Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

SAHABAT YANG BAIK

Teman dan sahabat mungkin saja banyak dan sangat banyak, namun mari kita lihat di kala apakah ia benar-benar teman dan sahabat di kala waktu yang kita alami hanya 3 (tiga) ini saja, yaitu :
  1. Kala susah;
  2. Kala sakit;
  3. Kala kita buka kesalahannya.
Nah, mari perhatikan ia apabila :

1. Kala susah ia tetap bersama dalam bentuk apapun juga dan dalam kondisi apapun juga, ia akan sangat begitu perhatian penuh secara lahir dan bathin, jasmani dan rohani ia ikut menanggung segala beban dan bahu membahu menyelesaikannya, apakah ada yang seperti ini?


2. Kala sakit ia berupaya penuh memberi perhatian, secara rohani dan jasmani, lahir dan bathin, ia ikut merasakan sakit yang di alami, apakah ada yang seperti ini?

3. Kala kita buka kesalahannya, ia akan terima dengan segenap rasa rendah hati, jiwa besar, lapang dada, segera minta maaf dengan tulus dan berjanji pada diri sendiri, pada kita selaku teman atau sahabatnya dan disaksikan Allah dan bersyukur telah di peringatkan, sebab ia sadar sebab itu datangnya dari Allah pada dirinya berupa peringatan dari-Nya yang sesungguhnya itu adalah menunjukkan Allah sayang padanya, dalam hal ini jika di temukan maka bersahabatlah, jika berlainan jenis usahakan jadi pasanganmu, karena sangat baik dan layak utk teman hidup, apakah ada yang seperti ini?

Namun jika sebaliknya, yaitu :

1. Kala susah, ia hanya sekedar basa basi saja sebagai unjuk perhatian, setelah itu hanya sekedar saja tanpa adanya upaya yang keras dan gigih membantu, maka itu adalah teman atau sahabat yang culas, bakhil atau kikir dan khianat, tidak layak jadi sahabat, karena ia tak bisa bersama dalam suka dan duka, ia hanya mau di kala senang saja, kita tahu bahwa dalam keadaan susah sudah jelas serba berkekurangan, jadi ketabahan dan ketegaran serta kesabaran di butuhkan dalam hal ini dan tiada penolong selain Allah saja, sahabat tadi keparit.

2. Kala sakit, ia juga hanya sekedar menjenguk yang juga sebagai basa basi unjuk perhatian tampak muka saja, tanpa adanya perhatian yang mendalam dan tulus untuk ikut merasakan sakit dan upaya yang keras membantu menyembuhkan, maka teman atau sahabat yang begini munafik dan sama saja dan tidak layak bersahabat, kita tahu, keadaan di kala sakit pada umumnya bau, menjijikkan dan merepotkan, dalam hal ini betul-betul di uji kesetiaan seseorang, jadi kesabaran dan ketabahannya sangat di perlukan dalam hal ini, jika hal ini tak ada maka tak layak karena hanya akan membuat rusak iman saja karena buruk sangka diri jadi kian besar, jadi hindari dan bertemanlah hanya sekedar menjaga ukhuwah hubungan sebagai sesama manusia saja, karena ketabahan dan ketegaran serta kesabaran di butuhkan dalam hal ini dan tiada penolong selain Allah saja, sahabat tadi...keparit saja.

3. Kala di buka kesalahannya, jika ia tiada mau menerima suatu kesalahannya dengan baik, ikhlas dan melakukan perubahan dengan upaya yang keras serta tak mau pula minta maaf dengan tulus atas kesalahannya dan juga tidak menerima anjuran kebaikan dengan baik dan kebanyakannya malah merasa sakit hati jika di peringatkan akan kesalahannya dan anjuran kebaikan, dia hanya bermanis muka saja di kala itu (berbicara) tapi di belakang ia merasa sakit hati karena kala di beri peringatan, karena ketabahan dan ketegaran serta kesabaran di butuhkan dalam hal ini dan tiada penolong selain Allah saja, sahabat tadi...keparit saja.

