BID'AHKAH MAULID NABI MUHAMMAD SAW???
Zaman sekarang ini banyak sekumpulan kegiatan yang di sebut merupakan salah satu ibadah, contohnya Maulid Nabi Muhammad Saw, kegiatan ini merupakan hal yang rutin setiap tahunnya di perbuat sebagian daripada umat Islam, isi kegiatan ini macam-macam, ada yang membuat suatu amalan secara khusus pada malam kelahiran beliau, ada juga yang mengucapkan salam secara khusus sesuai ritualnya dan lain sebagainya, acara ini umumnya banyak di lakukan di masjid, langgar atau mushalla dengan di iringi beberapa macam pengisian acara, seperti lomba adzan, lomba rebana atau musik islami dan berbagai macam acara kegiatan lainnya.
Acara kerap juga dan identik persamaannya dengan peringatan ulang tahun kelahiran seseorang, ini harus di katakan tidak boleh di laksanakan, terlebih lagi membuat acara ulang tahunnya Nabi Muhammad Saw dalam kerangka ibadah, karena beliau tidak pernah melakukannya untuk diri sendiri, anan-anaknya dan para istri atau para kerabat dan sahabat-sahabatnya dan beliau tidak pernah ada memerintahkan hal sedemikian.
Kegiatan ini adalah hal yang baru dalam kegiatan keagamaan Islam, karena Rasulullah Saw tidak pernah menyuruh hal yang sedemikian, begitu juga dengan para sahabat atau khulafaurrasyidin dan para tabi’in yang hidup pada masa yang paling baik dan Islam dalam keadaan benar pemahamannya dan masih murni aqidah dan tauhidnya.
Rasulullah Saw bersabda,”Barang siapa mengada-ngadakan sesuatu hal yang baru dalam urusan agama kami yang sebelumnya tidak pernah ada, maka di tolak.”
Rasulullah Saw bersabda,”Kamu semua harus berpegang teguh pada sunnahku setelah Al-Qur’an dan sunnah khulafaurrasyidin yang mendapat petunjuk Allah sesudahku, berpeganglah dengan sunah itu dan gigitlah dengan gigi gerahammu sekuat-kuatnya, serta jauhilah perbuatan baru dalam agama, karena setiap perbuatan baru itu adalah bid’ah, dan setiap bid’ah itu sesat.” (H.R. Abu Daud dan At-Tarmidzi).
Pada dua hadist shahih di atas sudah jelas bahwasanya Rasulullah Saw memberi peringatan dahulunya agar tidak terjadi penambahan syari’at yang telah di adakannya berdasarkan dari petunjuk Allah melalui Al-Qur’an yang di wahyukan kepadanya, kita mesti waspada jangan sampai membuat bida’h dalam beribadah apalagi samapi melaksanakannya secara rutin serta mengajarkannya kepada orang lain, semua itu kelak akan di pertanggungjawabkan kebenarannya.
“Apa yang di berikan Rasul kepadamu, maka terimalah dan apa yang di larangnya bagimu, maka tinggalkanlah. dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.” (Q.S Al-Hasyr Ayat : 7).
“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan di timpa cobaan atau di timpa adzab yang pedih” . (Q.S An-Nur Ayat 63).
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” (Q.S Al-Ahdzab Ayat : 21).
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya, itulah kemenangan yang besar.” (Q.S At-Taubah Ayat : 100).
“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu, maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S Al-Maidah Ayat : 3).
Dalam Al-Qur’an masih banyak lagi ayat-ayat yang senada dengan maksud demikian, oleh sebab itu janganlah berbuat sesuatu hal yang baru dalam agama Islam di luar petunjuk dari Al-Qur’an dan Sunnah serta Hadist Nabi Muhammad Saw serta yang tidak pernah di perbuata oleh para sahabat beliau, perbuatan ulang tahun atau maulid ini tidak ada dasarnya yang jelas, bila masih di buat juga berarti sama saja dengan menganggap bahwa Allah Swt beleum menyempurnakan agama-Nya buat ini dan mengingkari ayat di atas, maka ini adalah dosa besar bagi seseorang hamba, walaupun ia ahli ibadah.
Pelanggaran dengan perbuatan bid’ah adalah juga mengingkari ajaran Rasulullah Saw serta seperti menganggap tugas kerasulan beliau belum selesai dalam menyempurnakan risalah Allah Swt di muka bumi ini untuk sebagai dasar pengabdian hamba terhadap tuhannya, segala apa yang telah di ajarkan Allah Swt melalui Al-Qur’an dan atas penerangan dari Rasulullah Saw adalah kesemuanya itu adalah jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, jika masih menambah-nambah lagi kegiatan ibadah yang di luar perintah, maka sama saja dengan menganggap Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Swt belum sempurna, maka hati-hatilah dengan sikap sedemikian, karena neraka jahannam adalah ancamannya.
