Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

HATI-HATILAH PADA PERUSAK AMAL

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu.” (Q.S Muhammad Ayat : 33). Dalam dan ketika beribadah kepada Allah Swt hendaklah dengan penuh harap akan diterimanya segala bentuk amal ibadah, karena hanya hal inilah yang dapat membuat selamat kelak dihari berbangkit, jaga ibadah sesuai dengan dengan aturan-aturan yang telah di tetapkan Al-Qur’an, As-Sunnah dan Al-Hadist Rasulullah Saw, sebab ibadah yang diluar ketentuan tersebut tidak di terima oleh Allah Swt.Beribadah mesti menerapkan sifat-sifat ini, yang disertai dengan Rasa Cemas, Takut dan Harap akan karunia dan hidayah-Nya, “CEMAS”, tidak akan bisa beribadah lagi dengan sempurna sebab sesuatu hal, cemas atas segala nikmat yang telah banyak ia nikmati, sedangkan ibadah sedikit dan bahkan minim, atau cemas sebab keburu dipanggil sebelum dapat berbuat banyak dengan ibadah yang diridhai-Nya, “TAKUT”, takut dia jikalau tersalah dalam perbuatan saat beribadah, hal ini bisa disikapi dengan rajin belajar hukum-hukum dan aturan-aturan tata tertib ibadah, “HARAP”, selalu berharap atas limpahan karunia dari Allah Swt sebab dari pamrih ibadah, jika tidak bersikap begini maka termasuk melanggar ketentuan Allah Swt yang hanya Dia-Nya tempat berharap bukan pada lainnya.

Laksanakan ibadah dengan menanamkan “Benih Cinta” pada pelaksanaan ibadah hanya kepada Allah Swt, setiap apapun yang kita tanam tentu menghasilkan buah, begitu juga dengan menanam bibit cinta ibadah, tentu saja atas karunia-Nya akan menghasilkan hidayah sekurang-kurangnya kian hari kian taat kepada –Nya serta terjaminya rezeki.

Seorang muslim yang mencapai predikat atau taraf mukmin akan senantiasa beribadah dengan penuh rasa cinta akan ibadah itu sendiri, sifat kemalasan akan telah daripadanya, ia beribadah dengan disertai sikap dan rasa harap dan cemas, ia juga harap akan mendapatkan rahmat dan ampunan-Nya, baik dosa disengaja terlebih lagi yang tak disengaja nan selalu menerpa manusia, ia sangat mengkhawatirkan siksa dan murka Allah Swt, ia senantiasa sangat takut, WALAU AMAL BANYAK, NAMUN JIKA HANYA AMAL RUSAK YANG ADA, MAKA BERAKIBAT GUGUR OLEH PERUSAK-PERUSAK AMAL TERSEBUT YANG SENANTIASA SEPANJANG HIDUP MENGALIR DALAM ALIRAN DARAH MANUSIA KARENA TERTANAM SIFAT WAS-WAS, amalan umat manusia kelak akan diproses kemurniannya, amal yang ria, amal tidak sesuai aturan semuanya akan dipertanggungjawabkan kelak.

Allah Swt memerintahkan kepada para umat manusia dan terlebih lagi hamba-Nya yang beriman, bahwasanya wajib untuk mentaati-Nya dan mentaati ajaran Rasul-Nya, ketaatan itu merupakan kebahagiaan mulai dari dunia ini sampai akhirat yang itu adalah penempatan terakhir yang abadi.