Ingatlah!! Teman dan sahabat mungkin saja banyak dan sangat banyak, namun mari kita lihat di kala apakah ia benar-benar teman dan sahabat di kala waktu yang kita alami hanya 3 (tiga) ini saja, yaitu : 

1. Kala susah;
2. Kala sakit;
3. Kala kita buka kesalahannya.

Nah, mari perhatikan ia apabila :
1. Kala susah ia tetap bersama dalam bentuk apapun juga dan dalam kondisi apapun juga, ia akan sangat begitu perhatian penuh secara lahir dan bathin, jasmani dan rohani ia ikut menanggung segala beban dan bahu membahu menyelesaikannya, apakah ada yang seperti ini?

2. Kala sakit ia berupaya penuh memberi perhatian, secara rohani dan jasmani, lahir dan bathin, ia ikut merasakan sakit yang di alami, apakah ada yang seperti ini?

3. Kala kita buka kesalahannya, ia akan terima dengan segenap rasa rendah hati, jiwa besar, lapang dada, segera minta maaf dengan tulus dan berjanji pada diri sendiri, pada kita selaku teman atau sahabatnya dan disaksikan Allah dan bersyukur telah di peringatkan, sebab ia sadar sebab itu datangnya dari Allah pada dirinya berupa peringatan dari-Nya yang sesungguhnya itu adalah menunjukkan Allah sayang padanya. Dalam hal ini jika ditemukan maka bersahabatlah, jika berlainan jenis usahakan jadi pasanganmu, karena sangat baik dan layak untuk teman hidup, apakah ada yang seperti ini?

Namun jika sebaliknya, yaitu : 
1. Kala susah, ia hanya sekedar basa basi saja sebagai unjuk perhatian, setelah itu hanya sekedar saja tanpa adanya upaya yang keras dan gigih membantu, maka itu adalah teman atau sahabat yang culas, bakhil atau kikir dan khianat, tidak layak jadi sahabat, karena ia tak bisa bersama dalam suka dan duka, ia hanya mau di kala senang saja, kita tahu bahwa dalam keadaan susah sudah jelas serba berkekurangan, jadi ketabahan dan ketegaran serta kesabaran di butuhkan dalam hal ini dan tiada penolong selain Allah saja, sahabat tadi keparit.

2. Kala sakit, ia juga hanya sekedar menjenguk yang juga sebagai basa basi unjuk perhatian tampak muka saja, tanpa adanya perhatian yang mendalam dan tulus untuk ikut merasakan sakit dan upaya yang keras membantu menyembuhkan, maka teman atau sahabat yang begini munafik dan sama saja dan tidak layak bersahabat, kita tahu, keadaan di kala sakit pada umumnya bau, menjijikkan dan merepotkan, dalam hal ini betul-betul di uji kesetiaan seseorang, jadi kesabaran dan ketabahannya sangat di perlukan dalam hal ini, jika hal ini tak ada maka tak layak karena hanya akan membuat rusak iman saja karena buruk sangka diri jadi kian besar, jadi hindari dan bertemanlah hanya sekedar menjaga ukhuwah hubungan sebagai sesama manusia saja, karena ketabahan dan ketegaran serta kesabaran di butuhkan dalam hal ini dan tiada penolong selain Allah saja, sahabat tadi...keparit saja.

3. Kala di buka kesalahannya, jika ia tiada mau menerima suatu kesalahannya dengan baik, ikhlas dan melakukan perubahan dengan upaya yang keras serta tak mau pula minta maaf dengan tulus atas kesalahannya dan juga tidak menerima anjuran kebaikan dengan baik dan kebanyakannya malah merasa sakit hati jika di peringatkan akan kesalahannya dan anjuran kebaikan, dia hanya bermanis muka saja di kala itu (berbicara) tapi di belakang ia merasa sakit hati karena kala di beri peringatan, karena ketabahan dan ketegaran serta kesabaran di butuhkan dalam hal ini dan tiada penolong selain Allah saja, sahabat tadi...keparit saja, berfungsi untuk saling mengingatkan dan saling mengisi serta saling bimbing dalam hal perbaikan pada kesalahan-kesalahan sikap dan cara hidup serta memperbaiki diri untuk jadi baik agar bahagia dan selamat dunia akhirat karena di ridhai Allah, bukan malah jadi menjerumuskan.

"Ya Allah, di ketika aku lakukan kesalahan kepada orang lain, anugerahkanlah kekuatanku yang tulus untuk meminta kemaafan, manakala diwaktu orang melakukan kesalahan kepadaku, anugerahkanlah aku kekuatan untuk memberi kemaafan, aamiiin."

Posting Komentar untuk "SAHABAT YANG BAIK"