Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

HATI-HATI DIPERBUDAK OLEH SESUATU KEDUNIAAN

Hidup di dunia ini mestilah berhati-hati dan berjaga-jaga, karena kesukaran dan kesulitan didalam hidup ini akan timbul manakala manusia lalai dan alpa atau lupa dalam menjaga dirinya, kerugian demi kerugian akan datang menerpa jika manusia lalai dan lengah serta tidak berhati-hati dalam bersikap, kerugian didunia ini dan kerugian diakhirat akan melanda pada manusia yang lalai pada tuhannya, sebab itu jagalah dari hal-hal yang menyebabkan murka Allah Swt dalam menjalani kehidupan ini.Allah Swt bersifat rahman dan rahim terhadap hamba-hamba-Nya, pengasih, penyayang dan pemberi rezeki serta ampunan, hanya manusia yang tidak kasih dan sayang kepada dirinya sendiri dari siksa Allah Swt atas kelalaiannya sendiri dalam menjalani kehidupan didunia ini, pagarilah dan sayangilah diri sendiri dari hal-hal yang menyebabkan murka-Nya.

Selain kasih dan sayang Allah Swt terhadap para manusia, juga Allah Swt menurunkan ujian dan cobaan buat hamba-hamba-Nya, hikmah kedatangan manusia di dunia ini bukanlah utamanya untuk bersenang-senang dan bukan untuk menghambakan diri kepada nafsu dan syahwatnya, tetapi manusia dan diciptakan didunia untuk bekerja dengan usaha dan ikhtiar dalam menunaikan tugas-tugas hidup menjelang berpindah kepada kehidupan yang kekal di akhirat nanti.

Disampinng ujian kesukaran hidup, ada ujian Allah Swt yang berupa kesenangan hidup, dalam kesenangan hidup ini banyak manusia tersesat dan jadi lupa serta lalai, karena mencintai kebendaan dunia serta kenikmatannya sehingga menjadikan dirinya budak dunia dan lupa akan dirinya serta dari mana kesenangan itu berasal, sebab seseorang yang mencintai dunia dan sesuatu yang berhubungan dengannya secara berlebihan, berarti dia telah diperbudak oleh sesuatu hal keduniaan tersebut.

Seseorang yang telah diperbudak dunia, pastilah ia akan menjadi orang yang tersesat dan melupakan hak-hak dan kewajibannya, oleh karena ia tidak lolos dalam ujian Allah Swt mengenai kesenangan dan kenikmatan dunia, jarang manusia yang lolos dari ujian jenis ini (kesenangan dan kemewahan duniawi), seharusnya hal yang paling ditakuti manusia di dunia ini adalah utamanya ujian kesukaran hidup, bukannya ujian kesenangan hidup yang semesti lebih mudah dalam memfasilitasi sarana amal ibadahnya kepada Allah Swt, namun jarang yang sedemikian, malah apabila senang, maka ia akan lupa pada dan dari mana kesenangan itu berasal, sedangkan sebaliknya jika dalam kesusahan, umunya manusia akan ingat kepada tuhannya, akan tetapi orang yang dalam kesenangan dan kegembiraan akan lebih mencintai kepada sesuatu yang membuat atau menjadikan hidupnya senang tanpa menyadari dari mana itu berasal.

Kepercayaan terhadap hari akhir termasuk kedalam rukun yang kelima dalam rukun iman, ajaran tentang kehidupan akhirat ini adalah inti pada ajaran-ajaran agama samawi sebelum disempurnakan dalam Islam, terlebih lagi setelah disempurnakan, maka sangat vital untuk diperhatikan, dipelajari dan dipahami serta diterpkan dalam kehidupan sehari-hari hingga ajal menjemput.

Ajaran keimanan ini mengandung konsekwensi bahwa seseorang muslim harus berusaha mengatur kehidupan duniawinya sedemikian rupa dengan baik, sehingga sesuai dengan yang telah digariskan dan diatur oleh Allah Swt dalam Al-Qur’an dan telah diterangkan pemahamannya oleh Rasulullah Saw melalui sabda-sabdanya, sebab di akhirat kelak setiap manusia akan mempertanggungjawabkan segala amal-amal peerbuatannya selama di dunia, pada sidang pengadilan di mahsyar nanti setiap amal-amal manusia di teliti dan di perhitungkan dengan seadil-adilnya, seseorang yang tergolong kedalam kategori orang yang beruntung atau akan celaka akan di nilai akhir perhitungannya selama ia berada di dunia tanpa terkecuali, jika hasil akhir baik maka perolehannya syurga dan sebaliknya jika hasil akhir buruk maka terjun keneraka.

Gambaran betapa teliti dan adilnya pengadilan ini, Allah Swt melukiskan proses pemeriksaan para manusia saat itu yang di dasarkan pada bukti-bukti pengakuan oleh segenap anggota badan atau jasmani manusia, yakni tangan dan kaki, semuanya bersaksi atas segala perbuatan manusia baik atau buruk.

Allah Swt berfirman,”Pada hari itu Kami tutup mulut mereka, dan tangan mereka berkata kepada Kami serta kaki mereka menjadi saksi atas yang telah mereka lakukan.” (Q.S Yaasiin : 65).

Itulah pentingnya untuk mempersiapkan diri agar hanya melakukan perbuatan yang baik-baik saja (amal ibadah) guna meraih kebahagiaan di akhirat nanti, walaupun sedemikian tidaklah juga berarti bahwa kehidupan di dunia tidak atau kurang penting, kehidupan akhirat tidak bisa di pisahkan secara ekstrim dengan kehidupan dunia, sebab dunia tempat melakukan sesuatu proses untuk kehidupan di akhirat, di dunia menanam amal kebajikan di akhirat memanen hasilnya, di dunia melakukan amal perbuatan yang buruk, tetap saja di akhirat akan memanen hasilnya, fikirkan hal ini dengan akal sehat dan jauhi sifat lalai dalam berbuat baik.

Islam juga mengajarkan untuk berbuat seimbang dalam menempuh kehidupan ini antara dunia dan akhirat, bagi agama Islam, kehidupan dunia ini dan kehidupan akhirat sama pentingnya dan dibuat berimbang, Islam tidak membenarkan hal-hal yang di lakukan secara berlebihan dan dalam keadaan di paksakan, namun akukan sesuai kemampuan, namun sekurang-kurangnya hal yang wajib mesti di penuhi dan jaga aqidah dan akhlak dalam kehidupan sehari-hari, biar sedikit tapi rutin atau istiqamah (konsisten) tidak boleh terlalu condong hanya kepada akhirat dengan kelakuan setiap harinya hanya memutar tasbih (ibadah) saja kerjanya sehingga ia lupa bahwa dia di dunia yang masih banyak hal-hal wajib dan tanggungjawab lain yang mesti di lakukannya, begitupun dengan sebaliknya jangan keterlaluan pada keduniaan saja, sehingga melalaikan untuk bekal pada kehidupan akhirat, apalagi hal-hal yang wajib sampai di tinggalkan atau di lalaikan.

Islam tidak membenarkanpara penganutnya begitu tenggelam pada kehidupan keduniawian sehingga lupa bahwa kehidupan yang kekal hanyalah kehidupan akhirat saja, tidak sadar bahwa hidup di dunia hanya sebentar atau sekejab saja, semua hal ujian dan cobaan serta anjuran ketaatan adalah sebagai syarat untuk penempatan diri manusia kelak di kehidupan akhirat, setiap harinya Allah Swt menguji emas loyangnya iman seseorang.

Posting Komentar untuk "HATI-HATI DIPERBUDAK OLEH SESUATU KEDUNIAAN"