Rasulullah Saw telah menyampaikan risalah secara keseluruhan, dan tidaklah beliau meninggalkan suatu jalan menuju kepada keridhaan Allah Swt serta menjauhkan dari neraka, kecuali telah di sampaikan beliau secara jelas kepada seluruh umatnya.
Rasulullah Saw bersabda,”Tidaklah Allah mengutus seorang Nabi, melainkan di wajibkan baginya agar menunjukkan kepada umatnya jalan kebaikan yang telah di ajarkan kepada mereka dan memperingatkan mereka dari kejahatan hal-hal yang tidak baik yang telah di tunjukkan kepada mereka.” (H.R. Muslim).
Nabi Muhammad Saw adalah Nabi penyempurna risalah dari para Nabi-Nabi terdahulu, dab beliau adalah seorang Nabiyullah yang paling lengkap dalam menyampaikan risalah agama Allah Swt dan nasehatnya paling sempurna di kalangan umat manusia.
Nah, kalau memang kegiatan Maulid Nabi Muhammad Saw betul-betul datang dari perintah Allah Swt, niscaya Rasulullah Saw akan menerangkan dan memerintahkan kepada umatnya untuk melaksanakannya semasa hidupnya, atau paling tidak di laksanakan oleh para sahabatnya yang terdekat dan terkemuka, namun hal ini tidak ada di lakukan oleh para sahabat atau khulafaurrasyidin, maka jika di lakukan hal ini maka itu adalah bid’ah yang nyata dan mengingkari risalah Allah Swt dan RasulNya.
Rasulullah Saw memperingatkan bahwa hal yang bid’ah supaya di jauhi dan jangan di kerjakan, beliau bersabda pada suatu khutbah jum’ah, yaitu : “Adapun sesudahnya sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitab Allah (Al-Qur’an) dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad dan sejahat-jahat perbuatan dalam agama ialah yang di ada-adakan (bid’ah), sedang tiap-tiap yang bid’ah itu adalah kesesatan.” (H.R. Muslim).
Tegasnya adalah MAULID NABI MUHAMMAD SAW ATAU ULANG TAHUN BELIAU TERMASUK BID’AH YANG NYATA, walaupun di laksanakan dalam kategori atau alasan untuk menambah amalan dan untuk memuliakan beliau, segala ibadah dan amalan-amalan telah sempurna di sampaikan oleh beliau dan para umat hanya siap untuk melaksanakannya tanpa ada yang boleh menukangi dan menambahnya, karena sebagaimana ayat di atas dan atas ucapan Rasulullah Saw bahwa Islam ini sudah sempurna ajarannya dan segala ajaran tersebut adalah jalan menuju kepada Allah Swt, jangan menganggap perbuatan ini untuk memuji Rasulullah Saw dan terlalu memuliakannya, karena beliau tidak suka akan hal sedemikian dan beliau adalah seseorang hamba Allah Swt yang tunduk, patuh, taat, tawaddu’ serta tawakkal kepada Allah Swt dan merupakan utusan beliau yang akhir dari segala utusan Allah Swt, beliau bersabda,”Janganlah kamu semua memujiku sebagaimana orang-orang nasrani memuji anak Maryam, aku tidak lain hanyalah seorang hamba, maka katakanlah hamba Allah dan Rasul-Nya.” (H.R Bukhari).
Memang banyak terjadi salah paham dan perselisihan dalam letak hukum peringatan maulid atau ulang tahun ini, namun Allah Swt berfirman,“Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, Maka putusannya (terserah) kepada Allah. (yang mempunyai sifat-sifat demikian) Itulah Allah Tuhanku. kepada-Nya lah aku bertawakkal dan kepada-Nyalah aku kembali.” (Q.S Asy-Syu’araa Ayat : 10).
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (Q.S An-Nisaa’ Ayat : 59).
“Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata : "Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani". demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar.” (Q.S Al-Baqarah Ayat : 111).
Pada ayat di atas sudaj jelas, jika terjadi perselisihan dalam pemahaman ajaran risalah Islam, maka kembalikanlah persoalannya kepada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Saw dan Hadistnya yang shahih dan terpercaya, jika tiada dapat di temui, maka tinggalkanlah perbuatan ibadah walaupun dalam hal maksud kebaikan dan menambah amal, tetapi tidaklah sedemikian hukum Allah Swt, sebab beliau telah mengatakan bahwasanya agama Islam telah sempurna penyampaian risalahNya melalui Nabi Muhammad Saw.
