehingga dia lebih unggul dan lebih dari semua wanita yang ada pada zamannya.

Tabattul artinya memisahkan diri dari segala sesuatu agar bisa beribadah kepada Allah secara total, Allah berfirman : "Hanya bagi Allahlah hak mengabulkan do'a yang benar", artinya pelucutan secara total.
Pelucutan ini artinya tidak memperhatikan imbalan, orang yang tabattul tidak bisa seperti buruh yang tidak mau bekerja kecuali untuk mendapatkan upah, jika dia sudah mendapat upah itu, maka dia akan meninggalkan pintu orang yang mengupahnya, berbeda dengan hamba yang berbakti karena penghambaannya, bukan karena untuk mencari upah, dia tidak meninggalkan pintu tuannya kecuali karena memang dia bermaksud untuk melarikan diri darinya.

Sementara hamba pelarian tidak memiliki kehormatan sama sekali sebagai hamba dan juga tidak mempunyai kemerdekaan, ada tiga derajat tabattul, yaitu :

1. Memurnikan pemutusan hubungan dengan keinginan-keinginan terhadap dunia, karena takut, mengharap atau pun karena selalu memikirkan-Nya, menurut hemat kami, tabattul memadukan dua perkara, menyambung dan memisahkan, tabattul tidak di anggap sah kecuali dengan dua perkara ini.

Memisahkan artinya memutuskan hati dari segala sesuatu yang mencampuri kehendak Allah dan dari apa-apa yang mengarahkan hati kepada selain Allah, entah karena takut kepada-Nya, mengharapkan-Nya atau karena selalu memikirkan-Nya, sedangkan menyambung tidak akan terjadi kecuali setelah memutuskan.

Maksudnya adalah menyambung hati dengan Allah, menghadap kepada-Nya dan menghadapkan wajah kepada-Nya, karena mencintai, takut, berharap dan tawakkal kepada-Nya.

2. Memurnikan pemutusan hubungan dari mengikuti nafsu, dengan menjauhi hawa nafsu, menghembuskan rahmat Allah dan memasukkan kilat cahaya ilmu, perbedaannya dengan derajat pertama, bahwa derajat pertama pemutusan hubungan dengan makhluk, sedangkan derajat ini merupakan pemutusan hubungan dengan nafsu.

Caranya ada tiga macam, yakni :

  1. Menjauhi nafsu dan melarang dirinya mengikuti nafsu, sebab para pengikut nafsu menghalangi tabattul.
  2. Menghembuskan rahmat Allah dan kasih sayang-Nya, kedudukan rahmat bagi ruh seperti kedudukan ruh bagi badan, jadi rahmat merupakan sesuatu yang di senangi ruh, rahmat ini bisa di peroleh dengan menjauhi nafsu, pada saat itulah bisa di rasakan hembusan rahmat Allah, sebab jiwa itu membutuhkan gantungan, ketika terputus ketergantungan jiwa dengan hawa nafsu, maka jiwa tersebut akan mendapatkan ketentraman dengan bergantung kepada Allah.
  3. Memasukkan kilat cahaya ilmu. Ilmu di sini bukan upaya mengungkap apa-apa yang di dalam batin manusia, tapi ini adalah ilmu mengungkap tempat-tempatpersinggahan, mengungkap aib diri dan amal serta mengungkap makna-makna sifat, asma' Allah dan tauhid.
3. Memurnikan hubungan agar dapat terus maju ke depan, dengan cara membenahi istiqamah, tekun untuk mencapai tujuan dan melihat apa yang terjadi saat berdiri di hadapan Allah.

Posting Komentar untuk "TENTANG TABATTUL"