Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

MERENUNGKAN RUH

Masalah yang sangat penting tentang manusia ialah tentang ruh, tubuh dan jasad sedemikian hebat dan sempurnanya susunan yang penuh dengan rahasia demi rahasia, tetapi di banding dengan ruh, maka masalah ruh jauh lebih dari kali hebatnya, lebih rahasia dan lebih penting, tubuh sebagaimana juga indah dan rapi susunannya, bila tidak ada ruh di dalamnya maka itu adalah bangkai busuk dan tak ada harganya sama sekali, sebab itu ruh sangat penting untuk di renungkan dalam kehidupan ini karena sangat berkaitan dengan kaidah keimanan dan ibadah terhadap Allah, sebab itulah ruh penting untuk di renungkan, yang mana hal itu akan semakin menambah keyakinan dan keimanan terhadap sang pencipta.

Allah berfirman : “Mereka bertanya kepada engkau (Muhammad) tentang ruh, katakanlah bahwa ruh adalah rahasia Tuhanku, tidaklah kamu di beri ilmu pengetahuan selain hanya sedikit sekali.” (Q.S. Isra’ : 85). Dengan berdasarkan pada ayat ini, maka hal inilah yang membuat menambah keimanan kepada Allah karena menyadari betapa ilmu hanya sangat sedikit, bagaimana pula bisa untuk mengetahui rahasia Allah yang Maha Besar dan Maha Agung, dengan menyadari kelemahan ini sebagai dasar bukti kelemahan manusia terhadap segala bentuk ciptaan-Nya.

Kalau Tuhan sendiri sudah menegaskan bahwa ruh itu adalah rahasia-Nya, artinya Tuhan sajalah yang mengetahuinya karena Ia memang Maha Mengetahui, maka janganlah manusia membuang waktu lagi untuk menyelidikinya, tetapi ini tidak berarti pula tidak usah memikirkan dan merenungkannya, sebagaimana di sebutkan di atas justru hal inilah untuk menambah keyakinan dan keimanan manusia (seharusnya).

Yang harus di renungkan adalah bahwa dengan ruh baru manusia bisa hidup, dengan ruh dapat melihat, mendengar, bicara dan lain-lain. Dengan ruh dapat berpikir, berperasaan dan mempunyai kesadaran dan pengertian, dapat membedakan yang baik dan buruk, yang bagus dan yang jelek, kalau ruh sedah meninggalkan jasad, maka tidak dapat hidup, tidak bisa mendengar, melihat, bicara dan lain-lain, tubuh yang di tinggalkan dalam tempo waktu akan busuk, rusak dan hancur.

Yang paling penting mengenai ruh, bukan hanya karena ruh dapat menghidupkan jasad, sehingga dapat hidup dan beraktifitas, yang paling penting adalah ruh itu kekal dan abadi, jadi kalau manusia itu sudah mati maka yang mati itu hanya jasad atau tubuhnya, adapun ruh tetap seperti biasa, ruh tidak mati selama-lamanya, di manakah ruh ruh orang yang sudah meninggal? Kita tak tahu tempatnya, apakah di bumi atau di langit atau di manakah itu, tetapi banyak yang berspekulasi, bahwa ruh orang yang baik naik kelangit, ruh orang yang jahat tetap di bumi, namun, baik di bumi atau dilangit namanya tetap adalah alam kubur atau alam barzah. Allah berfirman : “Sesungguhnya orang yang mendustakan akan ayat-ayat Kami dan orang yang menyombongkan diri terhadap ayat Kami itu, tidak dapat memasuki syurga, sehingga seekor unta dapat memasuki lubang jarum, begitu balasan Kami terhadap orang-orang yang berdosa.” (Q.S. Al-A’raf : 40). Karena ruh orang yang sudah mati itu tetap ada dan abadi dengan segala kesadaran dan pengertiannya seperti selama berada di tubuhnya dulu yang masih hidup, maka dapat di ambil kesimpulan, bahwa sesudah mati itu ada kesusahan dan kebahagiaan, ada kepedihan dan ada pula kelegaan alias ada syurga ada neraka.

Berbahagialah orang yang masuk syurga dan segala bentuk kenikmatannya dan celakalah orang yang masuk kedalam neraka dengan segala bentuk siksaannya yang sangat hebat, Allah berfirman : “Adakah manusia mengira bahwa dia akan di biarkan percuma? Bukankah asalnya dari setitik air yang di pancarkan? Kemudian dia menjadi makhluk yang sempurna? Maka Allah jadikan dari air itu menjadi sepasang manusia yang terdiri dari pria dan wanita, apakah Tuhan yang sedemikian itu tidak sanggup menghidupkan kembali orang yang sudah mati?” (Q.S. Al-Qiyamah : 36-40). Perhatikan pula firman Allah berikut : “Berkata manusia : Apakah sesudah aku mati akan hidup kembali? Apakah manusia tidak ingat Kamilah yang menciptakan, sedang sebelumnya dia tidak ada.” (Q.S. Maryam : 66-67).

