FITNAH DAN HUJAT DAN MENGHUJAT
Fitnah-memfitnah itu lebih besar dosanya daripada dosa membunuh manusia tak bersalah, Allah berfirman : “Berbuat fitnah lebih besar dosanya daripada membunuh.” (Q.S. Al-Baqarah : 217). Fitnah adalah perkara yang sangat fatal, sebab dan akibat dari fitnah akan mengakibatkan perpecahan, karena orang yang suka memfitnah itu kemampuannya hanya bisa termakan fitnah pula tanpa tahu fakta dan solusinya yang di sebabkan dalam hatinya hanya ada sifat dengki dan iri yang sudah akut, biasanya hal ini terjadi pada haus kekuasaan yang di lakukan lingkaran sosialnya, manusia lain yang memang punya bibit suka fitnah dalam hatinya akan mudah pula terhasut, padahal dia tak tahu apa-apa tentang yang di fitnahkannya itu, apa gunanya?
Hanya dosa besar yang di dapat, bukan saja nama orang yang di fitnah itu mendapat aib, tetapi fitnah mengakibatkan lenyapnya suatu bangsa, dengan fitnah manusia akan saling mencaci, memaki dan bunuh membunuh walau sesama Islam dan sesama manusia. Sejarah Islam telah mencatat bukti otentik akibat fitnah yang terjadi tempo dulu, di mana tiga orang Khalifah Islam menjadi korban fitnah, seperti terbunuhnya Khalifah Umar ibnu Khattab, terbunuhnya Khalifah Usman bin Affan, terbunuhnya Khalifah Ali bin Abi Thalib dan juga zuriat (keturunan) Rasulullah sendiri, yang di bunuh dengan sadis dan kejam oleh manusia-manusia yang gila akan kuasa, rakus akan jabatan.
Karenanya, sangatlah pantas para penebar gosip atau pemfitnah mendapat berbagai kecaman dari sisi agama, mereka yang suka menebar fitnah akan di ancam sebagai manusia terburuk, karena hari-harinya sering memburuk-burukkan orang lain, maka penyebar fitnah di beri gelar oleh Rasulullah dengan seburuk-buruk manusia. Beliau bersabda : “Inginkah kalian aku beritahukan manusia terburuk di antara kalian?” Para sahabat menjawab, Ya. Beliau bersabda, yaitu orang-orang yang ke sana ke mari menyebar fitnah, yang memecah belah di antara orang yang saling mencintai dan meniupkan aib kepada orang-orang yang tidak berdosa dan bersalah.” (H.R. Ahmad).
Apalagi fitnah yang di sebarkan itu tanpa ada bukti yang betul-betul nyata dan fakta baginya, maka laknat Allah yang menimpa bagi pembuat fitnah, yang di fitnah tetap berlaku tenang atas kehendak Allah.
Hanya dosa besar yang di dapat, bukan saja nama orang yang di fitnah itu mendapat aib, tetapi fitnah mengakibatkan lenyapnya suatu bangsa, dengan fitnah manusia akan saling mencaci, memaki dan bunuh membunuh walau sesama Islam dan sesama manusia. Sejarah Islam telah mencatat bukti otentik akibat fitnah yang terjadi tempo dulu, di mana tiga orang Khalifah Islam menjadi korban fitnah, seperti terbunuhnya Khalifah Umar ibnu Khattab, terbunuhnya Khalifah Usman bin Affan, terbunuhnya Khalifah Ali bin Abi Thalib dan juga zuriat (keturunan) Rasulullah sendiri, yang di bunuh dengan sadis dan kejam oleh manusia-manusia yang gila akan kuasa, rakus akan jabatan.
Karenanya, sangatlah pantas para penebar gosip atau pemfitnah mendapat berbagai kecaman dari sisi agama, mereka yang suka menebar fitnah akan di ancam sebagai manusia terburuk, karena hari-harinya sering memburuk-burukkan orang lain, maka penyebar fitnah di beri gelar oleh Rasulullah dengan seburuk-buruk manusia. Beliau bersabda : “Inginkah kalian aku beritahukan manusia terburuk di antara kalian?” Para sahabat menjawab, Ya. Beliau bersabda, yaitu orang-orang yang ke sana ke mari menyebar fitnah, yang memecah belah di antara orang yang saling mencintai dan meniupkan aib kepada orang-orang yang tidak berdosa dan bersalah.” (H.R. Ahmad).
Apalagi fitnah yang di sebarkan itu tanpa ada bukti yang betul-betul nyata dan fakta baginya, maka laknat Allah yang menimpa bagi pembuat fitnah, yang di fitnah tetap berlaku tenang atas kehendak Allah.
Posting Komentar untuk "FITNAH DAN HUJAT DAN MENGHUJAT"
Terimakasih atas kunjungan anda...