Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

IKHLAS UNTUK ALLAH

Apa syarat diterimanya amal?

Sebelum kita melangkah satu langkah, hendaklah kita mengetahui jalan untuk merengkuh keselamatan dunia akhirat kita, janganlah kita memberati diri dengan amalan-amalan yang banyak tidak sesuai kemampuan, karena, alangkah banyak orang yang memperbanyak amalan, namun hal itu tidak memberikan manfaat kepadanya kecuali rasa capai dan keletihan semata di dunia dan siksaan di akhirat,
maka sebelum memulai semua amalan, hendaklah kita mengetahui syarat diterimanya amal, yaitu harus terpenuhi dua perkara penting pada setiap amalan, jika salah satu tidak tercapai, akibatnya amalan seseorang tidak ada harapan untuk diterima.
Contoh dalam masalah ini adalah sabda Nabi Saw, yaitu : "Alangkah banyak orang yang berpuasa, namun ia tidak mendapatkan bagian dari puasanya kecuali lapar dan alangkah banyak orang yang shalat malam, namun ia tidak mendapatkan bagian dari shalat malamnya kecuali begadang." (H.R. Ibnu Majah).
Pertama: Ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kedua: Amalan itu telah diperintahkan Allah Subhanahu wa
Ta’ala dalam Al-Qur'an atau dijelaskan oleh Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan sunnahnya serta mengikuti Rasulullah Saw dalam pelaksanaannya.

Jika salah satu dari dua syarat ini rusak, perbuatan yang baik tidak masuk kategori amal shalih dan tidak akan diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Pernyataan ini ditunjukkan oleh firman Allah Ta'ala, yaitu : "Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Rabb-nya." (Q.S. Al-Kahfi /18 : 110).

Dalam ayat ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan agar amal yang dikerjakan adalah amalan shalih, yaitu amal perbuatan yang sesuai dengan aturan syari'‟at, selanjutnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan orang yang menjalankannya supaya mengikhlaskan amalan itu kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala semata, tidak mencari pahala atau pamrih dari selain-Nya dengan amalan itu.

Al-Hafiz Ibnu Katsir Rahimahullah berkata dalam tafsirnya : "Dua perkara ini merupakan rukun diterimanya suatu amalan, yaitu, amalan itu harus murni untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala dan benar sesuai dengan petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Keterangan serupa juga diriwayatkan Al-Qadhi Iyadh Rahimahullah dan lainnya.

Posting Komentar untuk " IKHLAS UNTUK ALLAH"