Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

BERBAKTI KEPADA IBU DAN BAPAK

Allah Swt berfirman yang artinya : “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya, ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Q.S Luqman Ayat 14).

Selanjutnya Rasulullah Saw bersabda yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Ra, ia berkata : "Rasulullah bersabda : "Seorang anak tidak dapat membalas ayahnya, kecuali anak tersebut mendapati ayahnya menjadi budak kemudian ia membelinya dan memerdekakannya.” (H.R. Muslim dan Abu Daud).
Maksud hadits atau Rasulullah Saw diatas adalah bahwa seseorang anak tidak akan dapat membalas jasa ayahnya, kecuali jika anak tersebut mendapati ayahnya sebagai budak yang dimiliki oleh orang lain kemudian ia memerdekakannya, yakni membebaskan dari perbudakan dan perhambaan dari orang lain (tuannya) sehingga ayahnya menjadi orang yang merdeka karena memerdekakan budak itu adalah pemberian yang paling utama yag diberikan oleh seseorang kepada yang lain.

Dari Abdullah Bin Mas'ud berkata : "Aku bertanya kepada Rasulullah Saw : "Amalan apakah yang dicintai oleh Allah Swt." Beliau (Nabi Saw) lalu menjawab : "Sholat pada waktunya.” Aku bertanya lagi : "Kemudian apa" Beliau menjawab lagi : "Berbakti kepada kedua orang tua.” Aku bertanya lagi : "Kemudian apa" Beliau menjawab : "Jihad dijalan Allah.” (H.R. Al-Bukhari dan Muslim).

Berbakti dan berbaik sangka terhadap orang tua sangat dianjurkan bahkan wajib hukumnya, jika melanggar hal ini akan tergolong kepada dosa besar karena telah durhaka kepadanya, oleh sebab itu utamakan semasa hidupnya untuk selalu membuat mereka senang dan jangan sampai hatinya terluka tersebab tingkah dan laku kita, jika mereka telah wafat akan sangat mengganggu untuk melakukan permintaan maaf kepada mereka, walaupun masih bisa dilakukan dengan cara lain seperti senantiasa mendo’akan mereka, wakaf atas nama mereka, shadaqah atas nama mereka dan lain sebagainya, namun sangat diutamakan (afdhal) untuk meminta maaf dan ampun secara langsung kepada mereka.

Dari Ibnu Umar Ra berkata : Rasulullah Saw bersabda : "Berbaktilah kepada bapak - bapak kamu niscaya anak-anak kamu akan berbakti kepada kamu, Hendaklah kamu menjaga kehormatan niscaya istri-istri kamu akan menjaga kehomatan.” (H.R. Ath-Ath-Thabrani).

Hal ini adalah ketentuan otomatis dari kehendak Allah Swt, apabila seseorang berlaku baik maka ganjarannya adalah karunia dan hidayah dari-Nya, jika berbuat maksiat atau kejahatan akan mendapat ganjaran pula yaitu nereka jahannam.

Otomatis yang dimaksud adalah apabila kita memperhatikan ketaatan dan berbakti kepada kedua orang tua kita, niscaya anugerah Allah Swt adalah membuat keturunan kita kelak akan berbakti pula kepada kita sebagaimana yang kita lakukan terhadap orang tua kita, hal ini merupakan ganjaran pertama atas sikap tersebut semasa didunia ini, namun jika sebaliknya, tentu mereka akan mengikuti pada apa yang telah lakukan terdahulu terhadap orang tua kita, dan ini merupakan ganjaran terhadap apa yang kita lakukan juga.

Dari Asma binti Abu Bakar Ra ia berkata : "Ibuku mendatangiku, sedangkan ia seorang wanita musyrik di zaman Rasulullah Saw, maka aku meminta fatwa kepada Rasulullah Saw dengan mengatakan : "Ibuku mendatangiku dan dia menginginkan aku (berbuat baik kepadanya), apakah aku (boleh) menyambung (persaudaraan dengan) ibuku" beliau bersabda : "ya, sambunglah ibumu.” (H.R. Al-Bukhari dan Muslim).

