Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

APAKAH JIWA BISA MATI?

Kali ini kita menyambung pembahasan sebelumnya tentang jiwa, baca MENGENAL SIFAT-SIFAT JIWA, muncul pertanyaan, apakah jiwa bisa mati? Pertama menjawab masalah ini kita kutip dahulu apa penjelasan dari Ibnu Taimiyyah yang mana ia menjelaskan, bahwa "Arwah adalah makhluk di ciptakan tanpa ada keraguan, dia tidak lenyap dan binasa, akan tetapi matinya dengan cara berpisah dari badan dan ketika ditiupkan sangkakala yang kedua, maka ruh-ruh akan di kembalikan kepada badannya."

Ibnu Abil 'Izz Al-Hanafi menjelaskan dengan panjang lebar polemik ini seraya menyatakan, "Masyarakat berbeda pendapat, apakah jiwa itu bisa mati ataukah tidak? Berikut pula di jelaskan :

1. Jiwa akan mati dengan dalil, bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati, secara qiyas : kalau saja malaikat bisa mati, maka jiwa manusia lebih pantas untuk bisa mati.

2. Jiwa tidak akan mati, karena dia di ciptakan untuk bisa kekal, yang mati hanyalah badannya, sebagaimana hadits-hadits yang memberikan pengertian tentang kenikmatan dan siksaan yang di terima oleh ruh setelah berpisah dengan badannya sampai pada waktunya kelak di kembalikan oleh Allah ke jasad masing-masing, yang benar (Insya Allah) adalah, bahwa kematian jiwa itu dengan cara berpisah dan keluar dari badan, maka apabila yang di maksud matinya jiwa sebatas ini, maka jiwa juga merasakan kematian, akan tetapi apabila yang di maksud matinya jiwa adalah binasa dan musnahnya secara keseluruhan, maka jiwa tidak mati dengan pemahaman seperti ini, bahkan dia tetap ada setelah penciptaannya baik dalam kenikmatan atu siksaan,… Allah memberitakan keadaan penduduk Syurga dengan firman-Nya, "Mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya kecuali mati di dunia. dan Allah memelihara mereka dari azab neraka." (Q.S. Ad-Dukhaan (44) : 56). Itulah kematian, yaitu berpisahnya ruh dari badan.

Tempat Tinggal Ruh Di Alam Barzakh
Di alam kubur, ruh hamba-hamba tinggal di tempat yang berbeda-beda, berdasarkan penelitian terhadap dalil yang ada, maka bisa kita bagi tempat tinggal mereka sebagai berikut :

1. Ruh para Nabi dan Rasul

Ruh para Nabi dan Rasul akan tinggal di tempat yang paling baik dan paling tinggi, sebagaimana yang pernah di dengar 'Aisyah Ra dari Rasulullah Saw di akhir hayat beliau memohon, "Ya Allah, berikanlah tempat kembali yang tinggi (mulia)." (H.R. Al-Bukhari dalam Kitab Ar-Riqaaq, Bab Man Ahabba Liqaallah).

2. Ruh para syuhada.

Ruh para syuhada akan tetap hidup di sisi Allah dan mendapatkan rizqi dari-Nya, firman-Nya, "Dan janganlah kalian mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhan mereka dengan mendapat rezki." (Q.S. Ali-'Imran (3) : 169)..

Masruq bertanya kepada Ibnu Mas'ud tentang ayat ini, maka di jawab : "Sesungguhnya kami telah menanyakannya, sehingga Rasulullah Saw bersabda, "Ruh-ruh mereka berada di dalam burung-burung yang hijau, memiliki sarang yang bergelantungan di 'Arsy, pergi ke syurga sekehendaknya, kemudian kembali ke sarangnya." (H.R. Imam Muslim). 


Akan tetapi tidak semua arwah para syuhada mendapatkannya, karena diantara mereka ada yang tertahan dari masuk syurga di karenakan hutangnya yang belum di bayar, seperti ketika Rasulullah Saw ketika di tanya seorang lelaki apa yang dia dapat jika terbunuh di jalan Allah, beliau menjawab : "Syurga, ketika orang tersebut telah berpaling, Rasulullah Saw bersabda, "Kecuali hutang, baru saja Jibril As bergegas memberitahuku."

3. Ruh orang-orang shaleh.
Ruh mereka menjadi burung-burung yang bergelantungan di pepohonan syurga, sebagaimana yang di riwayatkan oleh Abdurrahman bin Ka'ab bin Malik dari Nabi Saw, yaitu : "Sesungguhnya ruh seorang muslim adalah burung yang di gantung pada pepohonan syurga, sampai Allah kembalikan ruh tersebut kepada jasadnya pada hari kiamat." (H.R. Imam Ahmad).

Perbedaan mendasar antara tempat kembali ruh syuhada dan orang sholeh adalah, ruh para syuhada tinggal didalam burung hijau yang terbang mengelilingi taman-taman syurga, kemudian kembali ke sarangnya yang bergelantungan di 'Arsy, sedangkan ruh orang sholeh berada di rongga mulut burung-burung yang bergelantungan di pepohonan syurga, akan tetapi tidak berkelilling di taman-taman syurga.

4. Ruh ahli maksiat dan orang kafir.
Tempat kembali ruh mereka ini tidak kami dalil yang secara tegas menyebutkannya, akan tetapi yang mereka berada dalam siksaan yang pedih nan mengerikan, pendusta pipi di tusuk dengan gasung sampai menembus tengkuknya, meninggalkan shalat wajib kepala di himpit dengan batu besar, para pezina dimasak didalam gentong besar, tukang rentenir berenang di lautan darah yang di tepinya senantiasa ada yang melemparinya dengan batu, sedangkan ruh orang kafir berbau sangat busuk sampai-sampai bumi pun mencelanya.

Posting Komentar untuk "APAKAH JIWA BISA MATI?"