Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

PERILAKU / AKHLAK SEHARI – HARI (1)

Dalam keseharian yang namanya manusia tentu butuh makan dan minum, bagi manusia yang beragama tentu sudah di atur juga oleh syari’at agamanya sampai kepada cara makan dan minum sesuai dengan anjuran Nabinya, begitu juga dengan Islam yang agama penuh dengan adab sopan santun tingkah lakunya sehari – hari, hal ini telah di contohkan oleh Rasulullah Saw dalam kehidupannya sehari – hari termasuk masalah makan dan minum yang di ridhai oleh Allah Swt.

Mengenai hal ini kita kutip dari sabda Rasulullah Saw tentang makan, yaitu : "Apabila seseorang makan, maka janganlah dia menyapu tangannya sebelum dijilatnya, atau disuruh jilat kepada orang lain."(H.R Bukhari dan Muslim)
hal ini dapat kita suatu penerangan bahwa bila kita makan maka janganlah langsung mencuci tangan bila telah selesai, tetapi di sunnahkan oleh Rasulullah Saw untuk menjilati jari tangan sebelum kita mencucinya atau di berikan kepada orang lain yang sama – sama makan dengan kita sekiranya ia tidak merasakan jijik karenanya.

Berdasarkan pada riwayat – riwayat mengenai akhlak Rasulullah Saw sehari – hari, bahwasanya soal makan ini beliau selalu menjilat tangan sebelum mencucinya, caranya adalah beliau mengambil makanan dengan tiga jarinya dan bila telah habis maka tempat makanan tersebut beliau sapu dengan tiga jarinya tersebut lalu menjilatnya yang di mulai dengan jari tengah lebih dulu lalu jari telunjuk dan baru ibu jari (jempol). Bila makanan ada yang jatuh maka hendaklah di ambil lalu di makan setelah bagian yang kita kotor di bersihkan atau di buang, demikian perilaku Rasulullah Saw sehari – hari soal makan.

Rasulullah Saw juga bersabda : “Aku dahulu seorang budak yang berada di bawah pemeliharaan Rasulullah Saw dan selalu tanganku bergerak ke sana ke mari dalam piring makanan, karena itu Rasulullah Saw berkata kepadaku : "Hai gulam, sebutlah Nama Allah, makanlah dengan tangan kanan engkau dan makanlah apa yang ada di keliling engkau." Maka setelah itu terus meneruslah sedemikian sifat aku makan. (Hadist riwayat Bukhari dan Muslim). Umar Ibn Abu Salamah menerangkan bahwa beliau tinggal bersama ibunya Ummu Salamah yang di kawini oleh Rasulullah Saw. Di waktu beliau masih belum sampai umur, mendapat asuhan adn didikan dari Nabi Saw sendiri. Beliau selalu makan bersama - sama Rasulullah Saw, maka di waktu makan, Umar mengambil apa yang di sukainya, walaupun makanan itu tidak terletak di bahagiannya, tetapi di bahagian orang lain. Jelasnya Umar tidak memelihara adab makan bersama - sama. (telah menjadi kebiasaan orang arab makan bersama - sama dalam sebuah piring.

Nabi Saw menyuruh Umar menghentikan sikapnya itu dan menyuruh Umar memakan apa yang ada di hadapannya saja dengan membaca Basmalah di waktu akan memulai makan. Membaca basmalah di waktu makan bersama - sama, menurut pendapat ulama adalah sunnah kifayah. Jika telah ada seseorang yang membacanya, tidak lagi di tuntut kita untuk membacanya lagi. Meskipun demikian tetap lebih baik supaya masing - masing membaca basmallah, karena menurut pendapat Jumhur Ulama, sunnat kifayah sama dengn fardhu kifayah, yang di tuntut atas semua aturan hukum dan pada segala gerak gerik perbuatan.

Saat makan kita juga mestilah dengan tangan kanan, karena ada peringatan Rasulullah Saw mengenai hal ini, yaitu : “Makanlah dengan tangan kananmu.” Dia menjawab : "Saya tak dapat makan dengan tangan kanan!" Maka Nabi Saw berkata : "Apakah engkau tak sanggup makan dengan tangan kanan?" Hanya ketakburan yang menghalanginya.” Berkata Akwa' : "Maka mulai waktu itu dia tidak sanggup mengangkat tangan kanannya lagi." (H.R Muttafaq alaih).

Janganlah bernafas dalam wadah atau tempat minum, sesuai dengan ucapan Rasulullah Saw yang berbunyi,”Apabila seseorang kamu minum maka janganlah ia bernafas di dalam mangkuk minumnya." (H.R Bukhari dan Muslim). 


Hal ini sudah jelas bahwasanya saat kita minum maka jangan bernafas dalam tempat minum (gelas) karena hal ini sudah di larang Rasulullah Saw sesuai dengan bunyi hadist di atas, tetapi di saat hendak minum maka tahanlah nafas sewaktu minum, jika tersa tidak kuat maka hentikan minum dan jauhkan tempat minum (gelas) dari mulut dan lalu bernafaslah, jika mau melanjutkan minum maka tahan nafas lagi baru boleh minum dari wadah tempat minum tersebut, begitu juga bila minum pada sungai dan danau serta laut.

Jangan mencela makanan dan minuman, Rasulullah Saw tidak pernah mencela makanan atau minuman, jika beliau suka, beliau makan atau minum, jika beliau tidak suka, beliau meninggalkannya."(Hadist riwayat Bukhari dan Muslim). 


Ini juga sebagai pedoman bagi kita bahwa apapun itu bentuk makanan dan minuman janganlah di cela atau di jelek – jelekkan, jika memang tidak suka jangan komentar tapi diam saja dan jangan di makan atau di minum, sebab dalam bentuk apapun juga makanan dan minuman itu adalah pada hakikatnya rezeki dari Allah Swt, maka janganlah di cela atau di caci jika tidak suka, karena sama saja dengan tidak mensyukuri nikmat Allah Swt. 

Tersirat sebuah makna pada hal ini adalah jika kita mencaci atau mencela sesuatu makanan, maka ia akan segera cepat membusuk dan tiada berkah bagi yang memakannya di sebabkan oleh pendurhakaan kita yang mencela pada Allah Swt.

Demikianlah hendaknya jadi perhatian kita sehari – hari, agar setiap gerak dan laku dalam kehidupan sehari – hari jadi pahala di sisi Allah Swt, demikianlah hendaknya bagi setiap kaum muslimin dan muslimat agar senantiasa memperhatikan apa – apa yang menjadi kebiasaan Rasulullah Saw dalam kehidupan sehari – hari.

Posting Komentar untuk "PERILAKU / AKHLAK SEHARI – HARI (1)"