Wasiat 44 Syaikh Abdul Wahab Rokan Qs
SYEIKH ABDUL WAHAB ROKAN Qs
WASIAT 44 (EMPAT PULUH EMPAT) BELIAU ADALAH :
Syeikh Abdul Wahab Rokan Qs telah meninggalkan mutiara berupa wasiat yang terdiri dari 44 Pasal.
Wasiat ini di tujukan kepada anak cucunya, baik anak kandung maupun anak murid, beliaupun berpesan kepada anak cucunya untuk menyimpan buku wasiat ini dan harus sering-sering membacanya, paling tidak seminggu sekali, sebulan sekali dan atau sekurang-kurangnya setahun sekali, serta wasiat ini di perhatikan dan di amalkan serta di taati akan segala pesan yang tersebut di dalamnya.
Wasiat ini jika sering-sering di baca dan kemudian di amalkan seluruh yang terkandung di dalamnya, maka mudah-mudahan kita akan dapat memperoleh martabat yang tinggi, kemuliaan yang besar serta kekayaan dunia dan akhirat.
Wasiat tersebut adalah sebagai berikut :
Alhamdulillah... 'allazi afdholana 'ala katsiri 'ubbadihi tafdhila
Washsholatu wassalamu 'ala sayyidina muhammadin nabiyyan warosulan
Wa 'alihi wa 'ashabihi hadiyyan wa nashiran... amin
Muta'lazimaini daiman 'abada.
'Amma ba'du,
Masa hijrah Nabi kita Muhammad Saw tahun 1300 Hijriyah dan kepada 13 hari bulan Muharram makbul dan kepada hari Jum'at Jam 2.00, masa itulah saya Syeikh Abdul Wahab Rokan An-Naqsyabandi Al-Khalidiyah bin Abdul Manaf Tanah Putih bin Yasin bin Al - Haj Abdullah Tambusai, membuat surat wasiat ini kepada anak dan cucu saya laki - laki atau perempuan, sama adanya anak kandung atau anak murid serta kaum muslimin dan muslimat.
Dan adalah wasiatku ini 44 wasiat, dan lagi hai sekalian anak cucuku, sekali - kali jangan kamu permudah-mudah dan jangan kamu peringan-ringan wasiatku ini, karena wasiatku ini datang daripada Allah Swt dan Rasul-Nya dan guru-guru yang pilihan.
Dan lagi telah kuterima kebajikan wasiat ini sedikit-dikit dan tetapi belum habis aku terima kebajikannya, sebab Taqshir daripada aku, karena tiada habis aku kerjakan seperti yang tersebut didalam wasiat ini.
Dan barang siapa mengerjakan sekalian wasiat ini tak dapat tiada dapat kebajikan sekaliannya di dunia akhirat.
Wasiat yang pertama,
Hendaklah kamu sekalian masygul dengan menuntut ilmu Qur'an dan kitab kepada guru-guru yang mursyid dan rendahkan dirimu kepada guru-guru kamu.
Dan perbuat apa-apa yang di suruhkan, jangan bertangguh-tangguh.
Dan banyak-banyak bershadaqah kepadanya.
Dan i'tikadkan diri kamu itu hambanya.
Dan jika sudah dapat ilmu itu, maka hendaklah kamu ajarkan kepada anak cucuku, kemudian maka orang yang lain.
Dan kasih sayang kamu akan muridmu seperti kasih sayang akan anak cucu kamu.
Dan jangan kamu minta upah dan makan gaji sebab mengajar itu, tetapi pinta upah dan gaji itu kepada Tuhan Yang Esa lagi kaya serta murah, yaitu Allah Ta'ala.
Wasiat yang kedua,
Apabila sudah kamu baligh, berakal, hendaklah menerima Thariqat Naqsyabandiyah atau Thariqat Syadziliyah, supaya sejalan kamu dengan aku.
Wasiat yang ketiga,
Jangan kamu berniaga sendiri, tetapi hendaklah berserikat.
Dan jika hendak mencari nafkah, hendaklah dengan jalan tulang iga (dengan tenaga sendiri), seperti berhuma dan berladang dan menjadi amil.
Dan di dalam mencari nafkah itu maka hendaklah bersedekah pada tiap-tiap hari supaya segera dapat nafkah.
Dan jika dapat ringgit sepuluh maka hendaklah shadaqahkan satu dan taruh sembilan.
