Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

ZUHUD

Definisi Zuhud

Zuhud secara bahasa artinya lawan dari cinta dan semangat terhadap dunia. Ibnul Qayyim, berkata, “Saya mendengar Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, Zuhud adalah meninggalkan apa-apa yang tidak bermanfaat di akhirat, adapun wara' adalah meninggalkan apa-apa yang di takuti akan bahayanya di akhirat." Kemudian beliau mengomentarinya, “Ini adalah definisi yang paling baik terhadap makna zuhud dan wara' dan yang paling mencakupnya."

Berkata Sufyan Ats-Tsauri, "Zuhud terhadap dunia adalah pendek angan-angan dan bukanlah yang di maksud zuhud itu dengan memakan makanan yang keras (buruk) dan memakai (baju) karung." Kesimpulannya bahwasanya hakikat zuhud yang ada di dalam hati adalah dengan mengeluarkan kecintaan dan semangat terhadap dunia dari hati seorang hamba, sehingga jadilah dunia itu hanya di tangannya sedangkan kecintaan Allah dan negeri akhirat ada di dalam hatinya.

Imam Ahmad membagi zuhud menjadi tiga tingkatan, yaitu :


1. Meninggalkan yang haram, yang merupakan zuhudnya orang orang awwam dan ini adalah fardhu 'ain.


2. Meninggalkan kelebihan-kelebihan dari yang halal dan ini zuhudnya orang-orang yang khusus.


3. Meninggalkan apa-apa yang dapat menyibukkannya dari (mengingat) Allah dan ini adalah zuhudnya orang-orang yang mendalam pengetahuannya tentang Allah.

Pengertian Zuhud dan tingkatannya

Arti kata zuhud adalah tidak ingin kepada sesuatu dengan meninggalkannya. Menurut istilah zuhud adalah berpaling dan meninggalkan sesuatu yang di sayangi yang bersifat material atau kemewahan duniawi dengan mengharap dan menginginkan sesuatu wujud yang lebih baik dan bersifat spiritual atau kebahagiaan akhirat.

Zuhud di bagi menjadi tiga tingkatan antara lain :
1. Tingkat Mubtadi' (tingkat pemula) yaitu orang yang tidak memiliki sesuatu dan hatinya pun tidak ingin memilikinya.


2. Tingkat Mutahaqqiq yaitu orang yang bersikap tidak mau mengambil keuntungan pribadi dari harta benda duniawi karena ia tahu dunia ini tidak mendatangkan keuntungan baginya.


3. Tingkat Alim Muyaqqin yaitu orang yang tidak lagi memandang dunia ini mempunyai nilai, karena dunia hanya melalaikan orang dari mengingat Allah.

Menurut Al-Gazali membagi zuhud juga dalam tiga tingkatan, yaitu :
1. Meninggalkan sesuatu karena menginginkan sesuatu yang lebih baik dari padanya.


2. Meninggalkan keduniaan karena mengharap sesuatu yang bersifat keakhiratan.


3. Meninggalkan segala sesuatu selain Allah karena terlalu mencintai-Nya. 


Hadits Tentang Macam-macam Zuhud

Zuhud yang di syari'atkan adalah meninggalkan setiap hal yang tidak bermanfaat untuk kehidupannya di akhirat dan hati begitu yakin pada apa yang di sisi Allah, sebagaimana di sebutkan dalam hadits yang dikeluarkan oleh Imam At-Tirmidzi, "Zuhud terhadap dunia bukan berarti mengharamkan yang halal dan bukan juga menyia-nyiakan harta, akan tetapi zuhud terhadap dunia adalah engkau begitu yakin terhadap apa yang ada di tangan Allah daripada apa yang ada di tanganmu.

Zuhud juga berarti ketika engkau tertimpa musibah, engkau lebih mengharap pahala dari musibah tersebut daripada kembalinya dunia itu lagi padamu. Allah berfirman : "Supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang di berikan-Nya kepadamu." (Q.S. Al-Hadid : 23).

Ini menunjukkan, bahwa zuhud di sini merupakan ciri-ciri zuhud dalam hati (batin), adapun zuhud secara lahiriyah (zhahir) adalah dengan seseorang meninggalkan berlebih-lebihan dalam hal makanan, pakaian, harta dan lainnya yang tidak sebagai pengantar untuk taat pada Allah. 


Sebagaimana Imam Ahmad pernah katakan : "Yang di maksud zuhud secara lahir adalah seseorang mengkonsumsi makanan namun tidak secara berlebih-lebihan, mengenakan pakaian juga tidak secara berlebihan dan bersabar di hari-hari penuh kesulitan."

Posting Komentar untuk "ZUHUD"