Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

Pengertian Tawakkal

Pengertian Tawakkal

Allah berfirman berkaitan dengan tempat persinggahan tawakkal ini, "Dan hanya kepada Allah hendaknya kalian bertawakkal, jika kalian benar-benar orang yang beriman." (Q.S. Al-Maidah : 23). Allah berfirman kepada Rasul-Nya, "Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya." (Q.S. Ali Imran : 159).

Masih banyak firman Allah yang menjelaskan tawakkalnya para Nabi, Rasul dan orang-orang yang beriman, di dalam Ash-Shahihain di sebutkan hadits tentang tujuh puluh ribu orang yang masuk syurga tanpa hisab, mereka adalah orang-orang yang tidak mempercayai mantra, tidak meramal yang buruk-buruk, tidak mengobati dengan sundutan api, dan hanya bertawakkal kepada Allah.

Di dalam Shahih Al-Bukhari di sebutkan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma, dia berkata, "Hasbunallah wa ni'mal-wakil", di ucapkan Ibrahim Alaihis-Salam, ketika beliau di lemparkan ke obaran api dan juga di katakan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, saat orang-orang berkata kepada beliau, "Sesungguhnya manusia (Quraisy) telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka."


Di dalam Ash-Shahihain disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam biasa berdo'a, "Ya Allah, kepada-Mu aku berserah diri, kepada-Mu aku beriman, kepa-daMu aku bertawakkal, kepada-Mu aku kembali dan karena-Mu aku bermusuhan. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada kemuliaanMu, yang tiada llah selain Engkau, agar Engkau (tidak) menyesatkan aku. Engkau Yang Maha Hidup yangtiada mati, sedangkan jin dan manusia mati."

Di dalam riwayat At-Tirmidzi di sebutkan dari Umar bin Al-Khaththab secara marfu', "Sekiranya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakkal, niscaya Dia akan melimpahkan rizqi kepada kalian sebagaimana Dia memberikan rizqi kepada burung, yang pergi pada pagi hari dalam keadaan perut kosong dan kembali pada sore hari dalam keadaan kenyang."
Di dalam As-Sunan di sebutkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu
Anhu, dia berkata, "Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Barangsiapa mengucapkan (saat keluar dari rumahnya), 'Dengan asma Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah', maka dikatakan kepadanya, 'Kamu mendapat petunjuk, di lindungi dan di cukupkan, lalu syetan berkata kepada syetan lainnya, 'Bagaimana mungkin kamu bisa memperdayai orang yang telah mendapat petunjuk, di lindungi dan di cukupi?" 

Tawakkal merupakan separuh agama dan separuhnya lagi adalah inabah, agama itu terdiri dari permohonan pertolongan dan ibadah, tawakkal merupakan permohonan pertolongan sedangkan inabah adalah ibadah, tawakkal merupakan tempat persinggahan yang paling luas dan menyeluruh, yang senantiasa ramai ditempati orang-orang yang singgah di sana, karena luasnya kaitan tawakkal, banyaknya kebutuhan penghuni alam, keumuman tawakkal, yang bisa di singgahi orang-orang Mukmin dan juga orang-orang kafir, orang baik dan orang jahat, termasuk pula burung, hewan liar dan binatang buas. 

Semua penduduk bumi dan langit berada dalam tawakkal, sekalipun kaitan tawakkal mereka berbeda-beda. Para wali Allah dan hamba-hamba-Nya yang khusus bertawakkal kepada Allah karena iman, menolong agama-Nya, meninggikan kalimat-Nya, berjihad memerangi musuh-musuh-Nya, karena mencintai-Nya dan melaksanakan perintah-Nya, sedangkan selain mereka bertawakkal kepada Allah karena kepentingan dirinya dan menjaga keadaannya dengan memohon kepada Allah. 

Ada pula di antara mereka yang bertawakkal kepada Allah karena sesuatu yang hendak didapatkannya, entah rizqi, kesehatan, pertolongan saat melawan musuh, mendapatkan istri, anak dan lain sebagainya, ada pula yang bertawakkal kepada Allah justru untuk melakukan kekejian dan berbuat dosa, apa pun yang mereka inginkan atau yang mereka dapatkan, biasanya tidak lepas dari tawakkal kepada Allah dan memohon pertolongan kepada-Nya. 

Bahkan boleh jadi tawakkal mereka ini lebih kuat daripada tawakkalnya orang-orang yang taat, mereka menjerumuskan diri dalam kebinasaan dan kerusakan sambil memohon kepada Allah agar menyelamatkan mereka dan mengabulkan keinginan mereka. 

