Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

TIGA DERAJAT NAFAS

Menyimak firman Allah tentang masalah napas ini terlebih dahulu, yaitu : "Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata, "Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau." (Q.S. Al-A'raf : 143). Letak isyaratnya kepada ayat ini, bahwa napas didapatkan kembali setelah meninggalkan keadaan dan setelah napas itu terlepas dari orangnya, keadaan ini seperti orang yang terhimpit, lalu dia bisa bernafas kembali dan merasa lega ketika sudah lepas dari himpitan itu, nafas disebut dengan napas, agar orangnya bisa merasa lega dan lapang.

Ada tiga derajat nafas, yaitu :
1. Keserupaan nafas dengan derajat-derajat waktu.
Sisi keserupaan di antara keduanya, bahwa waktu-waktu itu bisa dihitung dengan nafas, seperti derajat-derajatnya yang juga bisa dihitung, nafas ada tiga macam yaitu nafas pada satu saat menyesak dan tidak tampak, ditahan-tahan dan bergantung kepada ilmu, jika bernafas mengeluarkan nafas duka, jika berkata mengeluarkan perkataan duka, hal ini terjadi karena ketakutan terhadap hijab, ini merupakan kegelapan yang dikatakan orang-orang sebagai kedudukan.

2. Nafas pada saat tampak, yaitu nafas yang keluar dari kedudukan kegembiraan ke kesaksian, dipenuhi cahaya kebersamaan, tanpa memerlukan isyarat, derajat ini lebih tinggi daripada derajat pertama, karena derajat pertama terjadi pada saat sesak dan gelap, sedangkan derajat ini terjadi pada saat nyata dan terang, hakikatnya adalah menyusupnya cahaya kebenaran ke dalam hati orang yang mengadakan perjalanan, maksud cahaya di sini adalah cahaya ma'riat dan iman, bukan cahaya yang tampak mata.

3. Nafas yang dicuci dengan air kesucian dan yang tegak karena isyarat azal, inilah nafas yang disebut dengan kebenaran cahaya, yang dimaksudkan kesucian di sini adalah kesaksian yang meniadakan sesuatu yang baru dan belum terjadi, sementara yang azal tetap ada. Nafas ini keluar karena kesaksian terhadap azal, yang menghapus segala yang baru. Perkataan, "Inilah nafas yang disebut dengan kebenaran cahaya", terkandung makna yang sangat halus, bahwa orang yang mengadakan perjalanan akan menjumpai cahaya dalam perjalanannya untuk beberapa kali, kemudian cahaya itu tidak tampak, seperti kilat yang tampak lalu hilang, jika cahaya itu kuat dan lama kemunculannya, maka ia akan menjadi cahaya yang sebenarnya.

Posting Komentar untuk "TIGA DERAJAT NAFAS"