Dan jika dapat dua puluh, shadaqahkan dua.
Dan jika dapat seratus shadaqahkan sepuluh dan taruh sembilan puluh.
Dan apabila cukup nafkah kira-kira setahun maka hendaklah berhenti mencari itu dan duduk beramal ibadat hingga tinggal nafkah kira-kira 40 hari, maka barulah mencari.
Wasiat yang keempat,
Maka hendaklah kamu berbanyak sedekah sebilang sehari, istimewa pada malam Jum'at dan harinya.
Dan sekurang-kurangnya sedekah itu 40 duit pada tiap-tiap hari.
Dan lagi hendaklah bersedekah ke Mekah pada tiap-tiap tahun.
Wasiat yang kelima,
Jangan kamu bersahabat dengan orang yang jahil dan orang pasik.
Dan jangan bersahabat dengan orang kaya yang bakhil, tetapi bersahabatlah kamu dengan orang-orang 'alim dan ulama dan shalih-shalih.
Wasiat yang keenam,
Jangan kamu hendak kemegahan dunia dan kebesarannya, seperti hendak menjadi Qadhi dan Imam dan lainnya, istimewa pula hendak menjadi penghulu-penghulu.
Dan lagi jangan hendak menuntut harta benda banyak-banyak.
Dan jangan di banyakkan memakai pakaian yang bagus-bagus.
Wasiat yang ketujuh,
Jangan kamu menuntut ilmu sihir seperti kuat dan kebal dan pemanis dan lainnya, karena sekalian ilmu ada di dalam Al-Qur'an dan Kitab.
Wasiat yang kedelapan,
Hendaklah kamu kuat merendahkan diri kepada orang Islam.
Dan jangan dengki khianat kepada mereka itu.
Dan jangan di ambil harta mereka itu melainkan dengan izin syara'.
Wasiat yang kesembilan,
Jangan kamu menghinakan diri kepada kafir laknatullah serta makan gaji serta mereka itu.
Dan jangan bersahabat dengan mereka itu, melainkan sebab uzur syara'.
Wasiat yang kesepuluh,
Hendaklah kamu kuat menolong orang yang kesempitan sehabis-habis ikhtiar sama ada tolong itu dengan harta benda atau tulang iga atau bicara atau do'a.
Dan lagi apa-apa hajat orang yang di kabarkannya kepada kamu serta dia minta tolong, maka hendaklah sampaikan seboleh-bolehnya.
Wasiat yang kesebelas,
Kekalkan air sembahyang dan puasa tiga hari pada tiap-tiap bulan.
Wasiat yang kedua belas,
Jika ada orang berbuat kebajikan kepada kamu barang apa kebajikan, maka hendaklah kamu balas akan kebajikan itu.
Wasiat yang ketiga belas,
Jika orang dengki khianat kepada kamu, telah dipeliharakan Allah kamu dari padanya, maka hendaklah kamu sabar dan jangan di balas dan beri nasihat akan dia dengan perkataaan lemah lembut, karena mereka itu orang yang bebal.
Wasiat yang keempat belas,
Jika kamu hendak beristeri, jangan di pinang orang tinggi bangsa seperti anak datuk-datuk.
Dan jangan di pinang anak orang kaya-kaya, tetapi hendaklah pinang anak orang fakir - fakir dan miskin.
Wasiat yang kelima belas,
Jika memakai kamu akan pakaian yang lengkap, maka hendaklah ada di dalamnya pakaian yang buruk.
Dan yang aulanya yang buruk itu sebelah atas.
Wasiat yang keenam belas,
Jangan di sebut kecelaan orang, tetapi hendaklah sembunyikan sehabis-habis sembunyi.
Wasiat yang ketujuh belas,
Hendaklah sebut-sebut kebajikan orang dan kemuliaannya.
Wasiat yang kedelapan belas,
Jika datang orang 'alim dan guru - guru kedalam negeri yang tempat kamu itu, istimewa pula Chalifah Thariqat Naqsyabandiah, maka hendaklah kamu dahulu datang ziarah kepadanya dari pada orang lain serta beri sedekah kepadanya.
Wasiat yang kesembilan belas,
Jika pergi kamu kepada suatu negeri atau dusun dan ada di dalam negeri itu orang alim dan guru-guru, khususnya Chalifah Thariqat Naqsyabandiah, maka hendaklah kamu ziarah kepadanya kemudian hendaklah membawa shadaqah kepadanya.
