Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

Jangan Membudayakan Kemusyrikan

“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang di kehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.” (Q.S An-Nisaa’ Ayat : 116).

“Dan mereka memperuntukkan bagi Allah satu bagian dari tanaman dan ternak yang telah diciptakan Allah, lalu mereka berkata sesuai dengan persangkaan mereka : "Ini untuk Allah dan ini untuk berhala-berhala kami." Maka saji-sajian yang di peruntukkan bagi berhala-berhala mereka tidak sampai kepada Allah dan saji-sajian yang di peruntukkan bagi Allah, maka sajian itu sampai kepada berhala-berhala mereka. Amat buruklah ketetapan mereka itu.”(Q.S Al-An’am Ayat : 136).

“Katakanlah : "Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.”(Q.S Al-A’raaf Ayat : 33).

“Lalu orang-orang yang dzalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak di perintahkan kepada mereka (bid’ah), sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang dzalim itu dari langit, karena mereka berbuat fasik.”(Q.S Al-Baqarah Ayat : 59).

Hadist Rasulullah Saw :
1.) Dari Ummul Mu'minin : Ummu Abdillah : Aisyah Ra dia berkata : Rasulullah Saw bersabda : “Siapa yang mengada-ngada dalam urusan (agama) kami ini yang bukan (berasal) darinya, maka dia tertolak.” (H.R. Bukhari dan Muslim), dan dalam riwayat muslim di sebutkan : “Siapa yang melakukan suatu perbuatan (ibadah) yang bukan urusan (agama) kami, maka dia tertolak.”

2.) Dari Abu Abdillah Nu'man bin Basyir Ra dia berkata, saya mendengar Rasulullah Saw bersabda,"Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas, di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-samar) yang tidak di ketahui oleh orang banyak, maka siapa yang takut terhadap syubhat berarti dia telah menyelamatkan agamanya dan kehormatannya, dan siapa yang terjerumus dalam perkara syubhat ,maka akan terjerumus dalam perkara yang di haramkan, sebagaimana penggembala yang menggembalakan hewan gembalaannya di sekitar (ladang) yang di larang untuk memasukinya maka lambat laun dia akan memasukinya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki larangan dan larangan Allah adalah apa yang dia haramkan. Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh itu dan jika dia buruk maka buruklah seluruh tubuh, ketahuilah bahwa dia adalah hati." (H.R. Bukhari dan Muslim).

3.) Dari Abu Muhammad Alhasan bin Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah Saw dan kesayangannya Radhiallahuanhuma dia berkata : “Saya menghafal dari Rasulullah Saw, sabdanya : “Tinggalkanlah apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu." (H.R. Tarmidzi dan dia berkata hadistnya hasan dan shahih).

4.) Dari Abu Hurairah Ra dia berkata : “Rasulullah Saw bersabda merupakan tanda baiknya islam seseorang dia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya." (H.R. Muttafaqun Alaihi).

Di tengah-tengah masyarakat kita dalam beragama sungguh banyak di temukan yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah atau norma-norma dalam kehidupan sehari-hari, yang banyak di temui adalah pada akhlak terhadap manusia apalagi terhadap tuhannya, kepada Allah Swt banyak yang tanpa di sadari telah jatuh pada kemusyrikan, dengan dalih macam-macam, ada juga di katakan dengan sedemikianlah pemahamannya dalam beragama, hal ini adalah akibat dari tidak mau dan tidak mau lebih giat lagi dalam memahami hukum-hukum pokok agamanya, yaitu Islam, lebih celakanya lagi malah telah menjadi suatu kebudayaan atau adat istiadat, padahal banyak hukumnya yang bertentangan dengan syari’at Islam.

Sebagaimana pada pengertian ayat-ayat di atas, maka sudah jelas, bahwasanya siapa yang menduakan Allah Swt atau berlaku syirik maka itu adalah dosa besar dan Allah Swt sangat susah untuk memaafkannya, juga bagi sesiapa yang berlaku syirik tersebut sesungguhnya dia adalah sama saja dengan mendzalimi atau menganiaya diri sendiri, baik di dunia apalagi di akhirat kelak, syirik ini adalah termasuk dosa-dosa yang tersembunyi karena sangat halusnya di susupi oleh para iblis, jin dan syaithan kepada manusia, jadi berbuat syirik dan membuat suatu perkara baru dalam agama (mengada-ngada atau bid’ah) adalah hukumnya sesuai dalam Al-Qur’an adalah berlaku dzalim dan orang ini adalah masuk pada kategori fasiq, na’udzubillahi min dzalik, semoga Allah Swt menjauhkan kita dari sifat yang sedemikian, janganlah membuat sesajian untuk dan dengan dalih apapun juga sebab lihat saja ancaman Allah Swt pada Surah di atas, begitu juga dengan hukum bid’ah atau mengada-ngadakan suatu urusan baru dalam agama, maka Allah Swt dan Rasul-Nya telah membuat ancaman berupa kesesatan yang nyata dan telah di persiapkan tempat duduknya dalam neraka jahannam bertemankan dengan iblis, jin dan syaithan.