Jangan sampai merusak setiap amal-amal perbuatan, apalagi lari kejalur lain alias murtad, murtad dalam arti kata yang dapat merusak amal, seperti beribadah semaunya saja tanpa mengindahkan dan melaksanakan berdasarkan pada aturan yang telah ditetapkan, jangan beribadah bersamaan dengan melaksanakan cara-cara bid’ah yang resikonya adalah sesat dan menyesatkan, sebagaimana yang banyak dijumpai sekarang ini, walaupun ibadah seumur hidup tanpa henti, namun jika tergolong pada amal ibadah bid’ah, yang nyata sesatnya dan perolehannya adalah hanya neraka jahannam, karena hal ini sangat dilarang keras oleh Rasulullah Saw, sebagai hadist ini : Dari Ummu Abdillah ‘Aisyah Ra, dia berkata: ”Rasulullah Saw pernah bersabda: ”Barang siapa yang mengada-adakan sesuatu (amalan) dalam urusan (agama) kami yang bukan dari kami, maka (amalan) itu tertolak.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Dalam riwayat Imam Muslim: “Barangsiapa melakukan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka itu tertolak.”

Kedudukan hadits ini sangat baik sanadnya dan sangat shahih kedudukannya, yang isinya merupakan dasar penolakan terhadap seluruh bentuk bidáh yang menyelisihi syariát, baik bid’ah dalam aqidah, ibadah, maupun muámalah.

Perbuatan ibadah tergolong bid’ah adalah sebesar-besarnya sang perusak amal, karena ia secara nyata telah berani menganulir dan merenovasi hukum-hukum yang telah sempurna diturunkan Allah Swt (Al-Qur’an) dan telah diuraikan oleh Rasulullah Saw penerangan kalam illahi (Al-Hadist) tersebut dan telah dicontohkan sendiri oleh beliau sepanjang hidupnya (As-Sunnah), sebagai bekal pegangan bagi umat manusia, sebagai proses seleksi untuk kehidupan akhirat kelak, sebagaimana halnya Agama Islam ini telah sempurna tuntunannya, dan meliputi atas hukum-hukum Allah Swt sampai pada kehidupan abadi nanti, sebagaimana Allah Swt berfirman : “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku, Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S Al-Ma’idah Ayat : 3

Islam ajaran dan tuntunannya sudah sempurna, manusia dan siapapun juga tidak boleh menambah dan menguranginya, karena utusan Allah Swt yang terakhir sudah diutus untuk menyempurnakan risalah Allah Swt dimuka bumi ini dan seisinya yang telah dimulai sejak dari Nabi Adam As dahulu, kewajiban umat muslim adalah ittiba’ atau mengikuti dan mematuhinya saja, tanpa ada merombak, menambah dan menguranginya, hukum Allah Swt telah tetap sampai hari akhir nanti.

Allah Swt melalui para Nabi dan Rasul-Nya telah menyampaikan segala risalah Allah Swt, sebagai pegangan umat manusia dan telah diakhiri serta disempurnakan Allah Swt pada Rasul penutup, yaitu Nabi Muhammad Saw, risalah ini untuk dan kepada seluruh manusia dan jin, sehingga berdasarkan keterangan dan pengajaran Rasulullah Saw sebagai penerang hukum-hukum Alllah Swt dimuka bumi ini dalam dan berdasarkan pada aturan Allah Swt didalam Al-Qur’an, maka tidak ada yang halal kecuali yang beliau katakan halal, tidak ada yang haram kecuali yang dikatakan haramkan oleh beliau, dan tidak ada agama lain kecuali Islam yang disyari’atkannya, semua yang disampaikannya adalah haq, benar, dan tidak ada kebohongan, serta tidak ada pertentangan satu sama sekali.

Rusaknya amal ada yang keseluruhan, atau lain kata adalah rusak total, rusak menyeluruh atau total adalah disebabkan oleh KAFIR, MUNAFIQ, MUSYRIK DAN MURTAD, jenis kerusakan yang halus dan masih bisa diperbaiki adalah seperti amal-amal yang terkandung pada unsur “RIA”, suatu keharusan dalam beribadah adalah hendaknya memahami dan mendalami cara beeribadah yang benar agar amal tidak rusak, AMAL TANPA ILMU SIA-SIA, ILMU TANPA AMAL BINASA, karena ilmu tentang amal telah diajarkan, dan ada pada Al-Qur’an dan Hadist Nabi serta telah dicontohkannya dalam melaksanakannya, jika tidak mau belajar ilmu untuk pegangan beribadah, maka tentu saja jadi kacau, seperti tata tertib shalat, jika duluan sujud dari ruku’ tentu saja salah dan berakibatkan dosa, jadi tentu saja amal shalat jadi rusak.