Wasiat yang kedua puluh,
Jika hendak pergi orang alim itu daripada tempat kamu itu atau engkau hendak pergi dari pada tempat itu, maka hendaklah kamu ziarah pula serta memberi shadaqah supaya dapat kamu rahmat yang besar.
Wasiat yang kedua puluh satu,
Sekali-kali jangan kamu kawin dengan janda guru kamu, khususnya guru Thariqat.
Dan tiada mengapa kawin dengan anak guru, tetapi hendaklah bersungguh -sungguh membawa adab kepadanya serta jangan engkau wathi akan dia, melainkan kemudian daripada meminta izin.
Dan lebihkan olehmu akan dia daripada isterimu yang lain, karena dia anak guru, hal yang boleh di lebihkan.
Wasiat yang kedua puluh dua,
Hendaklah segala kamu yang laki-laki beristeri berbilang-bilang.
Dan sekurang-kurangnya dua, dan yang baiknya empat.
Dan jika isterimu tiada mengikut hukum, ceraikan, cari yang lain.
Wasiat yang kedua puluh tiga,
Hendaklah kamu yang perempuan banyak sabar, jika suami kamu beristeri berbilang - bilang.
Janganlah mengikut seperti kelakuan perempuan yang jahil, jika suaminya beristeri berbilang, sangat marahnya dan jika suaminya berzina tiada marah.
Wasiat yang kedua puluh empat,
Jika ada sanak saudara kamu berhutang atau miskin dan sempit nafkahnya dan kamu lapang nafkah, maka hendaklah kamu beri sedekah sedikit-sedikit seorang supaya sama kamu.
Inilah makna kata orang tua-tua, jika kamu kaya maka hendaklah bawa sanak saudara kamu kaya pula, dan jika kamu senang, maka hendaklah berikan senang kamu itu kepada sanak saudara kamu.
Wasiat yang kedua puluh lima,
Mana-mana sanak saudara kamu yang beroleh martabat dan kesenangan, maka hendaklah kamu kuat-kuat mendo'akannya supaya boleh kamu bernaung di bawah martabatnya.
Wasiat yang kedua puluh enam,
Hendaklah kasih akan anak-anak dan sayang akan fakir miskin dan hormat akan orang tua-tua.
Wasiat yang kedua puluh tujuh,
Apabila kamu tidur, hendaklah padamkan pelita, jangan di biarkan terpasang, karena sangat makruh, sebab demikian itu kelakuan kafir yahudi.
Wasiat yang kedua puluh delapan,
Jika kamu hendak bepergian, maka hendaklah ziarah kepada ibu bapa dan kepada guru - guru dan orang shaleh-shaleh.
Minta izin kepada mereka itu serta minta tolong do'akan dan lagi hendaklah mengeluarkan sedekah supaya dapat lapang.
Wasiat yang kedua puluh sembilan,
Jangan berasah gigi laki-laki dan perempuan.
Dan jangan bertindik telinga jika perempuan, karena yang demikian itu pekerjaan jahiliah.
Wasiat yang ketiga puluh,
Jangan kuat kasih akan dunia, hanyalah sekedar hajat.
Siapa kuat kasih akan dunia banyak susah badannya dan percintaan hatinya dan sempit dadanya.
Siapa benci akan dunia, sentosa badannya dan senang hatinya dan lapang dadanya.
Wasiat yang ketiga puluh satu,
Hendaklah kasih sayang akan ibu bapa seperti di ikut apa kata-katanya dan membuat kebajikan kepada keduanya sehabis-habis ikhtiar.
Dan jangan durhaka pada keduanya, seperti tiada mengikut perintah keduanya dan kasar perkataan kepada keduanya dan tiada terbawa adabnya.
Wasiat yang ketiga puluh dua,
Jika mati kedua ibu bapa kamu atau salah seorang, maka hendaklah kamu kuat-kuat mendoa'akannya pada tiap-tiap sembahyang dan ziarah pada kuburnya pada tiap-tiap hari Jum'at.
Wasiat yang ketiga puluh tiga,
Hendaklah kuat membuat kebajikan serta dengan yakin kepada guru-guru dan jangan durhaka kepadanya.