Kesalahan-kesalahan manusia dalam menyembah kepada tuhannya termasuk menjadi penyebab muncul berupa bala, bencana atau musibah, seperti banjir yang berkepanjangan, gunung meletus, kebakaran, resesi atau paceklik, gempa dan lain sebagainya, bagi orang-orang yang beriman tentu menyadari akan kesalahannya bahwasanya itu adalah merupakan adzab Allah Swt di muka bumi ini, apalagi besok setelah proses hari berbangkit.

Dalam beribadah saja pada zaman sekarang ini sangat banyak di campuri dengan hal-hal syirik, yang mana ini adalah menduakan atau lebih dari dua akan kekuasaan Allah Swt yang Maha Esa, tentu hal adalah kemurkaan Allah Swt terhadap manusia dan di turunkan berupa bencana dan bala supaya manusia dapat menyadarinya dan kembali bertaubat dengan sungguh-sungguh bertaubat kepada-Nya dan tidak lagi berlaku syirik kepada-Nya.

Contoh yang banyak di temui di tengah-tengah masyarakan adalah berupa pemujaan-pemujaan, azimat, perdukunan yang sesat dengan perantaan jin jahat, amalan-amalan yang tiada dasarnya dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Saw, kemungkaran-kemungkaran pada aqidah dan akhlak sangat merajalela, seperti yang terlihat pada kuburan yang di bangun layaknya istana dengan megah, masjid-masjid yang di penuhi oleh gambar-gambar berupa tokoh-tokoh, pejabat dan lain sebagainya, nah hal ini sudah sangat tentu bertentangan dengan yang di beri petunjuk oleh Al-Qur’an dan yang di ajarkan oleh Rasulullah Saw semasa hidupnya dan perkataan serta perbuatan beliau adalah merupakan sunnah dan kewajiban yang harus di ikuti oleh umatnya hingga akhir zaman dengan rajin mempelajari Al-Qur’an dan Sunnah-sunnah Nabi Saw yang shahih.

Para ulama zaman sekarang ini sangat banyak dan sepertinya mempunyai ilmu yang cukup dalam pemahamannya dalam ajaran Islam ini, tetapi sepertinya tidak mampu untuk mengatasi dan memberi penerangan dalam hal ini, ataukah bersifat tidak mau tahu dan juga merasa takut kepada penguasa dan segan terhadap seluruh komponen masyarakat, kelihatannya zaman sekarang seperti di biarkan saja, ulama seperti ini sungguh patut di pertanyakan keimanannya, sangat sedikit sekali yang mau menyampaikan bagaimana ajaran Islam itu sesungguhnya, namun mempunyai resiko akan di kucilkan bila menyampaikan hal yang benar menurut Al-Qur’an dan Assunnah.

Termasuk yang menjadi budaya adalah ramainya masyarakat mendatangi tempat-tempat yang keramat pada saat hari-hari besar Islam untuk mencari keberkahan, kekayaan, kesehatan dan lain sebagainya, mereka malah lebih condong mendatangi kuburan-kuburannya para wali yang di anggap keramat daripada meramaikan masjid untuk beribadah yang mana hal tersebut sudah ada tuntunannya, contohnya pada awal bulan ramadhan, maka tradisi masyarakat adalah ada yang pergi ziarah kepada kuburan keramat, ada juga pergi mandi ketempat pemandian yang di anggap keramat dengan anggapan supaya taubatnya dengan sangat mudah di terima oleh Allah Swt sebab mandi taubat dengan memakai sarana mandi kembang adalah suatu berkah, hal ini adalah hukumnya sangat jelas yaitu syirik, tidak peduli berapa habis biaya untuk mendatangi tempat tersebut guna mencapai maksud-maksud di atas, namun jika di shadaqahkan, di waqafkan, infaq tentu sudah jelas manfaat amal pahalanya dari Allah Swt, namun tidaklah mereka mau bersikap sedemikian, ini akibat dari rendahnya keimanan umat manusia.

