Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

TENTANG SAHABAT YANG BAIK

Dari Nu’man bin Basyir, Rasulullah bersabda,“Perumpamaan persaudaraan kaum muslimin dalam cinta dan kasih sayang di antara mereka adalah seumpama satu tubuh. Apabila satu anggota tubuh sakit maka mengakibatkan seluruh tubuh menjadi demam dan tidak bisa tidur.” (H.R. Muslim). “Seorang Muslim adalah saudara muslim lainnya, ia tidak menzaliminya, merendahkannya, menyerahkan (kepada musuh) dan tidak menghinakannya.” (H.R. Muslim). “Teman yang paling baik adalah apabila kamu melihat wajahnya, kamu teringat akan Allah, mendengar kata-katanya menambahkan ilmu agama, melihat gerak-geriknya teringat mati.” Allah berfirman,“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal (dan beramah mesra antara satu sama lain). Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Q.S. Al-Hujurat : 13).

INGATLAH!! Teman dan sahabat mungkin saja banyak dan sangat banyak, namun mari kita lihat di kala apakah ia benar-benar teman dan sahabat di kala waktu yang kita alami hanya 3 (tiga) ini saja, yaitu :

1. Kala susah;
2. Kala sakit;
3. Kala kita buka kesalahannya.

Nah, mari perhatikan ia apabila :
1. Kala susah ia tetap bersama dalam bentuk apapun juga dan dalam kondisi apapun juga, ia akan sangat begitu perhatian penuh secara lahir dan bathin, jasmani dan rohani ia ikut menanggung segala beban dan bahu membahu menyelesaikannya, apakah ada yang seperti ini?;

2. Kala sakit ia berupaya penuh memberi perhatian, secara rohani dan jasmani, lahir dan bathin, ia ikut merasakan sakit yang di alami, apakah ada yang seperti ini?;

3. Kala kita buka kesalahannya, ia akan terima dengan segenap rasa rendah hati, jiwa besar, lapang dada, segera minta maaf dengan tulus dan berjanji pada diri sendiri, pada kita selaku teman atau sahabatnya dan disaksikan Allah dan bersyukur telah di peringatkan, sebab ia sadar sebab itu datangnya dari Allah pada dirinya berupa peringatan dari-Nya yang sesungguhnya itu adalah menunjukkan Allah sayang padanya. Dalam hal ini jika ditemukan maka bersahabatlah, jika berlainan jenis usahakan jadi pasanganmu, karena sangat baik dan layak utk teman hidup, apakah ada yang seperti ini?.

Namun jika sebaliknya, yaitu :
1. Kala susah, ia hanya sekedar basa basi saja sebagai unjuk perhatian, setelah itu hanya sekedar saja tanpa adanya upaya yang keras dan gigih membantu, maka itu adalah teman atau sahabat yang culas, bakhil/kikir dan khianat, tidak layak jadi sahabat, karena ia tak bisa bersama dalam suka dan duka, ia hanya mau di kala senang saja, kita tahu bahwa dalam keadaan susah sudah jelas serba berkekurangan, jadi ketabahan dan ketegaran serta kesabaran di butuhkan dalam hal ini dan tiada penolong selain Allah saja, sahabat tadi keparit.

2. Kala sakit, ia juga hanya sekedar menjenguk yang juga sebagai basa basi unjuk perhatian tampak muka saja, tanpa adanya perhatian yang mendalam dan tulus untuk ikut merasakan sakit dan upaya yang keras membantu menyembuhkan, maka teman atau sahabat yang begini munafik dan sama saja dan tidak layak bersahabat, kita tahu, keadaan di kala sakit pada umumnya bau, menjijikkan dan merepotkan, dalam hal ini betul-betul di uji kesetiaan seseorang, jadi kesabaran dan ketabahannya sangat di perlukan dalam hal ini, jika hal ini tak ada maka tak layak karena hanya akan membuat rusak iman saja karena buruk sangka diri jadi kian besar, jadi hindari dan bertemanlah hanya sekedar menjaga ukhuwah hubungan sebagai sesama manusia saja, karena ketabahan dan ketegaran serta kesabaran di butuhkan dalam hal ini dan tiada penolong selain Allah saja, sahabat tadi...keparit saja.

3. Kala di buka kesalahannya, jika ia tiada mau menerima suatu kesalahannya dengan baik, ikhlas dan melakukan perubahan dengan upaya yang keras serta tak mau pula minta maaf dengan tulus atas kesalahannya dan juga tidak menerima anjuran kebaikan dengan baik dan kebanyakannya malah merasa sakit hati jika di peringatkan akan kesalahannya dan anjuran kebaikan, dia hanya bermanis muka saja di kala itu (berbicara) tapi di belakang ia merasa sakit hati karena kala di beri peringatan, karena ketabahan dan ketegaran serta kesabaran di butuhkan dalam hal ini dan tiada penolong selain Allah saja, sahabat tadi...keparit saja.

Orang yang begini adalah orang yang telah keras membatu hatinya, ia dalam hatinya tetap tak bisa menerima kesalahan yang di katakan padanya, minta maafnya hanya semu di bibir saja, kala di anjurkan dan di peringatkan hal-hal kebaikan ia malah sakit hati, ia merasa dirinya benar sendiri dan merasa telah baik dan itulah anggapan yang dipegangnya dengan keras dan teguh, padahal sifatnya itu belumlah tentu baik, belum tentu tepat, ia di beri peringatan malah merasa tersakiti, di belakang kita dia bersungut-sungut dan mengomel sendiri karena merasa tersinggung, bukannya ia sebaiknya merasa bersyukur dan segera lakukan perubahan dan hubungan yang kian erat menyatu. Orang yang seperti ini maka "TIDAK LAYAK DIJADIKAN TEMAN/SAHABAT, APALAGI UNTUK JADI PASANGAN" karena hanya akan membuat dirimu jadi rusak iman karena pengaruh dari sifat yang demikian jelas tidak baik, ia hanya membuat dirimu terjerumus jadi tidak baik.

Bertemanlah hanya sekedar menjaga hubungan sesama manusia atau sesama muslim saja, padahal seharusnya sebagai teman/sahabat dan jadi pasangan adalah berfungsi untuk saling mengingatkan dan saling mengisi serta saling bimbing dalam hal perbaikan pada kesalahan-kesalahan sikap dan cara hidup serta memperbaiki diri untuk jadi baik agar bahagia dan selamat dunia akhirat karena di ridhai Allah, bukan malah jadi menjerumuskan.

Posting Komentar untuk "TENTANG SAHABAT YANG BAIK"