Tawakkal yang paling baik ialah tawakkal dalam kewajiban memenuhi hak kebenaran, hak makhluk dan hak diri sendiri, yang paling luas dan yang paling bermanfaat ialah tawakkal dalam mementingkan faktor eksternal dalam kemaslahatan agama, atau menyingkirkan kerusakan agama, ini merupakan tawakkalnya para Nabi dalam menegakkan agama Allah dan menghentikan kerusakan orang-orang yang rusak di dunia. 

Ini juga tawakkalnya para pewaris Nabi dan Rasul, kemudian tawakkal manusia setelah itu tergantung dari hasrat dan tujuannya, di antara mereka ada yang bertawakkal kepada Allah untuk mendapatkan kekuasaan dan ada yang bertawakkal kepada Allah untuk mendapatkan serpihan roti.

Siapa yang benar dalam tawakkalnya kepada Allah untuk mendapatkan sesuatu, tentu dia akan mendapatkannya. Jika sesuatu yang di inginkannya di cintai dan di ridhai Allah, maka dia akan mendapatkan kesudahan yang terpuji, jika sesuatu yang di inginkannya itu di benci Allah, maka apa yang di perolehnya itu justru akan membahayakan dirinya. 

Jika sesuatu yang di inginkannya itu sesuatu yang mubah, maka dia mendapatkan kemaslahatan dirinya dan bukan kemaslahatan tawakkalnya, selagi hal itu tidak di maksudkan untuk ketaatan kepadaNya, berikut ini akan kami jelaskan makna tawakkal dan derajat-derajatnya serta berbagai pendapat tentang tawakkal ini. 

Al-Imam Ahmad berkata, "Tawakkal adalah amal hati, karena ia merupakan amal hati, maka ia bukan di nyatakan dengan perkataan lisan dan amal anggota tubuh, ilmu juga bukan termasuk masalah ilmu atau pun teori." Namun di antara manusia ada pula yang menganggapnya masalah ilmu dan ma'rifat, dengan mengatakan, "Tawakkal merupakan ilmu hati atas jaminan Allah yang di berikan kepada hamba." 

Sahl berkata, "Tawakkal merupakan kepasrahan kepada Allah menurut apa pun yang di kehendaki-Nya." Bisyr Al-Hafy berkata, "Adakalanya seseorang yang berkata, 'Aku tawakkal kepada Allah', tetapi dia berdusta kepada Allah. Kalau memang dia benar-benar tawakkal kepada Allah, tentu dia meridhai apa pun yang di lakukan Allah terhadap dirinya." Yahya bin Mu'adz pernah di tanya, "Kapankah seseorang bisa disebut orang yang tawakkal?" Maka dia menjawab, "Jika dia ridha kepada Allah sebagai wakilnya." Di antara mereka ada yang menafsiri tawakkal dengan keyakinan terhadap Allah, tenang dan damai terhadap-Nya. Ibnu Atha' berkata, "Tawakkal ialah jika engkau tidak mempunyai kecenderungan kepada sebab-sebab tertentu, sekalipun engkau sangat membutuhkannya. 

Hakikat kedamaian tidak akan beralih ke kebenaran selagi engkau mengandalkan sebab-sebab itu." Dzun-Nun berkata, "Tawakkal artinya tidak bersandar kepada pengaturan diri sendiri, berlepas dari daya dan kekuatan diri sendiri. Tawakkal seorang hamba semakin kuat jika dia mengetahui bahwa Allah mengawasi dan melihat dirinya."

Ada yang berkata, "Tawakkal ialah bergantung kepada Allah di se tiap keadaan." Ada pula yang berpendapat, "Tawakkal ialah jika engkau menolak sumber-sumber kebutuhan dan engkau tidak kembali kecuali kepada Dzat yang benar-benar memberi kecukupan." Ada pula yang berkata, "Tawakkal ialah menghilangkan segala keragu-raguan dan berserah diri kepada Raja Segala Raja." 

Abu Sa'id Al-Kharraz berkata, "Tawakkal ialah kegelisahan tanpa ketenangan dan ketenangan tanpa kegelisahan." Abu Turab An-Nakhsyaby berkata, "Tawakkal ialah menghempaskan badan untuk beribadah, menggantungkan hati dalam Rububiyah, merasa tenang karena ada kecukupan, jika diberi bersyukur dan jika di tolak sabar."

Posting Komentar untuk "Pengertian Tawakkal"