Jangan karena maksud baik maka dapat di katakan dengan baik, sebab belum tentu benar menurut Allah Swt, sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surah Al-Kahfi Ayat : 104, yang berbunyi : “Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” Nah, sudah jelas kedudukan hukum maulid Nabi Muhammad Saw adalah bid’ah.
Acara kerap juga dan identik persamaannya dengan peringatan ulang tahun kelahiran seseorang, ini harus di katakan tidak boleh di laksanakan, terlebih lagi membuat acara ulang tahunnya Nabi Muhammad Saw dalam kerangka ibadah, karena beliau tidak pernah melakukannya untuk diri sendiri, anan-anaknya dan para istri atau para kerabat dan sahabat-sahabatnya dan beliau tidak pernah ada memerintahkan hal sedemikian.
Kegiatan ini adalah hal yang baru dalam kegiatan keagamaan Islam, karena Rasulullah Saw tidak pernah menyuruh hal yang sedemikian, begitu juga dengan para sahabat atau khulafaurrasyidin dan para tabi’in yang hidup pada masa yang paling baik dan Islam dalam keadaan benar pemahamannya dan masih murni aqidah dan tauhidnya.
Rasulullah Saw bersabda,”Barang siapa mengada-ngadakan sesuatu hal yang baru dalam urusan agama kami yang sebelumnya tidak pernah ada, maka di tolak.”
Rasulullah Saw bersabda,”Kamu semua harus berpegang teguh pada sunnahku setelah Al-Qur’an dan sunnah khulafaurrasyidin yang mendapat petunjuk Allah sesudahku, berpeganglah dengan sunah itu dan gigitlah dengan gigi gerahammu sekuat-kuatnya, serta jauhilah perbuatan baru dalam agama, karena setiap perbuatan baru itu adalah bid’ah, dan setiap bid’ah itu sesat.” (H.R. Abu Daud dan At-Tarmidzi).
Pada dua hadist shahih di atas sudah jelas bahwasanya Rasulullah Saw memberi peringatan dahulunya agar tidak terjadi penambahan syari’at yang telah di adakannya berdasarkan dari petunjuk Allah melalui Al-Qur’an yang di wahyukan kepadanya, kita mesti waspada jangan sampai membuat bida’h dalam beribadah apalagi samapi melaksanakannya secara rutin serta mengajarkannya kepada orang lain, semua itu kelak akan di pertanggungjawabkan kebenarannya.
“Apa yang di berikan Rasul kepadamu, maka terimalah dan apa yang di larangnya bagimu, maka tinggalkanlah. dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.” (Q.S Al-Hasyr Ayat : 7).
“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan di timpa cobaan atau di timpa adzab yang pedih” . (Q.S An-Nur Ayat 63).
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” (Q.S Al-Ahdzab Ayat : 21).
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya, itulah kemenangan yang besar.” (Q.S At-Taubah Ayat : 100).
“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu, maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S Al-Maidah Ayat : 3).
Dalam Al-Qur’an masih banyak lagi ayat-ayat yang senada dengan maksud demikian, oleh sebab itu janganlah berbuat sesuatu hal yang baru dalam agama Islam di luar petunjuk dari Al-Qur’an dan Sunnah serta Hadist Nabi Muhammad Saw serta yang tidak pernah di perbuata oleh para sahabat beliau, perbuatan ulang tahun atau maulid ini tidak ada dasarnya yang jelas, bila masih di buat juga berarti sama saja dengan menganggap bahwa Allah Swt beleum menyempurnakan agama-Nya buat ini dan mengingkari ayat di atas, maka ini adalah dosa besar bagi seseorang hamba, walaupun ia ahli ibadah.
Pelanggaran dengan perbuatan bid’ah adalah juga mengingkari ajaran Rasulullah Saw serta seperti menganggap tugas kerasulan beliau belum selesai dalam menyempurnakan risalah Allah Swt di muka bumi ini untuk sebagai dasar pengabdian hamba terhadap tuhannya, segala apa yang telah di ajarkan Allah Swt melalui Al-Qur’an dan atas penerangan dari Rasulullah Saw adalah kesemuanya itu adalah jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, jika masih menambah-nambah lagi kegiatan ibadah yang di luar perintah, maka sama saja dengan menganggap Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Swt belum sempurna, maka hati-hatilah dengan sikap sedemikian, karena neraka jahannam adalah ancamannya.
Rasulullah Saw telah menyampaikan risalah secara keseluruhan, dan tidaklah beliau meninggalkan suatu jalan menuju kepada keridhaan Allah Swt serta menjauhkan dari neraka, kecuali telah di sampaikan beliau secara jelas kepada seluruh umatnya.
