KEUTAMAAN DO’A DAN LARANGANNYA
Cara berdo’a ini banyak jalan dan tata cara atau adabnya, do’a yang terbaik adalah secara langsung kepada Allah Swt dengan segenap keyakinan bahwa do’a tersebut akan di kabulkannya, hal ini juga di dasari dengan ketentuan do’a itu sendiri, agar mudah di kabulkan oleh Allah Swt harus kita patuhi dan taati dalam tata cara berdo’a kepadanya, sesungguhnya do’a seseorang hamba adalah di kabulkan oleh Allah Swt, hanya saja bisa secara spontan ataupun dengan secara lambat laun tanpa di sadari, jika terasa bahwa do’a di kabulkanNya maka segeralah sujud syukur kepadaNya, hal ini adalah menunjukkan taat dan patuhnya seseorang hamba terhadap khaliknya yang maha pengabul permintaan dari hambaNya, Allah Swt sebenarnya merasa malu jika tidak mengabulkan do’a hambaNya, sepanjang do’a itu benar dan sesuai dengan makna tujuan sesungguhnya.
Berikut beberapa hadist Rasulullah Saw mengenai do’a :
1. Do'a adalah otaknya (sumsum / inti nya) ibadah. (HR. Tirmidzi)
2. Do'a adalah senjata seorang mukmin dan tiang (pilar) agama serta cahaya langit dan bumi. (HR. Abu Ya'la)
4. Do'a seorang muslim untuk kawannya yang tidak hadir di kabulkan Allah. (HR. Ahmad)
6. Rasulullah Saw di tanya, "Pada waktu apa do'a (manusia) lebih di dengar (oleh Allah)?" Lalu Rasulullah Saw menjawab, "Pada tengah malam dan pada akhir tiap shalat fardhu (sebelum salam)." (Mashabih Assunnah)
7. Do'a yang di ucapkan antara azan dan iqomat tidak di tolak (oleh Allah). (HR. Ahmad)
8. Bermohonlah kepada Rabbmu di saat kamu senang (bahagia). Sesungguhnya Allah berfirman (hadits Qudsi) : "Barangsiapa berdo'a (memohon) kepada-Ku di waktu dia senang (bahagia) maka Aku akan mengabulkan do'anya di waktu dia dalam kesulitan, dan barangsiapa memohon maka Aku kabulkan dan barangsiapa rendah diri kepada-Ku maka aku angkat derajatnya, dan barangsiapa mohon kepada-Ku dengan rendah diri maka Aku merahmatinya dan barangsiapa mohon pengampunanKu maka Aku ampuni dosa - dosanya." (Ar-Rabii')
9. Ada tiga orang yang tidak di tolak do'a mereka : (1) Orang yang berpuasa sampai dia berbuka; (2) Seorang penguasa yang adil; (3) Dan do'a orang yang di dzalimi (teraniaya). Do'a mereka di angkat oleh Allah ke atas awan dan di bukakan baginya pintu langit dan Allah bertitah, "Demi keperkasaanKu, Aku akan memenangkanmu (menolongmu) meskipun tidak segera." (HR. Tirmidzi)
10. Barangsiapa tidak (pernah) berdo'a kepada Allah maka Allah murka kepadanya. (HR. Ahmad)
12. Hati manusia adalah kandungan rahasia dan sebagian lebih mampu merahasiakan dari yang lain. Bila kamu mohon sesuatu kepada Allah 'Azza wajalla maka mohonlah dengan penuh keyakinan bahwa do'amu akan terkabul. Allah tidak akan mengabulkan do'a orang yang hatinya lalai dan lengah. (HR. Ahmad)
13. Apabila tersisa sepertiga dari malam hari Allah 'Azza wajalla turun ke langit bumi dan berfirman : "Adakah orang yang berdo'a kepadaKu akan Kukabulkan? Adakah orang yang beristighfar kepada-Ku akan Kuampuni dosa- dosanya? Adakah orang yang mohon rezeki kepada-Ku akan Kuberinya rezeki? Adakah orang yang mohon dibebaskan dari kesulitan yang dialaminya akan Kuatasi kesulitan-kesulitannya?" Yang demikian (berlaku) sampai tiba waktu fajar (subuh). (HR. Ahmad)