Wasiat yang ketiga puluh empat,
Hendaklah berkasih-kasihan dengan orang sekampung dan jika kafir sekalipun dan jangan berbantah-bantah dan berkelahi dengan mereka itu.
Wasiat yang ketiga puluh lima,
Jangan di beri hati kamu mencintai akan maksiat, artinya membuat kejahatan, karena yang demikian itu percintaan hati.
Dan jika banyak percintaan hati, membawa kepada kurus badan.
Wasiat yang ketiga puluh enam,
Jangan kamu jabatkan tangan kamu kepada apa-apa yang haram, karena yang demikian itu mendatangkan bala.
Wasiat yang ketiga puluh tujuh,
Jika datang bala dan cobaan, maka hendaklah mandi tobat mengambil air sembahyang dan meminta do'a kepada Allah Ta'ala.
Dan banyak-banyak bersedekah kepada fakir dan miskin dan minta tolong do'akan kepada guru-guru dan shalih - shalih karena mereka itu kekasih Allah Ta'ala.
Wasiat yang ketiga puluh delapan,
Apabila hampir bulan Ramadhan, maka hendaklah selesaikan pekerjaan dunia supaya senang beramal ibadat di dalam bulan Ramadhan dan jangan berusaha dan berniaga di dalam bulan Ramadhan, tetapi hendaklah bersungguh-sungguh beramal dan ibadat dan membuat kebajikan siang dan malam, khususnya bertadarus Qur'an dan bersuluk.
Wasiat yang ketiga puluh sembilan,
Hendaklah kuat bangun pada waktu sahur, beramal ibadat dan meminta do'a, karena waktu itu tempat do'a yang makbul, khususnya waktu sahur malam Jum'at.
Wasiat yang keempat puluh,
Hendaklah kuat mendo'akan orang Islam, sama ada hidup atau mati.
Wasiat yang keempat puluh satu,
Apabila bertambah-tambah harta benda kamu dan bertambah-tambah pangkat derajat kamu, tetapi amal ibadat kamu kurang, maka jangan sekali-kali kamu suka akan yang demikian itu, karena demikian itu kehendak setan dan iblis dan lagi apa faedah harta bertambah-tambah dan umur berkurang-kurang.
Wasiat yang keempat puluh dua,
Maka hendaklah kamu i'tikadkan dengan hati kamu, bahwasanya Allah Ta'ala ada hampir kamu dengan tiada bercerai-cerai siang dan malam.
Maka ia melihat apa-apa pekerjaan kamu lahir dan batin.
Maka janganlah kamu berbuat durhaka kepadaNya sedikit jua, karena Dia senantiasa melihat juga tetapi hendaklah senantiasa kamu memohonkan keridhaanNya lahir dan batin.
Dan lazimkan olehmu i'tikad ini supaya dapat Jannatul 'ajilah artinya syurga yang di atas dunia ini.
Wasiat yang keempat puluh tiga,
Maka hendaklah kamu ingat bahwa malaikat maut datang kepada setiap seorang lima kali dalam sehari semalam, mengabarkan akan kamu bahwa aku akan mengambil nyawa kamu, maka hendaklah kamu ingat apabila sudah sembahyang tiada sampai nyawa kamu kepada sembahyang kedua, demikian selama-lamanya.
Wasiat yang keempat puluh empat,
Hendaklah kamu kuat mendo'akan hamba yang dha'if ini dan sekurang - kurangnya kamu hadiahkan kepada hamba pada tiap - tiap malam Jum'at dibaca fatihah sekali dan Qul Huwallahu Ahad sebelas kali, atau Yasin sekali pada tiap - tiap malam Jum'at atau Ayatul Kursi 7 kali dan aku mendo'akan pula kepada kamu sekalian.
Inilah wasiat hamba yang empat puluh empat atas jalan ikhtisar dan hamba harap akan anak cucu hamba akan membuat syarahnya masing - masing dengan kadarnya yang munasabah, supaya tahu Dha'ifut thullab wa qashirul fahmi.
Wallahu khairul hakimin, wa maqbulus sailin... Amin.
Sumber dari Penulis,
H.M.Fahmi El Fuad, beliau adalah cicit langsung dari Syeikh Abdul Wahab Rokan Qs An-Naqsyabandiyah Al-Khalidiyah, Tuan Guru Babussalam, Langkat)
WASIAT 44 (EMPAT PULUH EMPAT) BELIAU ADALAH :
Syeikh Abdul Wahab Rokan Qs telah meninggalkan mutiara berupa wasiat yang terdiri dari 44 Pasal.