Rasulullah Saw bersabda,”Tidaklah Allah mengutus seorang Nabi, melainkan di wajibkan baginya agar menunjukkan kepada umatnya jalan kebaikan yang telah di ajarkan kepada mereka dan memperingatkan mereka dari kejahatan hal-hal yang tidak baik yang telah di tunjukkan kepada mereka.” (H.R. Muslim).
Nabi Muhammad Saw adalah Nabi penyempurna risalah dari para Nabi-Nabi terdahulu, dab beliau adalah seorang Nabiyullah yang paling lengkap dalam menyampaikan risalah agama Allah Swt dan nasehatnya paling sempurna di kalangan umat manusia.
Nah, kalau memang kegiatan Maulid Nabi Muhammad Saw betul-betul datang dari perintah Allah Swt, niscaya Rasulullah Saw akan menerangkan dan memerintahkan kepada umatnya untuk melaksanakannya semasa hidupnya, atau paling tidak di laksanakan oleh para sahabatnya yang terdekat dan terkemuka, namun hal ini tidak ada di lakukan oleh para sahabat atau khulafaurrasyidin, maka jika di lakukan hal ini maka itu adalah bid’ah yang nyata dan mengingkari risalah Allah Swt dan RasulNya.
Rasulullah Saw memperingatkan bahwa hal yang bid’ah supaya di jauhi dan jangan di kerjakan, beliau bersabda pada suatu khutbah jum’ah, yaitu : “Adapun sesudahnya sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitab Allah (Al-Qur’an) dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad dan sejahat-jahat perbuatan dalam agama ialah yang di ada-adakan (bid’ah), sedang tiap-tiap yang bid’ah itu adalah kesesatan.” (H.R. Muslim).
Tegasnya adalah MAULID NABI MUHAMMAD SAW ATAU ULANG TAHUN BELIAU TERMASUK BID’AH YANG NYATA, walaupun di laksanakan dalam kategori atau alasan untuk menambah amalan dan untuk memuliakan beliau, segala ibadah dan amalan-amalan telah sempurna di sampaikan oleh beliau dan para umat hanya siap untuk melaksanakannya tanpa ada yang boleh menukangi dan menambahnya, karena sebagaimana ayat di atas dan atas ucapan Rasulullah Saw bahwa Islam ini sudah sempurna ajarannya dan segala ajaran tersebut adalah jalan menuju kepada Allah Swt, jangan menganggap perbuatan ini untuk memuji Rasulullah Saw dan terlalu memuliakannya, karena beliau tidak suka akan hal sedemikian dan beliau adalah seseorang hamba Allah Swt yang tunduk, patuh, taat, tawaddu’ serta tawakkal kepada Allah Swt dan merupakan utusan beliau yang akhir dari segala utusan Allah Swt, beliau bersabda,”Janganlah kamu semua memujiku sebagaimana orang-orang nasrani memuji anak Maryam, aku tidak lain hanyalah seorang hamba, maka katakanlah hamba Allah dan Rasul-Nya.” (H.R Bukhari).
Memang banyak terjadi salah paham dan perselisihan dalam letak hukum peringatan maulid atau ulang tahun ini, namun Allah Swt berfirman,“Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, Maka putusannya (terserah) kepada Allah. (yang mempunyai sifat-sifat demikian) Itulah Allah Tuhanku. kepada-Nya lah aku bertawakkal dan kepada-Nyalah aku kembali.” (Q.S Asy-Syu’araa Ayat : 10).
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (Q.S An-Nisaa’ Ayat : 59).
“Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata : "Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani". demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar.” (Q.S Al-Baqarah Ayat : 111).
Pada ayat di atas sudaj jelas, jika terjadi perselisihan dalam pemahaman ajaran risalah Islam, maka kembalikanlah persoalannya kepada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Saw dan Hadistnya yang shahih dan terpercaya, jika tiada dapat di temui, maka tinggalkanlah perbuatan ibadah walaupun dalam hal maksud kebaikan dan menambah amal, tetapi tidaklah sedemikian hukum Allah Swt, sebab beliau telah mengatakan bahwasanya agama Islam telah sempurna penyampaian risalahNya melalui Nabi Muhammad Saw.
Jangan karena maksud baik maka dapat di katakan dengan baik, sebab belum tentu benar menurut Allah Swt, sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surah Al-Kahfi Ayat : 104, yang berbunyi : “Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” Nah, sudah jelas kedudukan hukum maulid Nabi Muhammad Saw adalah bid’ah.
Posting Komentar untuk "BID'AHKAH MAULID NABI MUHAMMAD SAW???"
Terimakasih atas kunjungan anda...