14. Tidak ada yang lebih utama (mulia) di sisi Allah daripada do'a. (HR. Ahmad)
15. Tiga macam do'a di kabulkan tanpa di ragukan lagi, yaitu do’a orang yang di zalimi, doa kedua orang tua, dan do'a seorang musafir (yang berpergian untuk maksud dan tujuan baik). (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
16. Sesungguhnya Allah Maha Pemalu dan Maha Murah hati. Allah malu bila ada hambaNya yang menengadahkan tangan (memohon kepada-Nya) lalu di biarkannya kosong dan kecewa. (HR. Al Hakim)
17. Tiada seorang berdo'a kepada Allah dengan suatu do'a, kecuali di kabulkanNya, dan dia memperoleh salah satu dari tiga hal, yaitu di percepat terkabulnya baginya di dunia, di simpan (di tabung) untuknya sampai di akhirat, atau di ganti dengan mencegahnya dari musibah (bencana) yang serupa. (HR. Ath-Thabrani)
18. Barangsiapa mendo'akan keburukan terhadap orang yang mendzaliminya maka dia telah memperoleh kemenangan. (HR. Tirmidzi dan Asysyihaab)
19. Ambillah kesempatan berdo'a ketika hati sedang lemah-lembut karena itu adalah rahmat. (HR.Ad-Dailami)
20. Ali Ra berkata, "Rasulullah Saw lewat ketika aku sedang mengucapkan do'a : "Ya Allah, rahmatilah aku". Lalu beliau menepuk pundakku seraya berkata, "Berdoalah juga untuk umum (kaum muslimin) dan jangan khusus untuk pribadi. Sesungguhnya perbedaan antara doa untuk umum dan khusus adalah seperti bedanya langit dan bumi." (HR. Ad-Dailami)
21. Berlindunglah kepada Allah dari kesengsaraan (akibat) bencana dan dari kesengsaraan hidup yang bersinambungan (silih berganti dan terus-menerus) dan suratan takdir yang buruk dan dari cemoohan lawan - lawan. (HR. Muslim)
22. Tidak ada manfaatnya bersikap siaga dan berhati - hati menghadapi takdir, akan tetapi do'a bermanfaat bagi apa yang di turunkan dan bagi apa yang tidak di turunkan. Oleh karena itu hendaklah kamu berdoa, wahai hamba - hamba Allah. (HR. Ath-Thabrani)
23. Barangsiapa ingin agar do'anya terkabul dan kesulitan - kesulitannya teratasi hendaklah dia menolong orang yang dalam kesempitan. (HR. Ahmad)
Adab ketika berdo’a kepada Allah Swt :
Waktu berdo’a kepada Allah Swt memang tiada batas waktunya, setiap saat boleh saja, hanya saja alangkah sebaiknya dengan adab dan takzim, mengingat tempat kita meminta adalah tuhan maha pencipta dan maha mengabulkan do’a hambaNya, di sini kita bicarakan adalah adab cara berdo’a secara khusus kepada Allah Swt.
1. Berwudhu’
2. Shalat sunat wudhu’
3. Shalat taubat
4. Shalat hajat, jika mohon secara khusus
5. Shalat istikharah, jika mohon petunjuk atas beberapa pilihan
6. Duduk menghadap kiblat, kalau menurut naqsyabandi maka duduknya tawarruk kiri kebalikan dari duduk tasyahud pada shalat.
7. Dengan khusyu’ sepenuh hati dan yakin akan do’anya terkabul.
8. Usahakan berdo’a pada waktu – waktu yang utama untuk berdo’a, seperti di tengah malam setelah tahajjud, antara azan dan iqamat dan lain tempat yang utama menurut sunnah Rasul Saw.