Menyambung persaudaraan itu bisa dengan harta, berbakti, berbuat adil, berkata lemah lembut, dan saling kirim surat berdasarkan hukum Allah Saw, tetapi tidak boleh dengan memberikan walayah (kecintaan dan pembelaan) kepada orang-orang yang terlarang untuk memberikan wilayah kepada mereka (orang-orang kafir), kemudian bahwa berbakti, menyambung persaudaraan dan berbuat baik itu tidak mesti dengan mencintai dan menyayangi (terhadap orang kafir walaupun orang tuanya) yang hal itu dilarang seperti yang ada pada firman Allah Swt yang artinya : “Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, Sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka, meraka Itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. mereka Itulah golongan Allah, ketahuilah, bahwa Sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.” (Q.S. Mujaadillah Ayat : 22).

Laksanakan dengan maksud pertolongan ialah kemauan bathin, kebersihan hati, kemenangan terhadap musuh dan lain lain, ada suatu cerita sebagai berikut : "Dahulu aku seorang laki-laki yang berbakti kepada ibuku. Setelah masuk Islam, ibuku berkata : "Hai Sa'ad! Apa yang kulihat padamu telah mengubahmu, kamu harus meninggalkan agamamu ini atau aku tidak akan makan dan minum hingga aku mati, lalu kamu dipermalukan karenanya dan dikatakan : Hai pembunuh ibu!" Aku menjawab : "Hai Ibu! Jangan lakukan itu.” Sungguh dia tidak makan, sehingga dia menjadi letih. Tindakannya berlanjut hingga tiga hari, sehingga tubuhnya menjadi letih sekali. Setelah aku melihatnya demikian aku berkata : "Hai Ibuku! Ketahuilah, demi Allah, jika kamu punya seratus nyawa, lalu kamu menghembuskannya satu demi satu maka aku tidak akan meninggalkan agamaku ini karena apapun. Engkau dapat makan maupun tidak sesuai dengan kehendakmu.”

Abu Usaid Malik bin Rabi'ah As-Sa'idi berkata : "Ketika kami sedang duduk dekat Rasulullah Saw, tiba-tiba datang seorang laki-laki dari (suku) Bani Salamah lalu berkata : "Wahai Rasulullah, apakah masih ada sesuatu yang aku dapat lakukan untuk berbakti kepada kedua orangtuaku setelah keduanya wafat, lalu Beliau bersabda : "Ya, yaitu mendoakan keduanya, memintakan ampun untuk keduanya, menunaikan janji, menyambung persaudaraan yang tidak disambung kecuali karena keduanya, dan memuliakan kawan keduanya.” (H.R. Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban).

Sesungguhnya Allah telah mengharamkan atas kamu (dari perbuatan) durhaka kepada para ibu, mengubur anak perempuan hidup-hidup, menahan apa yang menjadi kewajibanmu untuk diberikan, dan menuntut apa yang tidak menjadi hakmu. Allah juga membenci tiga hal bagi kamu desas-desus, banyak bertanya, dan menyia-nyiakan harta.” (H.R. Al- Bukhari).

Adab berbakti kepada kedua orangtua yang masih hidup, secara singkatnya sebagai berikut :
  1. Mengajak masuk agama Islam jika belum Islam;
  2. Mengajarkannya kepada pemahaman yang benar (Ahlus Sunnah);
  3. Mentaati perintah mereka selama itu bukan maksiat;
  4. Mendahulukan kepentingan mereka daripada kepentingan sendiri, bahkan daripada ibadah yang sunnah;
  5. Membantu mereka dengan harta, membelikan kebutuhan mereka;
  6. Berkata yang baik dan lemah lembut kepada mereka, tidak memanggil langsung dengan namanya, tidak bersuara tinggi dan ketus, dan sifat buruk lainnya;
  7. Mendo’akan kebaikan untuk mereka, seperti mudah-mudahan mereka mendapatkan hidayah dan lain sebagainya;
  8. Berbuat baik kepada mereka, seperti melayani kebutuhan mereka, datang jika mereka memanggil dan lain-lain.
Adapun adab berbakti kepada orang tua jika mereka telah mereka wafat, adalah sebagaimana yang tersebut pada hadits di atas yaitu :
  1. Memohonkan ampun untuk mereka jika semasa hidupnya mereka sebagai orang Islam;
  2. Menunaikan atau membayar janji mereka;
  3. Memuliakan kawan-kawan mereka;
  4. Menyambung persaudaraan kepada kerabat mereka.

Posting Komentar untuk "BERBAKTI KEPADA IBU DAN BAPAK"