Bagaimana Virus Al-Isyq Bisa Berjangkit?
Penyakit al-isyq terjadi dengan dua sebab,
Pertama: Karena menganggap indah apa-apa yang dicintainya.
Kedua: Perasaan ingin memiliki apa yang dicintainya. Jika salah satu dari dua faktor ini tiada, niscaya virus tidak akan berjangkit.
Walaupun penyakit kronis ini telah membingungkan banyak orang dan sebagian pakar berupaya memberikan terapinya, namun solusi yang diberikan belum mengena. Makhluk Diciptakan Saling Mencari Yang Sesuai Dengannya Berkata Ibn Al-Qayyim: "Ketetapan Allah Swt dengan hikmah-Nya menciptakan makhluk-Nya dalam kondisi saling mencari yang sesuai dengannya, secara fitrrah saling tertarik dengan jenisnya, sebaliknya akan menjauh dari yang berbeda dengannya."
Jelaslah faktor pendorong cinta tidak bergantung dengan kecantikan rupa, dan tidak pula karena adanya kesamaan dalam tujuan dan keinginan, kesamaan bentuk dan dalam mendapat petunjuk, walaupun tidak dipungkiri bahwa hal-hal ini merupakan salah satu penyebab ketenangan dan timbulnya cinta.
Nabi Saw pernah mengatakan dalam sebuah hadisnya “Ruh-ruh itu ibarat tentara yang saling berpasangan, yang saling mengenal sebelumnya akan menyatu dan yang saling mengingkari akan berselisih."
Dalam Musnad Imam Ahmad diceritakan bahwa asbabul wurud hadis ini yaitu ketika seorang wanita penduduk Makkah yang selalu membuat orang tertawa hijrah ke Madinah ternyata dia tinggal dan bergaul dengan wanita yang sifatnya sama sepertinya yaitu senang membuat orang tertawa, karena itulah Nabi Saw mengucapkan hadist ini.
Karena itulah Syariat Allah akan menghukumi sesuatu menurut jenisnya, mustahil syariat menghukumi dua hal yang sama dengan perlakuan perbeda atau mengumpulkan dua hal yang kontradiktif. Barang siapa yang berpendapat lain maka jelaslah karena minimnya ilmu pengetahuannya terhadap syariat ini atau kurang memahami kaidah persamaan dan sebaliknya.
Penerapan kaidah ini tidak saja berlaku di dunia lebih dari itu akan diterapkan pula di akhirat, Allah berfirman: ”Kepada malaikat diperintahkan): "Kumpulkanlah orang-orang yang dzalim beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah." (Q.S. As-Saffat:23).
Umar ibn Khattab Ra dan setelahnya Imam Ahmad pernah berkata mengenai tafsiran “azwajahum” yakni yang sesuai dan mirip dengannya. Allah juga berfirman: ”Dan apabila jiwa dipertemukan." (Q.S. At-Takwir: 7).
Yakni setiap orang akan digiring dengan orang-orang yang sama prilakunya dengannya, Allah akan menggiring antara orang-orang yang saling mencintai karena-Nya di dalam surga dan akan menggiring orang-orang yang saling berkasih-kasihan diatas jalan syaithan di neraka Jahim, tiap orang akan digiring dengan siapa yang dicintainya mau tidak mau. Di dalam mustadrak Al-Isyq-Hakim, disebutkan bahwa Nabi Saw bersabda: ”Tidaklah seseorang mencintai suatu kaum kecuali akan digiring bersama mereka kelak.”
Pertama: Karena menganggap indah apa-apa yang dicintainya.
Kedua: Perasaan ingin memiliki apa yang dicintainya. Jika salah satu dari dua faktor ini tiada, niscaya virus tidak akan berjangkit.
Walaupun penyakit kronis ini telah membingungkan banyak orang dan sebagian pakar berupaya memberikan terapinya, namun solusi yang diberikan belum mengena. Makhluk Diciptakan Saling Mencari Yang Sesuai Dengannya Berkata Ibn Al-Qayyim: "Ketetapan Allah Swt dengan hikmah-Nya menciptakan makhluk-Nya dalam kondisi saling mencari yang sesuai dengannya, secara fitrrah saling tertarik dengan jenisnya, sebaliknya akan menjauh dari yang berbeda dengannya."
Rahasia adanya percampuran dan kesesuaian di alam ruh akan mengakibatkan adanya keserasian serta kesamaan, sebagaimana adanya perbedaan di alam ruh akan berakibat tidak adanya keserasian dan kesesuaian, dengan cara inilah tegaknya urusan manusia.Allah berfirman: "Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya Dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya." (Q.S. Al-isyqA’raf :189). Dalam ayat ini Allah menjadikan sebab perasaan tentram dan senang seorang lelaki terhadap pasangannya karena berasal dari jenis dan bentuknya.
Jelaslah faktor pendorong cinta tidak bergantung dengan kecantikan rupa, dan tidak pula karena adanya kesamaan dalam tujuan dan keinginan, kesamaan bentuk dan dalam mendapat petunjuk, walaupun tidak dipungkiri bahwa hal-hal ini merupakan salah satu penyebab ketenangan dan timbulnya cinta.
Nabi Saw pernah mengatakan dalam sebuah hadisnya “Ruh-ruh itu ibarat tentara yang saling berpasangan, yang saling mengenal sebelumnya akan menyatu dan yang saling mengingkari akan berselisih."
Dalam Musnad Imam Ahmad diceritakan bahwa asbabul wurud hadis ini yaitu ketika seorang wanita penduduk Makkah yang selalu membuat orang tertawa hijrah ke Madinah ternyata dia tinggal dan bergaul dengan wanita yang sifatnya sama sepertinya yaitu senang membuat orang tertawa, karena itulah Nabi Saw mengucapkan hadist ini.
Karena itulah Syariat Allah akan menghukumi sesuatu menurut jenisnya, mustahil syariat menghukumi dua hal yang sama dengan perlakuan perbeda atau mengumpulkan dua hal yang kontradiktif. Barang siapa yang berpendapat lain maka jelaslah karena minimnya ilmu pengetahuannya terhadap syariat ini atau kurang memahami kaidah persamaan dan sebaliknya.
Penerapan kaidah ini tidak saja berlaku di dunia lebih dari itu akan diterapkan pula di akhirat, Allah berfirman: ”Kepada malaikat diperintahkan): "Kumpulkanlah orang-orang yang dzalim beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah." (Q.S. As-Saffat:23).
Umar ibn Khattab Ra dan setelahnya Imam Ahmad pernah berkata mengenai tafsiran “azwajahum” yakni yang sesuai dan mirip dengannya. Allah juga berfirman: ”Dan apabila jiwa dipertemukan." (Q.S. At-Takwir: 7).
Yakni setiap orang akan digiring dengan orang-orang yang sama prilakunya dengannya, Allah akan menggiring antara orang-orang yang saling mencintai karena-Nya di dalam surga dan akan menggiring orang-orang yang saling berkasih-kasihan diatas jalan syaithan di neraka Jahim, tiap orang akan digiring dengan siapa yang dicintainya mau tidak mau. Di dalam mustadrak Al-Isyq-Hakim, disebutkan bahwa Nabi Saw bersabda: ”Tidaklah seseorang mencintai suatu kaum kecuali akan digiring bersama mereka kelak.”
Posting Komentar untuk "Bagaimana Virus Al-Isyq Bisa Berjangkit?"
Terimakasih atas kunjungan anda...