Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

KIAT MENGATASI KEGUNDAHAN (GALAU)

Kebanyakan manusia yang merasa kehidupannya selalu di selimuti dengan perasaan galau, gundah, dan tidak tenang, perasaan ini seringkali muncul ketika problem kehidupan yang meningkat sedangkan imannya lemah atau bahkan melemah karena tidak tahan terhadap ujian dan goncangan dalam kehidupan sehari-hari, seperti tentang kehidupan bersifat rizqi, jodoh dan lain sebagainya, hal ini hanya ketaatan kepada Allah-lah yang hendaknya di pertebal dan di wujudkan dengan melakukan amal-amal shalih dengan lebih giat lagi tanpa meninggalkan usaha atau ikhtiar dalam menghadapi berbagai persoalan tersebut, yang mana ini adalah cara yang terbaik dalam meraih kebahagiaan, ketenangan dan sebagai pengusir rasa gundah, tidaklah kebaikan dunia terwujud kecuali dengan hanya lebih mendekatkan diri kepada Allah dan ridha serta menerima segala bentuk ujian dan cobaan dari-Nya. Allah berfirman : ”Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.S An-Nahl : 97).

Sesungguhnya dalil, nash, akal, fitrah, dan bukti nyata telah menunjukkan bahwa mendekatkan diri kepada Allah Rabb semesta alam dan mencari ridha-Nya serta berbuat baik kepada manusia adalah sebab terbesar untuk mendatangkan segala kebaikan, sedangkan jika kebalikannya yang dilakukan, maka akan menjadi lawannya untuk menjadi sebab terbesar akan datangnya segala kejelekan yang ditimpakan Allah bagi dirinya yang tiada sanggup menahan segala bentuk cobaan dari-Nya. Berikut ini sebagian kecil dari cara dan kiat agar hidup kita tenang dan tidak “GALAU” (sebagaimana bahasa gaul) zaman sekarang, antara lain yaitu :

1. Perkuat dan perbanyak membaca Al-Qur'an dengan Tadabbur, hikmah diturunkannya Al-Qur'an adalah agar manusia dapat merenungi ayat-ayatnya serta mengambil pelajaran darinya. Allah berfirman : “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya, dan supaya mendapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai pikiran.” (Q.S Shad : 29). Allah mencela orang-orang yang enggan memperhatikan Al-Qur'an, sebagaimana dalam firman-Nya : “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur'an, ataukah hati mereka yang terkunci? (Q.S Muhammad : 24). Dalam ayat ini, Allah mencela orang-orang yang tidak menghayati Al-Qur'an dan mengisyaratkan bahwa hal itu termasuk terkuncinya hati mereka dan tercegahnya kebaikan pada mereka. Ketahuilah, Al-Qur'an adalah petunjuk kebaikan bagi kehidupan manusia, jika kita menginginkan hati yang terang, bening sebening kaca, dan jiwa yang bersih maka jangan mencari obat ke mana-mana dan berkeluh kesah kepada sesama manusia tanpa keadaan darurat yang mendukungnya, jika memang berkeluh kesah juga, maka sampaikanlah hanya kepada mahramnya, bukan kepada sembarangan manusia apalagi pada zaman sekarang ini yang ramai disampaikan pada media online, seperti jejaring sosial dan lain sebagainya, begitulah kelemahan iman manusia yang kian lama kian menurun, alangkah baiknya jika menghadapkan hati tersebut hanya kepada Allah Swt saja. Al-Qur'an adalah solusinya. Allah berfirman : “Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shalih bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (Q.S Al-Isra' : 9). Ketenteraman adalah dengan membaca Al-Qur'an, apalagi dilakukan dikala keheningan sepertiga akhir malam menjelang fajar akan shalat subuh dikala manusia terlelap dengan tidurnya, akan terasa lebih bermakna dan mudah akan merenungi maknanya, bukannya dengan mendengarkan lagu-lagu, musik, main game, mabuk-mabukan, berjudi dan lain sebagainya, yang mana hanya akan memperparah keadaan, perhatikanlah firman Allah berikut ini : “Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah, Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Q.S Al-Ra'd : 28). Hati tidak akan tenang kecuali dengan iman dan keyakinan, tidak ada jalan untuk menggapai iman dan keyakinan kecuali dengan Al-Qur'an, karena tenang dan tenteramnya hati termasuk keyakinannya terhadap Al-Qur'an dan guncangnya hati pertanda akan keraguannya, dengan Al-Qur'an dapat tergapai keyakinan dan tertolak keraguan, sangkaan dan kebimbangan, maka tidak akan tenang hati seorang muslim kecuali dengan Al-Qur'an dan mengingat Allah, maka mulai detik ini, renungi dan pahamilah Al-Qur'an, kaji lebih dalam lagi janganlah berpaling darinya, karena Allah berfirman : “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit dan Kami akan menghimpunkannya pada Hari Kiamat dalam keadaan buta.” (Q.S Thaha : 124).