Jauhi segala bentuk perusak amal-amal ibadah, seperti :

1. Musyrik, identik dengan syirik, amalannya seperti menyenbah kepada selain Allah Swt, bernadzarkan kepada batu-batuan, hewan-hewan, penyembelihan pada lokasi tertentu dan tidak harap serta tidak taku kepada Allah Swt.amalan seperti ini adalah rusak dan binasa serta tidak ada artinya melainkan hanya dosa dan syirik ini tergolong pula kepada dosa besar, amalan ini gugur laksana debu beterbangan secara total tiada bersisa.

Allah Swt berfirman : “Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya, seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (Q.S AL-AN’AM Ayat : 88). Dan ayat ini : “Dan Sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu Termasuk orang-orang yang merugi.” (Q.S Az-Zumar Ayat : 65). Para Nabi dan Rasul saja jika berbuat ibadah seperti maka amalan mereka juga lenyap tak berbekas, apalagi umat manusia biasa.

2. Kafir, sebagaimana firman Allah Swt,”Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan mendustakan perjumpaan dengan akhirat, maka seluruh perbuatan mereka terhapus, mereka tidak diberi balasan selain dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.S Al-A’raf Ayat : 147). Orang-orang yang kafir dan berlaku sifat kafir adalah sebtul-betulnya manusia merugi dunia dan apalagi diakhirat, jangan dikira amalam mereka diterima malah ditolak Allah Swt. “Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.” (Q.S Ibrahim Ayat : 18).

3. Munafik adalah perbuatan menampakkan kebaikan dan menyembunyikan keburukan, jika yang ditampakkan adalah keimanan, dan yang disembunyikan adalah kekufuran, maka ini adalah nifak akbar namanya, pelakunya disebut dengan munafik, walaupun di dunia dia sebagai orang muslim, karena zhahirnya memang demikian, namun di akhirat orang-orang munafik ini akan berada dalam neraka yang paling bawah, amalan orang munafik itu sia-sia, karena Allah Swt telah menggugurkan amal ibadahnya. Allah Swt berfirman : “Dan orang-orang yang beriman akan mengatakan, "Inikah orang-orang yang bersumpah sungguh-sungguh dengan nama Allah, bahwasanya mereka benar-benar beserta kamu? Rusak binasalah segala amal mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang merugi.” (Q.S. Al-Maidah Ayat : 53).

4. Murtad, ini artinyanya kembali kepada kekufuran setelah sebelumnya beragama Islam dan berlaku baik, Allah Swt menyampaikankan usaha-usaha kaum musyrik untuk membuat murtad para kaum muslimin, dan ancaman terhadap kaum muslimin yang murtad adalah sebagaimana firman-Nya : “Mereka (musyrikin Quraisy) tidak henti-hentinya memerangi kamu (kaum Muslimin) sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekufuran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (Q.S. Al-Baqarah Ayat : 217).

Demikianlah beberapa tentang perusak-perusak amal ibadah, jagalah amal ibadah ibadah supaya tidak sampai seperti yang telah disebutkan diatas, bermal ibadah ibadahlah secara benar sesuai dengan ajaran atau aturan berdasarkan Al-Qur’an, As-Sunnah dan Al-Hadist Rasulullah Swt, menyimpang dari ketentuan ini akan berakibat kepada amalan yang sia-sia laksana debu beterbangan dihari badai raib tak tentua arah dan tidak diperhitungkan dan tidak diterima Allah Swt, sesungguhnya amalan dengan aturan teguh serta iman yang benar adalah jalan paling lurus untuk mencapai kebahagian dunia dan akhirat, janji Allah Swt adalah MAHA PASTI adanya, Subhanallah!!!
MAHA BENAR ALLAH, ATAS SEGALA FIRMAN-NYA……

Posting Komentar untuk "HATI-HATILAH PADA PERUSAK AMAL"