Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

TAUFIK DAN PENELANTARAN

Taufik dan Penelantaran

Orang-orang yang mengetahui tentang Allah sepakat bahwa yang di maksudkan taufik di sini adalah Allah tidak memasrahkanmu kepada dirimu sendiri, sedangkan penelantaran adalah Allah menyerahkanmu kepada dirimu sendiri.


Seorang hamba berganti-ganti keadaan, terkadang dalam taufik-Nya dan terkadang dalam penelantaran-Nya, bahkan pada satu saat seseorang bisa berada dalam taufik dan juga penelantaran-Nya. Dia taat, ridha dan mensyukuri taufik-Nya, kemudian dia durhaka, marah dan melalaikan-Nya. 

Yang pasti dia berputar di antara taufik dan penelantaran-Nya. Allah memberinya taufik dengan karunia dan rahmatNya, menelantarkannya dengan keadilan dan hikmah-Nya. Allah tetap terpuji dalam dua keadaan ini dan Dia lebih tahu di mana meletakkan masing-masing pada tempatnya.

Dengan kesaksian ini seorang hamba mempersaksikan taufik dan penelantaran Allah, sebagaimana dia mempersaksikan Rububiyah dan dan penciptaan-Nya, lalu memohon taufik-Nya dan berlindung dari penelantaran-Nya dengan penuh kepasrahan dan ketundukan, merasa dirinya tidak mampu mengatur mudharat dan manfaat, hidup dan mati.
 

Dengan kata lain, taufik adalah kehendak Allah terhadap hamba untuk melakukan sesuatu yang bermaslahat baginya, seperti menjadikannya mampu melakukan sesuatu yang di ridhai-Nya, yang di cintai-Nya dan lebih mementingkan-Nya daripada yang lain serta membenci apa yang di benci Allah. 

Ini hanya sekedar perbuatannya, belum yang lain-lain. FirmanNya : "Tetapi Allah menjadikan kalian cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hati kalian serta menjadikan kalian benci kepada kekufuran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus, sebagai karunia dan nikmat dari Allah." (Q.S. Al-Hujurat : 7-8).
 

Allah befirman, "Kecintaan kalian kepada iman dan keindahan iman itu di dalam hati kalian, bukan berasal dari dari kalian, tetapi Allahlah yang menjadikan iman itu ada di dalam hati kalian, sehingga kalian lebih mementingkannya dan ridha kepadanya, karena itu janganlah kalian berbuat lancang di hadapan Rasul-Ku, janganlah mengatakan sebelum dia mengatakan dan janganlah kalian berbuat sebelum dia memerintahkan."
 

Perumpamaan tentang taufik dan penelantaran ini seperti seorang raja yang mengirim utusan kepada segolongan orang dari rakyatnya. Dia menulis surat kepada mereka, yang berisi pemberitahuan tentang musuh yang tak lama lagi akan datang menyerbu dan siap menghancurkan tempat mereka. 

Bersamaan dengan itu raja juga menyiapkan kendaraan, bekal dan segala persiapan untuk pengungsian serta penunjuk jalan, utusan itu
berkata, "Pergilah kalian dari tempat ini dan ikutilah penunjuk jalan." Raja itu juga mengutus para pengawalnya untuk membawa orang-orang tertentu dan meninggalkan yang lain, karena kelompok yang terakhir ini memang tidak layak menjadi rakyatnya. Ketika musuh menyerang, maka orangorang yang masih tertinggal ada yang dibunuh dan ada pula yang ditawan.
 

Apakah raja ini dianggap berbuat zhalim kepada mereka ataukah berbuat adil? Dia memberikan kemurahan hatinya kepada orang-orang tertentu dan membiarkan yang lain, tentu saja Allah terlalu agung untuk di misalkan seperti ini.

Posting Komentar untuk "TAUFIK DAN PENELANTARAN"