2. Shalat Tahajjud, dengan melaksanakan dan mendirikan shalat tahajjud, adalah merupakan ibadah shalat yang dikerjakan pada malam hari setelah sebelumnya tidur terlebih dahulu, orang yang shalat tahajjud adalah orang yang shalat di waktu malam, shalat tahajjud itu dikerjakan afdhalnya setelah tidur terlebih dahulu, sedangkan shalat malam lebih umum, waktunya sejak tenggelamnya matahari dan terbitnya fajar, ini adalah shalat sunnah yang sangat dianjurkan, Allah sering memuji para hamba yang shalih, karena mereka mengerjakan shalat malam dan tahajjud. Allah berfirman : “Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam, dan selalu memohonkan ampunan di waktu pagi sebelum fajar.” (Q.S Adz-Dzariyat : 17-18). Ibnu Abbas Ra mengatakan,"Waktu malam tidak berlalu begitu saja bagi mereka, melainkan mereka selalu mengerjakan shalat malam walaupun hanya sedikit." Allah juga memuji orang yang mengerjakan shalat malam dalam firman-Nya : “Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdo'a kepada Rabb-nya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa-apa rizki yang Kami berikan, tak seorang pun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.” (Q.S As-Sajadah : 16-17). Anas bin Malik Ra berkata,"Sungguh seorang tidak dapat mengerjakan shalat malam dan puasa di siang hari karena sebab berbohong yang dia kerjakan." Ketahuilah, shalat malam yang dikerjakan dengan khusyu’, menyendiri, dan memaknai kandungan bacaan Al-Qur'an dan do'a yang dibaca akan membawa ketenangan hati, perasaan tenteram, dan jiwa yang baik, permasalahan dunia yang sulit akan terasa ringan jika kita mengerjakan shalat, karena shalat adalah penghibur dan penyejuk hati. Rasulullah Saw bersabda : "Bangkitlah, hai Bilal, hiburlah kami dengan shalat." Bahkan, Rasulullah Saw setiap kali dirundung masalah, beliau melaksanakan shalat. Hudzaifah Ra berkata : "Adalah Rasulullah Saw apabila dirundung masalah maka beliau mengerjakan shalat."

Hal itu tiada lain karena shalat adalah komunikasi antara hamba dengan Rabbnya, berdiri di hadapan Allah dengan shalat, adalah memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam memperbaiki jiwa orang yang shalat itu, bahkan kepada seluruh manusia, karena, shalat adalah penyejuk mata. Rasulullah Saw bersabda : "Telah dijadikan kesejukan mataku di dalam shalat." Jadi tidak ada keraguan bahwa shalat adalah penyejuk mata orang-orang yang tercinta, kelezatan jiwa-jiwa orang yang bertauhid, tamannya orang-orang yang beribadah, kelezatan hati orang yang khusyu’, shalat adalah rahmat Allah yang di hadiahkan kepada hamba-Nya yang beriman. Sesungguhnya shalat itu bisa menghapus kejelekan bagi orang yang menunaikan hak-hak shalat, dia menyempurnakan kekhusyukan shalat, ia berdiri di hadapan Allah dengan hati yang hadir dan berpikir serta berdzikir, orang yang semacam ini jika selesai shalat akan menjumpai keringanan dalam shalat, menjumpai semangat dan kelapangan hati setelah shalat.

3. Bertemanlah dengan teman yang taat pada Allah, Allah memerintahkan kepada kita untuk bersama-sama orang yang baik dan shalih. Allah berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (Q.S At-Taubah : 119). Allah juga berfirman : “Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (Q.S Az-Zukhruf : 67).

Teman punya pengaruh yang sangat kuat dalam membentuk kepribadian, sifat dalam diri seorang muslim karena pergaulan mereka, sebab itu, tidak mengherankan bila Rasulullah Saw sudah memberikan peringatan sejak jauh-jauh hari, agar berteman dengan teman yang baik dan menjauhi teman yang jelek, Rasulullah Saw bersabda,"Permisalan teman yang shalih dan teman yang jelek, bagaikan penjual minyak wangi dan pandai besi, penjual minyak wangi, bisa jadi dia akan memberikan minyak wanginya, atau engkau membeli darinya atau engkau mendapatkan wanginya, adapun pandai besi, dia bisa membakar bajumu atau engkau mendapati baunya yang tidak enak." (H.R Muttafaqun ‘Alaihi). Maka sungguh wajib bagi orang yang berakal untuk tidak meremehkan tiga golongan, yaitu : Para ulama yang lurus (tidak munafik), Pemimpin yang adil dan bijaksana dan teman-teman yang telah tampak dan teruji ketaatannya, yang mana ia selalu mempertahankan jalan kebenaran dan selalu berpegang teguh tidak akan berbuat maksiat. Sesungguhnya orang yang meremehkan ulama yang lurus akan hilang akhiratnya, barangsiapa yang meremehkan pemimpin akan hilang dunianya, dan barangsiapa yang meremehkan teman-teman yang shalih, maka akan hilang wibawa dan kehormatannya, dan akhirnya jatuh kejurang kesesatan, keingkaran dan kemaksiatan. Wallahu’alam bissawwab….