9. Saat berdo’a jangan memandang langit atau menengadah, akan tetapi tunduk dengan takzim dan khdmat kepada Allah Swt.
10. Jangan merubah wirid, artinya jika kita sudah membiasakan wirid sehabis shalat, maka hal itu tetap di laksanakan, sedangkan do’a adalah sebagai penutup.
Demikian saja yang dapat kami uraikan cara berdo’a menurut syari’ah, kita tidak akan keluar dari tuntunan Al-Qur’an dan Hadist, sebab hal yang bid’ah harus betul – betul di jaga jangan sampai terlaksanakan, sebab ibadah yang demikian adalah tertolak dan hukumnya sesat.
Larangan dalam berdo’a
Saat berdo’a kepada Allah Swt atas meminta dam memohon sesuatu, perlu di perhatikan beberapa larangan yang telah di sampaikan oleh tuntutan syari’ah melalui Rasulullah Saw sebagai berikut :
1. Jangan berdo’a kepada selain Allah Swt, sebab itu adalah syirik, dan syirik hukumnya sesat dan ancamannya adalah neraka, kecuali berdo’a dengan cara tawassul dan ini di perbolehkan sepanjang sesuai dengan hukum syari’ah. (lihat pada makna tawassul).
2. Hindari kata – kata yang meremehkan Allah Swt, seperti “Ya Allah! Jika Engkau sudi maka berilah aku.” Hal ini adalah sangat merendahkan tuhan di karenakan sesungguhnya Allah Swt tidak ada yang seakan – akan memaksanya untuk mengabulkan sesuatu do’a dari hambaNya. Sesuai dengan hadist berikut : Hadis riwayat Anas Ra, ia berkata : Rasulullah Saw bersabda : “Apabila seorang di antara kamu berdo’a maka hendaklah dia berteguh hati dalam berdo’a serta jangan pula dia berdo’a dengan mengucapkan : Ya Allah! Jika Engkau sudi maka berilah aku. Sesungguhnya Allah tidak ada yang memaksanya. (Shahih Muslim). Dan hadist berikut Hadis riwayat Abu Hurairah Ra : Bahwa Rasulullah Saw bersabda : “Apabila seorang di antara kamu berdoa, maka janganlah dia berkata : Ya Allah! Ampunilah aku jika Engkau sudi. Tetapi bersungguh - sungguhlah dia dalam memohon dan mohonlah perkara - perkara yang besar dan mulia (surga atau pengampunan), karena Allah tidak ada sesuatu pun yang besar bagi-Nya dari apa yang telah di anugrahkan. (Shahih Muslim).
3. Apabila di timpa musibah maka janganlah berdo’a mengharapkan kematian dengan cepat, hal ini adalah di larang Rasulullah Saw dalah hadist : Hadis riwayat Anas Ra, ia berkata : Rasulullah Saw bersabda : “Janganlah seorang di antara kamu mengharapkan kematian karena musibah yang menimpanya dan apabila dia memang harus mengharapkan, sebaiknya dia berkata : “Ya Allah! Hidupkanlah aku selama kehidupan itu yang terbaik bagiku, dan matikanlah aku jika kematian itu yang terbaik bagiku. (Shahih Muslim), juga pada hadist ini : Hadis riwayat Khabbab Ra : Dari Qais bin Abu Hazim ia berkata : Saya datang menemui Khabbab yang sedang menderita tujuh luka bakar di perutnya, lalu dia berkata : “Seandainya Rasulullah Saw tidak melarang kita untuk memohon kematian niscaya aku telah memohonnya. (Shahih Muslim)