Kalau ada manusia yang melihat sendiri bagaimana kejadian dirinya sendiri dari setitik air, menjadi darah, daging, tulang belulang, urat saraf, bernafas, hidup, bergerak, berpikir dan lain sebagainya, lalu dia tidak percaya tentang hidup sesudah mati, tidak percaya adanya akhirat sesudah kehidupan di dunia sekarang ini, sungguh hal itu menunjukkan satu kedustaan yang sangat besar dan hebat bagi seseorang manusia tersebut, kalau ada manusia yang sudah mempelajari sendiri bagaimana hebatnya dan besarnya alam kosmos yang berupakan bintang dan planet-planet, mempelajari pula alam mikros yang amat halus yang terdiri atas kuman dan bakteri yang jumlahnya bukan main banyaknya tak terhingga, lantas manusia itu tidak percaya bahwa Allah dapat menghidupan seseorang yang sudah mati, tidak dapat menciptakan hidup akhirat sesudah kehidupan dunia sekarang ini, sungguh itu manusia yang sedemikian sudah tidak beres lagi jalan pemikirannya, tidak normal tanggapan hidup dan akalnya, pasti manusia yang seperti ini sedang tergoda oleh penggoda, apa jualah macamnya pemggoda itu, kebanyakan penggoda itu adalah nikmat Tuhan yang berupakan ilmu pengetahuan, harta ddan kekuasaan dan kadang-kadang wanita dan kesenian serta lain sebagainya.

Allah berfirman : “Wahai manusia, apakah gerangan yang telah menggoda atau menipumu terhadap Tuhanmu yang Maha Pemurah.” “Yang menjadikan engkau lalu di sempurnakan dan di baguskan-Nya.” “Padahal bentuk dan rupa yang bagaimana saja Tuhan menghendaki, pasti dapat Tuhan melakukannya.” (Q.S. Al-Infithar : 6-11). Maksudnya, untuk sekali Tuhan menentukan rupa manusia dengann sebaik-baik rupa, bukan seperti rupa ciptaan lainnya. “Bahkan kamu masih saja mendustakan akan hari pembalasan (Akhirat) itu, padahal sungguh, atasmu ada Malaikat-Malaikat yang menjaga.” “Yang amat mulia yang selalu menuliskan segala gerak-gerik hidupmu.”

Di dalam semua ayat Al-Qur’an yang kita cantumkan di atas, Tuhan mengajak untuk memikirkan segala alam dan benda nyata ini, bukan memikirkan faedahnya alam dan benda itu untuk manusia saja, tetapi pemikiran itu hendaklah sampai pula kepada kepercayaan kepada Tuhan dan kepercayaan bahwa di balik semua alam dan benda sekarang ini ada dengan sangat pasti akan ada pula satu kehidupan kekal dan abadi setelah kehidupan dunia sekarang, lebih indah dan lebih bahagia dari kehidupan sekarang. Kalau seseorang sarjana atau ahli ilmu pengetahuan hanya mengetahui akan faedahnya benda alam ini saja dalam kehidupannya selaku manusia di dunia ini, maka seseorang yang sedemikian adalah orang yang amat kufur.

Allah berfirman : “Celaka manusia, alangkah hebat kekufurannya.” “Coba pikirkan dari apa asal kejadiannya.” “Dari setitik air kamu di ciptakan-Nya, lalu Ia atur menurut hinggaan yang tertentu.” Q.S. Abasa : 17-19). Seorang ahli atau sarjana terkemuka yang dapat menyelidiki faedah dan manisnya gula bagi kehidupan manusia, belumlah itu satu pendapat atau pemikir hebat dan besar, pendapat dan pemikiran yang besar dan hebat adalah bila sesudah mengetahui faedah dan manisnya gula itu, ia mengagumi pula akan Tuhan yang telah menciptakan dan menumbuhkan Tebu asalnya gula tersebut, mudah-mudahan kita sekalian di jadikan Tuhan sebagai manusia yang bukan saja dapat menikmati manisnya gula, tetapi juga dapat menikmati keyakinan dan kepercayaan terhadap Tuhan yang menciptakan dan menumbuhkan tebu yang bisa di buat menjadi gula tersebut, aamiiin….

Posting Komentar untuk "MERENUNGKAN RUH"