Wasiat ini di tujukan kepada anak cucunya, baik anak kandung maupun anak murid, beliaupun berpesan kepada anak cucunya untuk menyimpan buku wasiat ini dan harus sering-sering membacanya, paling tidak seminggu sekali, sebulan sekali dan atau sekurang-kurangnya setahun sekali, serta wasiat ini di perhatikan dan di amalkan serta di taati akan segala pesan yang tersebut di dalamnya.
Wasiat ini jika sering-sering di baca dan kemudian di amalkan seluruh yang terkandung di dalamnya, maka mudah-mudahan kita akan dapat memperoleh martabat yang tinggi, kemuliaan yang besar serta kekayaan dunia dan akhirat.
Wasiat tersebut adalah sebagai berikut :
Alhamdulillah... 'allazi afdholana 'ala katsiri 'ubbadihi tafdhila
Washsholatu wassalamu 'ala sayyidina muhammadin nabiyyan warosulan
Wa 'alihi wa 'ashabihi hadiyyan wa nashiran... amin
Muta'lazimaini daiman 'abada.
'Amma ba'du,
Masa hijrah Nabi kita Muhammad Saw tahun 1300 Hijriyah dan kepada 13 hari bulan Muharram makbul dan kepada hari Jum'at Jam 2.00, masa itulah saya Syeikh Abdul Wahab Rokan An-Naqsyabandi Al-Khalidiyah bin Abdul Manaf Tanah Putih bin Yasin bin Al - Haj Abdullah Tambusai, membuat surat wasiat ini kepada anak dan cucu saya laki - laki atau perempuan, sama adanya anak kandung atau anak murid serta kaum muslimin dan muslimat.
Dan adalah wasiatku ini 44 wasiat, dan lagi hai sekalian anak cucuku, sekali - kali jangan kamu permudah-mudah dan jangan kamu peringan-ringan wasiatku ini, karena wasiatku ini datang daripada Allah Swt dan Rasul-Nya dan guru-guru yang pilihan.
Dan lagi telah kuterima kebajikan wasiat ini sedikit-dikit dan tetapi belum habis aku terima kebajikannya, sebab Taqshir daripada aku, karena tiada habis aku kerjakan seperti yang tersebut didalam wasiat ini.
Dan barang siapa mengerjakan sekalian wasiat ini tak dapat tiada dapat kebajikan sekaliannya di dunia akhirat.
Wasiat yang pertama,
Hendaklah kamu sekalian masygul dengan menuntut ilmu Qur'an dan kitab kepada guru-guru yang mursyid dan rendahkan dirimu kepada guru-guru kamu.
Dan perbuat apa-apa yang di suruhkan, jangan bertangguh-tangguh.
Dan banyak-banyak bershadaqah kepadanya.
Dan i'tikadkan diri kamu itu hambanya.
Dan jika sudah dapat ilmu itu, maka hendaklah kamu ajarkan kepada anak cucuku, kemudian maka orang yang lain.
Dan kasih sayang kamu akan muridmu seperti kasih sayang akan anak cucu kamu.
Dan jangan kamu minta upah dan makan gaji sebab mengajar itu, tetapi pinta upah dan gaji itu kepada Tuhan Yang Esa lagi kaya serta murah, yaitu Allah Ta'ala.
Wasiat yang kedua,
Apabila sudah kamu baligh, berakal, hendaklah menerima Thariqat Naqsyabandiyah atau Thariqat Syadziliyah, supaya sejalan kamu dengan aku.
Wasiat yang ketiga,
Jangan kamu berniaga sendiri, tetapi hendaklah berserikat.
Dan jika hendak mencari nafkah, hendaklah dengan jalan tulang iga (dengan tenaga sendiri), seperti berhuma dan berladang dan menjadi amil.
Dan di dalam mencari nafkah itu maka hendaklah bersedekah pada tiap-tiap hari supaya segera dapat nafkah.
Dan jika dapat ringgit sepuluh maka hendaklah shadaqahkan satu dan taruh sembilan.
Dan jika dapat dua puluh, shadaqahkan dua.