Melakukan ziarah dan melakukan ritual dengan cara-cara tertentu tidak ada dalam sunnah Rasulullah Saw dan itu hukumnya adalah bid’ah yang sesat dengan tersebab mengandung kesyirikan, alangkah baiknya jika pada saat-saat mulian pada hari-hari besar Islam tersebut di isi dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt dengan menambah kuat beribadah kepada-Nya di masjid ataupun di rumah, ini adalah hal yang sudah di perintahkan Allah Swt dan sangat di anjurkan oleh utusan-Nya, yaitu Rasulullah Saw.

Pada zaman sekarang ini juga para umat manusia juga sangat getolnya dalam mempelajari suatu ilmu-ilmu atau kesaktian atau apapun namanya, mereka mengamalkan sesuatu amalan-amalan dari berupa ayat-ayat Al-Qur’an namun tida dapat di temui dasarnya pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Saw, ini merupakan bid’ah yang sangat trend saat ini, celakanya lagi adalah amalan-amalan tersebut di laksanakan dengan memakai berupa peralatan-peralatan yang mengandung syirik, seperti sesajian, pakai darah ayam, dzikir dalam air dan lain sebagainya, ada juga yang mengamalkan dzikir berupa asma’ul husna dengan maksud jika di baca sekian dan sekian maka akan kebal, wibawa tinggi, penglarisan dan lain sebagainya, hal ini sangat tiada dasarnya sama sekali dari Nash yang ada, bagi yang melakukannya adalah hukumnya syirik dan berdosa besar terhadap Allah Swt.

Ada juga yang mengamalkan wirid-wirid tertentu untuk mendatangkan khadam atau teman dari golongan bangsa jin dengan dalih untuk dapat saling tolong menolong dalam kehidupan, seperti dapat menolong akan mengobati apabila sakit dan banyak keperluan lainnya, hendaklah seseorang muslim yang beriman itu senantiasa minta tolong dalam segala hal termasuk dalam kesehatan hanya kepada Allah Swt, boleh saja memakai sarana pengobatan lainnya, seperti air putih dan lain-lain tetapi perlu di ingat, senantiasalah mengikuti sebagaimana yang telah Rasulullah Saw contohkan dalam kehidupan sehari-hari.

Ingatlah, sesungguhnya para jin tersebut tidak lain kerjanya hanya menyesatkan manusia yang lemah imannya, jika seseorang manusia merasa lemah imannya hendaklah memupuknya dengan banyak belajar ilmu agama dan bukannya malah belajar dengan para jin yang di kuasai secara berkominikasi, seperti yang telah di katakan Allah Swt dalam Al-Qur’an, yaitu,”Dan (ingatlah) hari di waktu Allah menghimpunkan mereka semuanya (dan Allah berfirman) : “Hai golongan jin, sesungguhnya kamu telah banyak menyesatkan manusia, lalu berkatalah kawan-kawan meraka dari golongan manusia : “Ya Tuhan kami, sesungguhnya sebahagian daripada kami telah dapat kesenangan dari sebahagian (yang lain) dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami.” Allah berfirman : “Neraka itulah tempat diam kamu, sedang kamu kekal di dalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang lain).” Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.”(Q.S. Al-An’am Ayat : 128), selanjutnya Rasulullah Saw bersabda,” Dari Aisyah Ra, ia berkata : “Orang-orang sama bertanya kepada Rasulullah Saw perihal ahli tenung atau tukang meramal (yang berhubungan dengan jin), Beliau Saw lalu bersabda : “Tidak ada sesuatupun yang hak atau benar daripadanya.” Orang-orang berkata lagi : “Ya Rasulullah, sesungguhnya mereka itu memberitahukan kepada kita akan sesuatu hal yang kadang-kadang lalu menjadi kenyataan, yakni seolah-olah benar.” Rasulullah Saw kemudian bersabda : “Itulah sesuatu kalimat hak, yakni merupakan kebenaran, yang di sambar oleh seseorang jin, kemudian di sampaikan, di bisikkan kedalam telinga kekasihnya, kemudian dengan sebuah kalimat yang benar itu oleh ahli tenung (yang berhubungan dengan jin) tadi di campurkannya dengan seratus macam kedustaan.” (H.R. Muttafaqun 'Alaihi), nah pada ayat ini sudah jelas bahwasanya berhubungan dengan para jin hanya membawa kepada kemudharatan atau kesia-siaan saja dapat terjerumus kepada kesesatan yang menghela kepada neraka jahannam, wallahu’alam bissawab…

Posting Komentar untuk "Jangan Membudayakan Kemusyrikan"