Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

FADHILAH BERJABAT TANGAN DAN MENGENAI UCAPAN SALAM LAINNYA

Fadhilah Berjabat Tangan dan mengenai ucapan salam lainnya

عَنْ الْبَرَاءِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ، فَيَتَصَافَحَانِ، إِلَّا غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَفْتَرِقَا
Dari Baraa’ Ra, ia berkata : “Rasulullah Saw bersabda : “Tidaklah dua orang muslim yang bertemu kemudian saling berjabat tangan, melainkan dosa keduanya diampunkan sebelum mereka berpisah.” (H.R. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).


Kapan di anjurkan berjabat tangan dan merangkul

عَنْ أَنَس رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: كَانَ أَصْحَابُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا تَلاَقَوْا تَصَافَحُوْا، وَإِذَا قَدِمُوْا مِنْ سَفَرٍ تَعَانَقُوْا
Dari Anas Ra, ia berkata : Bahwa para sahabat Nabi Saw apabila bertemu, maka mereka saling berjabat tangan dan bila datang dari perjalanan jauh mereka saling berpelukan.


Cara menjawab salam dari orang ketiga

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: قَالَ لِي رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: هَذَا جِبْرِيلُ يَقْرَأُ عَلَيْكِ السَّلَامَ! فَقَالَتْ: وَعَلَيْهِ السَّلَامُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، تَرَى مَا لَا أَرَى
Dari 'Aisyah Ra, ia berkata : Rasulullah Saw bersabda kepadaku : “Ini Jibril As mengucapkan salam untukmu”, aku menjawab : “Wa’alaihissalam warahmatullaahi wabarakaatuh, engkau dapat melihat sesuatu yang tak kulihat.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

جَاءَ رجل إَلىَ النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: إِنَّ أَبِي يُقْرِئُكَ السَّلَامَ، فَقَالَ: عَلَيْكَ وَعَلَى أَبِيكَ السَّلَامُ
Seorang laki-laki datang kepada Nabi Saw berkata : "Bapakku berkirim salam untukmu, Nabi Saw bersabda : "Alaika wa ala abikassalam." (H.R. Imam Ahmad dan Abu Dawud).

Anjuran berdiri untuk menghormati orang yang datang atau membantunya

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ أَنَّ أَهْلَ قُرَيْظَةَ نَزَلُوا عَلَى حُكْمِ سَعْدٍ بن مُعَاذ فَأَرْسَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَيْهِ فَجَاءَ فَقَالَ: قُومُوا إِلَى سَيِّدِكُمْ أَوْ قَالَ خَيْرِكُمْ. وفي لفظ: قُومُوا إِلَى سَيِّدِكُمْ فَأَنْزَلُوهُ
Dari Abu Sa'id bahwa Bani Quraizah pasrah terhadap hukum yang akan di jatuhkan oleh Sa'ad bin Mu'az, maka Nabi Saw mengutus orang untuk menjemputnya, tatkala Nabi Saw datang beliau bersabda : "Berdirilah untuk menghormati pemimpin kalian atau orang yang terbaik di antara kalian." (H.R. Bukhari dan Muslim). Dalam riwayat yang lain: "Berdirilah untuk menghormati pemimpin kalian dan berilah dia tempat duduk." (H.R. Imam Ahmad).

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ أَحَدًا كَانَ أَشْبَهَ سَمْتًا وَهَدْيًا وَدَلًّا بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ فَاطِمَةَ كَرَّمَ اللَّهُ وَجْهَهَا، كَانَتْ إِذَا دَخَلَتْ عَلَيْهِ قَامَ إِلَيْهَا، فَأَخَذَ بِيَدِهَا، وَقَبَّلَهَا، وَأَجْلَسَهَا فِي مَجْلِسِهِ، وَكَانَ إِذَا دَخَلَ عَلَيْهَا قَامَتْ إِلَيْهِ، فَأَخَذَتْ بِيَدِهِ، فَقَبَّلَتْهُ، وَأَجْلَسَتْهُ فِي مَجْلِسِهَا

Dari 'Aisyah Ra berkata : "Aku tidak melihat orang yang paling mirip dengan Rasulullah Saw dari sisi akhlak dan prilakunya selain Fatimah Ra. Apabila Fatimah masuk ke rumah Rasulullah Saw maka Nabi-pun berdiri lalu memegang tangan Fatimah dan menciumnya serta memberinya tempat duduk pada tempat beliau duduk dan apabila Nabi Saw masuk ke rumah Fatimah maka Fatimah berdiri lalu memegang tangan Nabi Saw dan menciumnya serta memberinya tempat duduk di tempat dia duduk." (H.R. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).

Makruh berdiri untuk menghormati orang tertentu

عَنْ مُعَاوِيَة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَتَمَثَّلَ لَهُ الرِّجَالُ قِيَامًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ
Dari Mu'awiyah Ra berkata : Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda : "Barangsiapa yang merasa senang orang-orang berdiri untuk menghormatinya, maka sediakanlah tempat untuknya di neraka." (H.R. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).