Dan jika dapat seratus shadaqahkan sepuluh dan taruh sembilan puluh.
Dan apabila cukup nafkah kira-kira setahun maka hendaklah berhenti mencari itu dan duduk beramal ibadat hingga tinggal nafkah kira-kira 40 hari, maka barulah mencari.
Wasiat yang keempat,
Maka hendaklah kamu berbanyak sedekah sebilang sehari, istimewa pada malam Jum'at dan harinya.
Dan sekurang-kurangnya sedekah itu 40 duit pada tiap-tiap hari.
Dan lagi hendaklah bersedekah ke Mekah pada tiap-tiap tahun.
Wasiat yang kelima,
Jangan kamu bersahabat dengan orang yang jahil dan orang pasik.
Dan jangan bersahabat dengan orang kaya yang bakhil, tetapi bersahabatlah kamu dengan orang-orang 'alim dan ulama dan shalih-shalih.
Wasiat yang keenam,
Jangan kamu hendak kemegahan dunia dan kebesarannya, seperti hendak menjadi Qadhi dan Imam dan lainnya, istimewa pula hendak menjadi penghulu-penghulu.
Dan lagi jangan hendak menuntut harta benda banyak-banyak.
Dan jangan di banyakkan memakai pakaian yang bagus-bagus.
Wasiat yang ketujuh,
Jangan kamu menuntut ilmu sihir seperti kuat dan kebal dan pemanis dan lainnya, karena sekalian ilmu ada di dalam Al-Qur'an dan Kitab.
Wasiat yang kedelapan,
Hendaklah kamu kuat merendahkan diri kepada orang Islam.
Dan jangan dengki khianat kepada mereka itu.
Dan jangan di ambil harta mereka itu melainkan dengan izin syara'.
Wasiat yang kesembilan,
Jangan kamu menghinakan diri kepada kafir laknatullah serta makan gaji serta mereka itu.
Dan jangan bersahabat dengan mereka itu, melainkan sebab uzur syara'.
Wasiat yang kesepuluh,
Hendaklah kamu kuat menolong orang yang kesempitan sehabis-habis ikhtiar sama ada tolong itu dengan harta benda atau tulang iga atau bicara atau do'a.
Dan lagi apa-apa hajat orang yang di kabarkannya kepada kamu serta dia minta tolong, maka hendaklah sampaikan seboleh-bolehnya.
Wasiat yang kesebelas,
Kekalkan air sembahyang dan puasa tiga hari pada tiap-tiap bulan.
Wasiat yang kedua belas,
Jika ada orang berbuat kebajikan kepada kamu barang apa kebajikan, maka hendaklah kamu balas akan kebajikan itu.
Wasiat yang ketiga belas,
Jika orang dengki khianat kepada kamu, telah dipeliharakan Allah kamu dari padanya, maka hendaklah kamu sabar dan jangan di balas dan beri nasihat akan dia dengan perkataaan lemah lembut, karena mereka itu orang yang bebal.
Wasiat yang keempat belas,
Jika kamu hendak beristeri, jangan di pinang orang tinggi bangsa seperti anak datuk-datuk.
Dan jangan di pinang anak orang kaya-kaya, tetapi hendaklah pinang anak orang fakir - fakir dan miskin.
Wasiat yang kelima belas,
Jika memakai kamu akan pakaian yang lengkap, maka hendaklah ada di dalamnya pakaian yang buruk.
Dan yang aulanya yang buruk itu sebelah atas.
Wasiat yang keenam belas,
Jangan di sebut kecelaan orang, tetapi hendaklah sembunyikan sehabis-habis sembunyi.
Wasiat yang ketujuh belas,
Hendaklah sebut-sebut kebajikan orang dan kemuliaannya.
Wasiat yang kedelapan belas,
Jika datang orang 'alim dan guru - guru kedalam negeri yang tempat kamu itu, istimewa pula Chalifah Thariqat Naqsyabandiah, maka hendaklah kamu dahulu datang ziarah kepadanya dari pada orang lain serta beri sedekah kepadanya.
Wasiat yang kesembilan belas,
Jika pergi kamu kepada suatu negeri atau dusun dan ada di dalam negeri itu orang alim dan guru-guru, khususnya Chalifah Thariqat Naqsyabandiah, maka hendaklah kamu ziarah kepadanya kemudian hendaklah membawa shadaqah kepadanya.
