Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

TUNTUTAN BAGI ORANG YANG TELAH DI TALQIN

Tuntutan bagi orang yang telah di talqin

Dalam manqobah Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani yang ke delapan di jelaskan, bahwa yang menjadi dasar beliau dalam beramal adalah ”Alashshidqi wama kadzibtu qoththu” yang artinya ”Senantiasa berkata benar pantang bohong”. Dengan senantiasa berlaku shiddiq itulah, maka Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani dengan gemilang berhasil menyelamatkan kafilah yang membawanya ke kota Baghdad dari serangan perampok sekaligus menjadi jalan turunnya hidayah dari Alloh terhadap 60 perampok hingga akhirnya mereka bertaubat.

Itulah modal pertama dan utama dari Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani dalam menyampaikan Islam, dengan sifat yang mulia, sifat yang beliau warisi dari Rasulullah Saw itu, beliau telah menjadi orang yang shiddiq. Dari manqobah ini hendaklah kita mampu mengambil hikmah yang terkandung di dalamnya, yakni bahwa seseorang ang telah di talqin dzikir tidak boleh mendustai atau mengingkari janjinya kepada Allah setelah ia di talqin.

Perlu di ingat, bahwasanya dengan talqin, berarti kita telah berikrar untuk setia kepada Allah dan untuk selalu tunduk patuh kepada segala aturan Allah, sebagaimana yang di firmankan-Nya : ”Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadumu di buwah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dengan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat waktunya, serta harta rampasan yang banyak dapat mereka ambil dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.“ (Q.S. Al-Fath : 18-19).

Dalam hal ini, para murid yang rnengaku dirinya ingin menjadi murid beliau harus berupaya mengaplikasikan nilai-nilai yang terkandung dalarn dzikrullah dalam kehidupan sehari-hari, artinya antara hati, lisan dengan perbuatan tidaklah saling bertentangan, yang pada akhirnya dapat menjadikan kita sebagai muslim yang berakhlakul karimah.

Ibarat buah manggis, ia selalu menyatakan banyaknya buah yang terlindung kulit sesuai dengan banyaknya lekukan yang terdapat pada pangkal tangkai buah tersebut, kalau pada lekukan luarnya terdapat lima maka isi buahnya juga ada lima, begitu pula seharusnya kita, hendaknya selalu berkata sesuai dengan realita.

Jika tidak, maka bukan mustahil kita akan tergolong menjadi orang-orang yang munafik,seperti yang Allah utarakan dalam Surat An-Nisa ayat 142 : ”Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah dan Allah akan membalas tipuan mereka dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas, mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali." (Q.S. An-Nisaa : 142).




Segalanya dengan dzikrullah.

Setiap orang yang datang kepada ulama sufi dan meminta nasihat darinya, maka hal yang di sampaikan tiada lain adalah untuk senantiasa beristiqamah dalam dzikrullah, mengapa yang di sampaikan mesfi dzikrullah? Karena sesungguhnya dalam dzikrullah itulah terdapat kekuatan yang dahsyat.

Bagi seorang muslim, dzikrullah merupakan kebutuhan yang sifatnya mutlak harus di penuhi, sebagaimana kebutuhan manusia akan makanan, dzikrullah adalah nutrisi yang paling baik untuk hati, dengan dzikrullah hati kita akan senantiasa sehat dan terpelihara.

Sebaliknya, jika tanpa dzikrullah hati akan menjadi kering, sakit, dan mungkin saja menjadi mati, matinya hati merupakan bencana yang sangat besar bagi seorang muslim, dengan hati yang mati maka sungguh tiada lagi kepekaan kita terhadap ajaran agama, sayangnya ini jarang di sadari, kita kerap terjebak dalam perangkap syetan yang selalu mementingkan materi dan kebutuhan jasmani.

Jika seorang muslim selalu lupa akan dzikrullah, maka niscaya hidupnya akan selalu dihantui dengan perasaan tegang dan tertekan, akibatnya, tidak sedikit di antara mereka yang terkena berbagai penyakit seperti frustasi, depresi dan stress, yang penyebabnya adalah karena keticlaktenangan hati dalam menjalani kehidupan.

Karenanya, sudah merupakan harga mati yang tidak dapat di tawar-tawar lagi bahwasannya bagi seorang muslim dzikrullah merupakan suatu kewajiban, tentunya yang di maksudkan dzikrullah di sini adalah dzikir yang di maknai dan melalui bimbingan dan arahan dari seorang Syeikh Mursyid.

Posting Komentar untuk "TUNTUTAN BAGI ORANG YANG TELAH DI TALQIN"