Mengucapkan salam tiga kali jika salam tidak terdengar oleh orang

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا تَكَلَّمَ بِكَلِمَةٍ أَعَادَهَا ثَلَاثًا حَتَّى تُفْهَمَ عَنْهُ، وَإِذَا أَتَى عَلَى قَوْمٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ، سَلَّمَ عَلَيْهِمْ ثَلَاثًا
Dari Anas Ra, bahwa Nabi Saw apabila mengucapkan suatu kata, beliau mengulanginya tiga kali hingga ucapan tersebut di pahami dan apabila mendatangi suatu kaum maka beliau memulai mengucapkan salam kepada mereka, beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali." (H.R. Bukhari).

Mengucapkan salam untuk jama'ah

عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ أَنَّ رَسُول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: يُجْزِئُ عَنْ الْجَمَاعَةِ إِذَا مَرُّوا أَنْ يُسَلِّمَ أَحَدُهُمْ وَيُجْزِئُ عَنْ الْجُلُوسِ أَنْ يَرُدَّ أَحَدُهُمْ
Dari Ali bin Abi Thalib Ra, Rasulullah Saw bersabda : "Mencukupi bagi sebuah rombongan saat melewati (suatu kaum yang sedang duduk) salah seorang dari mereka mengucapkan salam (untuk kaum tersebut) dan mencukupi bagi jamaah yang sedang duduk itu bahwa salah seorang dari mereka menjawab salam tersebut". (Hasan, HR. Abu Daud no. 5210)
 

Larangan menjawab salam saat buang hajat

عَنِ ابْنِ عُمَر رَضِيَ الله عَنْهُمَا أَنَّ رَجُلًا مَرَّ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَبُولُ فَسَلَّمَ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ
Dari Ibnu Umar Ra, ia berkata seorang laki-laki lewat saat Rasulullah Saw sedang buang air kecil, lalu orang tersebut mengucapkan salam kepada Nabi Saw, namun beliau tidak menjawabnya." (H.R. Imam Muslim).

عَنْ الْمُهَاجِرِ بْنِ قُنْفُذٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَبُولُ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ حَتَّى تَوَضَّأَ ثُمَّ اعْتَذَرَ إِلَيْهِ فَقَالَ: إِنِّي كَرِهْتُ أَنْ أَذْكُرَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا عَلَى طُهْرٍ
Dari Muhajir bin Qunfuz Ra bahwa dia mendatangi Rasulullah Saw saat kencing, lalu dia mengucapkan salam kepada Nabi Saw, namun beliau tidak menjawabnya sehingga berwudhu', kemudian meminta maaf seraya bersabda : "Aku tidak suka menyebut Asma Allah kecuali dalam keadaan suci." (H.R. Abu Dawud dan An-Nasa'i).

Di anjurkan menggembirakan orang yang datang dan menanyakan identitasnya agar di hormati sesuai dengan keadaannya.

عَنْ أَبِي جَمْرَةَ قَالَ: كُنْتُ أُتَرْجِمُ بَيْنَ ابْنِ عَبَّاسٍ وَبَيْنَ النَّاسِ فَقَالَ: إِنَّ وَفْدَ عَبْدِ الْقَيْسِ أَتَوْا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: مَنْ الْوَفْدُ؟ أَوْ مَنْ الْقَوْمُ؟ قَالُوا: رَبِيعَةُ، فَقَالَ: مَرْحَبًا! بِالْقَوْمِ أَوْ بِالْوَفْدِ غَيْرَ خَزَايَا وَلَا نَدَامَى
Dari Abi Jamrah berkata : Aku menjadi penterjemah antara Ibnu Abbas dan orang-orang. Dia bertanya : "Utusan datang kepada Nabi Saw. Lalu Nabi Saw bersabda : "Siapakah utusan tersebut? atau siapakah kaum yang datang ini? Para shahabat menjawab : "Rabi'ah". Nabi Saw bersabda : "Selamat datang wahai kaum! Selamat datang wahai para utusan!, Anda tidak akan terhina dan tidak akan menyesal." (H.R. Bukhari dan Muslim).

Makruh mengucapkan salam dengan kalimat : "Alaikassalam"

عَنْ جَابِرِ بْنِ سُلَيمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ: عَلَيْكَ السَّلَامُ، فَقَالَ: لَا تَقُلْ عَلَيْكَ السَّلَامُ، وَلَكِنْ قُلْ: السَّلَامُ عَلَيْكَ
Dari Jabir bin Sulaim Ra, ia berkata : "Aku mendatangi Nabi Saw lalu mengucapkan : "Alaikassalam". Maka beliau bersabda : "Janganlah mengucapkan Alaikassalam, akan tetapi ucapkanlah : "Assalamualaik." (H.R. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).

وفي لفظ: فَإِنَّ عَلَيْكَ السَّلَامُ تَحِيَّةُ الْمَوْتَى
Dalam riwayat yang lain : "Karena uacapan alaikassalam adalah ucapan salam untuk orang yang telah wafat." (H.R. Abu Dawud).

Hanya saja tidak boleh bersalaman dengan wanita atau lelaki bukan mahrom mengingat sabda Rasulullah Saw sebagai berikut :

أَنْ يُطْعَنَ فِي رَأْسِ رَجُلٍ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لا تَحِلُّ لَهُ
“Di tusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi, sungguh lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang bukan mahramnya.” (H.R. At-Thabrani dan Ibnu Majjah)

Posting Komentar untuk "FADHILAH BERJABAT TANGAN DAN MENGENAI UCAPAN SALAM LAINNYA"