Wasiat yang kedua puluh,
Jika hendak pergi orang alim itu daripada tempat kamu itu atau engkau hendak pergi dari pada tempat itu, maka hendaklah kamu ziarah pula serta memberi shadaqah supaya dapat kamu rahmat yang besar.
Wasiat yang kedua puluh satu,
Sekali-kali jangan kamu kawin dengan janda guru kamu, khususnya guru Thariqat.
Dan tiada mengapa kawin dengan anak guru, tetapi hendaklah bersungguh -sungguh membawa adab kepadanya serta jangan engkau wathi akan dia, melainkan kemudian daripada meminta izin.
Dan lebihkan olehmu akan dia daripada isterimu yang lain, karena dia anak guru, hal yang boleh di lebihkan.
Wasiat yang kedua puluh dua,
Hendaklah segala kamu yang laki-laki beristeri berbilang-bilang.
Dan sekurang-kurangnya dua, dan yang baiknya empat.
Dan jika isterimu tiada mengikut hukum, ceraikan, cari yang lain.
Wasiat yang kedua puluh tiga,
Hendaklah kamu yang perempuan banyak sabar, jika suami kamu beristeri berbilang - bilang.
Janganlah mengikut seperti kelakuan perempuan yang jahil, jika suaminya beristeri berbilang, sangat marahnya dan jika suaminya berzina tiada marah.
Wasiat yang kedua puluh empat,
Jika ada sanak saudara kamu berhutang atau miskin dan sempit nafkahnya dan kamu lapang nafkah, maka hendaklah kamu beri sedekah sedikit-sedikit seorang supaya sama kamu.
Inilah makna kata orang tua-tua, jika kamu kaya maka hendaklah bawa sanak saudara kamu kaya pula, dan jika kamu senang, maka hendaklah berikan senang kamu itu kepada sanak saudara kamu.
Wasiat yang kedua puluh lima,
Mana-mana sanak saudara kamu yang beroleh martabat dan kesenangan, maka hendaklah kamu kuat-kuat mendo'akannya supaya boleh kamu bernaung di bawah martabatnya.
Wasiat yang kedua puluh enam,
Hendaklah kasih akan anak-anak dan sayang akan fakir miskin dan hormat akan orang tua-tua.
Wasiat yang kedua puluh tujuh,
Apabila kamu tidur, hendaklah padamkan pelita, jangan di biarkan terpasang, karena sangat makruh, sebab demikian itu kelakuan kafir yahudi.
Wasiat yang kedua puluh delapan,
Jika kamu hendak bepergian, maka hendaklah ziarah kepada ibu bapa dan kepada guru - guru dan orang shaleh-shaleh.
Minta izin kepada mereka itu serta minta tolong do'akan dan lagi hendaklah mengeluarkan sedekah supaya dapat lapang.
Wasiat yang kedua puluh sembilan,
Jangan berasah gigi laki-laki dan perempuan.
Dan jangan bertindik telinga jika perempuan, karena yang demikian itu pekerjaan jahiliah.
Wasiat yang ketiga puluh,
Jangan kuat kasih akan dunia, hanyalah sekedar hajat.
Siapa kuat kasih akan dunia banyak susah badannya dan percintaan hatinya dan sempit dadanya.
Siapa benci akan dunia, sentosa badannya dan senang hatinya dan lapang dadanya.
Wasiat yang ketiga puluh satu,
Hendaklah kasih sayang akan ibu bapa seperti di ikut apa kata-katanya dan membuat kebajikan kepada keduanya sehabis-habis ikhtiar.
Dan jangan durhaka pada keduanya, seperti tiada mengikut perintah keduanya dan kasar perkataan kepada keduanya dan tiada terbawa adabnya.
Wasiat yang ketiga puluh dua,
Jika mati kedua ibu bapa kamu atau salah seorang, maka hendaklah kamu kuat-kuat mendoa'akannya pada tiap-tiap sembahyang dan ziarah pada kuburnya pada tiap-tiap hari Jum'at.
Wasiat yang ketiga puluh tiga,
Hendaklah kuat membuat kebajikan serta dengan yakin kepada guru-guru dan jangan durhaka kepadanya.
Wasiat yang ketiga puluh empat,
Hendaklah berkasih-kasihan dengan orang sekampung dan jika kafir sekalipun dan jangan berbantah-bantah dan berkelahi dengan mereka itu.