4. Berpuasa, berpuasa akan menjernihkan hati dan pikiran, ini termasuk hikmah yang jarang di ketahui oleh manusia kebanyakan dan hanya tahu laksanakan puasa saja tanpa mengambil hikmahnya, dengan meninggalkan berbagai kenikmatan dan keinginan jiwa ketika berpuasa, akan membuat pikiran dan hati menjadi jernih dan bersih, hati dan pikirannya akan terpusat untuk dzikir dan beribadah, sebab, dengan banyak makan dan minum akan membuat hati menjadi lalai dan sibuk, akan selalu ribut tantang rasa sesuatu makanan, kurang ini dan kurang itu, tidak enak dan enak, hal ini mengakibatkan bahwasanya tidak akan mustahil membuat hati menjadi keras dan gersang. Jadi barangsiapa yang mampu menahan perutnya, maka dia akan mampu menjaga agamanya, barangsiapa yang dapat menguasai rasa lapar, dia akan meraih akhlak yang mulia, karena, maksiat kepada Allah sangat jauh bagi orang yang lapar dan sangat dekat bagi yang kenyang, kenyang itu dapat mematikan hati, karena kenyang dia akan banyak senang, gembira, senda guran, canda tawa dan tertawa, apalagi yang berlebihan akan lebih parah lagi akibatnya. Puasa yang hakiki adalah puasa yang mencegah pelakunya dari perbuatan maksiat, mencegah akal sehat dari kungkungan dan rongrongan hawa dan nafsu, jika semua ini dilakukan, maka sangat dipastikan orang yang berpuasa hidupnya akan tenang, tidak gundah gulana, karena kemaksiatan tidak membawa pelakunya kecuali kebingungan, keterikatan hati akan hawa, nafsu, syaithan dan dunia yang menjerumuskan. Orang berpuasa yang sebenarnya adalah orang yang menahan anggota badannya dari segala dosa, lisannya dari dusta, perutnya dari makanan, minuman, dan farjinya dari jima’ yang zina karena tidak halal baginya, bila berbicara, dia tidak mengeluarkan perkataan yang menodai puasanya, jika berbuat, dia tidak melakukan hal yang dapat merusak puasanya, sehingga ucapannya yang keluar adalah bermanfaat dan balk, demikian pula amal perbuatannya, ibarat wewangian yang dicium baunya oleh kawan duduknya, seperti itu juga orang yang puasa, kawan duduknya mengambil manfaat dan merasa aman dari kedustaan, kemaksiatan, dan kezalimannya, dan inilah hakikat puasa yang sebenarnya, bukan hanya sekadar menahan diri dari makanan dan minuman saja. Ketahuilah wahai saudaraku dan orang yang mau menerima nasihatku, bahwasanya dosa itu punya pengaruh yang jelek, rasa pahitnya melebihi rasa manisnya dengan berlipat-lipat. Pada puasa dibulan Ramadhan termasuk salah satu rukun Islam yang wajib hukumnya, secara umum, tujuan di syari'atkannya puasa adalah agar seseorang menjadi hamba yang bertaqwa. Allah menegaskan dengan berfirman dalam Al-Qur’an, yaitu : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana di wajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa." (Q.S Al-Baqarah : 183).

5. Dzikrullah, ini adalah sesuatu yang mujarab dan sangat di anjurkan, ingat secara berkekalan pada Allah adalah suatu kewajiban bagi setiap kaum muslimin dan muslimat, orang-orang yang beriman sangat faham akan kebesaran hasil daripada dzikir ini, dzikir bagi hati ibarat air bagi ikan, maka bagaimanakah keadaan ikan jika dipisahkan dari air? Dzikir dapat membersihkan jiwa dari kelalaian dan kealpaan, obat dari kerasnya hati. 


Ambil hikmah dari cerita ini, yakni ada yang mengadu kepada Imam Hasan Bashri dan berkata,"Wahai Abu Sa'id (panggilan terhadap beliau), hatiku keras, bagaimana obatnya?" Beliau menjawab,"Obatilah dengan berdzikir!" Pada kesempatan yang lain, Imam Hasan Bashri pernah mengatakan,"Carilah kelezatan dalam tiga perkara : “Di dalam shalat, dzikir, dan membaca Al-Qur'an, jika kalian mendapati tidak melakukannya, maka ketahuilah, bahwa pintu kelezatan telah tertutup." 

Allah berfirman : “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.” (Q.S Ar-Ra'du : 28). Selayaknyalah dan sudah menjadi keharusan bahwa hati tidak akan tenang kecuali hanya dengan dzikir, tidak ada yang lebih lezat lagi manis bagi hati daripada kecintaan dan ma'rifat kepada penciptanya, maka, sesuai dengan kadar kecintaan dan ma'rifatnya, ia akan selalu ingat kepada Allah, inilah bahwasanya dzikrullah adalah dzikirnya seorang hamba kepada Rabbnya yang dzikir berupa tasbih, dzikir tahlil, dzikir takbir dan lain sebagainya.

Posting Komentar untuk "KIAT MENGATASI KEGUNDAHAN (GALAU) "