ETIKA BERBEDA PENDAPAT
Betapa banyak perbedaan pendapat yang terjadi di antara para praktisi dakwah yang menyebabkan kegagalan dan sirnanya kekuatan syari'at, hal ini banyak terjadi akibat kurangnya memahami dan mungkin saja kurang etika di kala adanya berbeda pendapat, di sarankan kepada semuanya para ahlul ilmi dan praktisi dakwah adalah menempuh metode yang baik, lembut dalam berdakwah dan bersikap halus dalam masalah-rnasalah yang terjadinya perbedaan pendapat tentang apa saja dalam keilmuan agama di saat saling mengungkapkan pandangan dan pendapat ataau bahkan fatwa atas sesuatu hal. Jangan sampai terbawa oleh perasaan emosi, merasa benar sendiri. Jika ada terjadi perdebatan dalam suatu ilmu bahkan kasar menjadi kasar dengan melontarkan kalimat-kalimat yang tidak pantas di lontarkan, yang mana hal ini bisa menyebabkan perpecahan, perselisihan, saling membenci dan bahkan berakibat saling menjauhi. Seharusnya seorang da‘i dan pendidik menempuh metode-metode yang bermanfaat, halus dalam bertutur kata, sehingga ucapannya bisa di terima dan hati pun tidak saling menjauhi, sebagaimana Allah berfirman kepada Rasulullah Saw, yaitu : "Maka di sebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka, sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah rnereka menjauhkan diri dari sekelilingmu." (Q,S Ali Imran : 159).
Perlu selalu di ingat, bahwa yang di maksudkan adalah menjelaskan kebenaran dan ambisi untuk di terima serta bermanfaatnya dakwah, bukan bermaksud untuk rnenunjukkan ilmu atau menunjukkan bahwa berdakwah atau loyal terhadap agama Allah, karena sesungguhnya Allah mengetahui segala yang di rahasiakan dan yang di sembunyikan olleh seseorang.
Jadi, yang di maksud adalah menyarnpaikan dakwah dan agar rnanusia bisa mengambil manfaat dari perkataan, dari itu, hendaklah memiliki faktor-faktor untuk di terimanya dakwah dan menjauhi faktor-faktor yang bisa menyebabkan di tolaknya dan tidak di terimanya dakwah.
Allah berfirman kepada Musa dan Harun ketika mengutus mereka kepada Fir’aun,”Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut mudah-mudahan ia ingat atau takut.” (Q.S. Thaha : 44). Dalam ayat lain di sebutkan, ”Serulah manusia kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik.” (Q.S. An-Nahl : 125).Dalam ayat lain di sebutkan,”Dan janganlah karnu berdebat dengan Ahli Kitab, rnelainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zhalim di antara rnereka." (Q.S. Al-Ankabut : 46). Rasulullah Saw bersabda : ”Sesungguhnya, tidaklah kelembutan itu ada pada sesuatu kecuali akan mengindahkannya dan tidaklah kelembutan itu luput dari sesualu kecuali akan memburukkannya.” (H.R. Muslim). Beliau pun bersabda,”Barangsiapa yang tidak terdapat kelembutan padanya, maka tidak ada kebaikan padanya.” (H.R. Muslim). Maka seorang da‘i dan pendidik hendaknya menempuh metode-metode yang bermanfaat dan menghindari kekerasan dan kekasaran, karena hal ini bisa menyebabkan di tolaknya kebenaran serta bisa menimbulkan perselisihan dan perpecahan di antara sesama kaum muslimin.
Perlu selalu di ingat, bahwa yang di maksudkan adalah menjelaskan kebenaran dan ambisi untuk di terima serta bermanfaatnya dakwah, bukan bermaksud untuk rnenunjukkan ilmu atau menunjukkan bahwa berdakwah atau loyal terhadap agama Allah, karena sesungguhnya Allah mengetahui segala yang di rahasiakan dan yang di sembunyikan olleh seseorang.
Jadi, yang di maksud adalah menyarnpaikan dakwah dan agar rnanusia bisa mengambil manfaat dari perkataan, dari itu, hendaklah memiliki faktor-faktor untuk di terimanya dakwah dan menjauhi faktor-faktor yang bisa menyebabkan di tolaknya dan tidak di terimanya dakwah.
Posting Komentar untuk "ETIKA BERBEDA PENDAPAT"
Terimakasih atas kunjungan anda...