Wasiat yang ketiga puluh lima,
Jangan di beri hati kamu mencintai akan maksiat, artinya membuat kejahatan, karena yang demikian itu percintaan hati.
Dan jika banyak percintaan hati, membawa kepada kurus badan.
Wasiat yang ketiga puluh enam,
Jangan kamu jabatkan tangan kamu kepada apa-apa yang haram, karena yang demikian itu mendatangkan bala.
Wasiat yang ketiga puluh tujuh,
Jika datang bala dan cobaan, maka hendaklah mandi tobat mengambil air sembahyang dan meminta do'a kepada Allah Ta'ala.
Dan banyak-banyak bersedekah kepada fakir dan miskin dan minta tolong do'akan kepada guru-guru dan shalih - shalih karena mereka itu kekasih Allah Ta'ala.
Wasiat yang ketiga puluh delapan,
Apabila hampir bulan Ramadhan, maka hendaklah selesaikan pekerjaan dunia supaya senang beramal ibadat di dalam bulan Ramadhan dan jangan berusaha dan berniaga di dalam bulan Ramadhan, tetapi hendaklah bersungguh-sungguh beramal dan ibadat dan membuat kebajikan siang dan malam, khususnya bertadarus Qur'an dan bersuluk.
Wasiat yang ketiga puluh sembilan,
Hendaklah kuat bangun pada waktu sahur, beramal ibadat dan meminta do'a, karena waktu itu tempat do'a yang makbul, khususnya waktu sahur malam Jum'at.
Wasiat yang keempat puluh,
Hendaklah kuat mendo'akan orang Islam, sama ada hidup atau mati.
Wasiat yang keempat puluh satu,
Apabila bertambah-tambah harta benda kamu dan bertambah-tambah pangkat derajat kamu, tetapi amal ibadat kamu kurang, maka jangan sekali-kali kamu suka akan yang demikian itu, karena demikian itu kehendak setan dan iblis dan lagi apa faedah harta bertambah-tambah dan umur berkurang-kurang.
Wasiat yang keempat puluh dua,
Maka hendaklah kamu i'tikadkan dengan hati kamu, bahwasanya Allah Ta'ala ada hampir kamu dengan tiada bercerai-cerai siang dan malam.
Maka ia melihat apa-apa pekerjaan kamu lahir dan batin.
Maka janganlah kamu berbuat durhaka kepadaNya sedikit jua, karena Dia senantiasa melihat juga tetapi hendaklah senantiasa kamu memohonkan keridhaanNya lahir dan batin.
Dan lazimkan olehmu i'tikad ini supaya dapat Jannatul 'ajilah artinya syurga yang di atas dunia ini.
Wasiat yang keempat puluh tiga,
Maka hendaklah kamu ingat bahwa malaikat maut datang kepada setiap seorang lima kali dalam sehari semalam, mengabarkan akan kamu bahwa aku akan mengambil nyawa kamu, maka hendaklah kamu ingat apabila sudah sembahyang tiada sampai nyawa kamu kepada sembahyang kedua, demikian selama-lamanya.
Wasiat yang keempat puluh empat,
Hendaklah kamu kuat mendo'akan hamba yang dha'if ini dan sekurang - kurangnya kamu hadiahkan kepada hamba pada tiap - tiap malam Jum'at dibaca fatihah sekali dan Qul Huwallahu Ahad sebelas kali, atau Yasin sekali pada tiap - tiap malam Jum'at atau Ayatul Kursi 7 kali dan aku mendo'akan pula kepada kamu sekalian.
Inilah wasiat hamba yang empat puluh empat atas jalan ikhtisar dan hamba harap akan anak cucu hamba akan membuat syarahnya masing - masing dengan kadarnya yang munasabah, supaya tahu Dha'ifut thullab wa qashirul fahmi.
Wallahu khairul hakimin, wa maqbulus sailin... Amin.
Sumber dari Penulis,
H.M.Fahmi El Fuad, beliau adalah cicit langsung dari Syeikh Abdul Wahab Rokan Qs An-Naqsyabandiyah Al-Khalidiyah, Tuan Guru Babussalam, Langkat)
Posting Komentar untuk "Wasiat 44 Syaikh Abdul Wahab Rokan Qs"
Terimakasih atas kunjungan anda...