4. Jangan berdo’a agar segera di turunkan siksaan bagi diri sendiri ataupun terhadap orang lain, anjuran ini sesuai dengan hadist Rasulullah Saw : Hadis riwayat Anas Ra : Bahwa Rasulullah Saw menjenguk seorang lelaki kaum muslimin yang telah lemah sekali sehingga (keadaannya) seperti anak burung. Rasulullah Saw bertanya kepada lelaki itu : “Apakah kamu pernah berdo’a memohon sesuatu? Lelaki itu menjawab : “Ya, aku berdoa : “Ya Allah! Apa yang hendak Engkau siksa aku di akhirat, maka laksanakanlah segera di dunia. Lalu Rasulullah Saw bersabda : “Maha Suci Allah! Kamu tidak akan kuat atau tidak akan mampu menanggungnya.” Kenapa kamu tidak berdo’a dengan : “Ya Allah! Berikan kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta jagalah kami dari siksa neraka. Ia (Anas) berkata : Kemudian Rasulullah Saw berdo’a kepada Allah untuknya sehingga Allah pun menyembuhkannya. (Shahih Muslim)
5. Jangan berdo’a atau mohon kepada Allah Swt untuk hal - hal yang tidak mungkin di kabulkan, karena berlebih - lebihan atau untuk sesuatu yang tidak halal (haram), sesuai dengan sabda nabi Saw : “Akan muncul dalam umat ini suatu kaum yang melampaui batas kewajaran dalam berthaharah dan berdo’a.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud), juga hadist berikut : “Jangan mendo'akan keburukan (mengutuk) dirimu atau anak - anakmu atau pelayan - pelayanmu (karyawan - karyawanmu) atau harta bendamu, (karena khawatir) saat itu cocok di kabulkan segala permohonan dan terkabul pula do'amu. (Ibnu Khuzaimah)
Demikianlah beberapa hal yang di larang dalam bermohon atau berdo’a kepada Allah Swt, dengan mengindahkan hal tersebut kita harapkan supaya dapat di kabulkan oleh Allah Swt.
Berikut beberapa hadist Rasulullah Saw mengenai do’a :
1. Do'a adalah otaknya (sumsum / inti nya) ibadah. (HR. Tirmidzi)
2. Do'a adalah senjata seorang mukmin dan tiang (pilar) agama serta cahaya langit dan bumi. (HR. Abu Ya'la)
4. Do'a seorang muslim untuk kawannya yang tidak hadir di kabulkan Allah. (HR. Ahmad)
6. Rasulullah Saw di tanya, "Pada waktu apa do'a (manusia) lebih di dengar (oleh Allah)?" Lalu Rasulullah Saw menjawab, "Pada tengah malam dan pada akhir tiap shalat fardhu (sebelum salam)." (Mashabih Assunnah)
7. Do'a yang di ucapkan antara azan dan iqomat tidak di tolak (oleh Allah). (HR. Ahmad)
8. Bermohonlah kepada Rabbmu di saat kamu senang (bahagia). Sesungguhnya Allah berfirman (hadits Qudsi) : "Barangsiapa berdo'a (memohon) kepada-Ku di waktu dia senang (bahagia) maka Aku akan mengabulkan do'anya di waktu dia dalam kesulitan, dan barangsiapa memohon maka Aku kabulkan dan barangsiapa rendah diri kepada-Ku maka aku angkat derajatnya, dan barangsiapa mohon kepada-Ku dengan rendah diri maka Aku merahmatinya dan barangsiapa mohon pengampunanKu maka Aku ampuni dosa - dosanya." (Ar-Rabii')
9. Ada tiga orang yang tidak di tolak do'a mereka : (1) Orang yang berpuasa sampai dia berbuka; (2) Seorang penguasa yang adil; (3) Dan do'a orang yang di dzalimi (teraniaya). Do'a mereka di angkat oleh Allah ke atas awan dan di bukakan baginya pintu langit dan Allah bertitah, "Demi keperkasaanKu, Aku akan memenangkanmu (menolongmu) meskipun tidak segera." (HR. Tirmidzi)
10. Barangsiapa tidak (pernah) berdo'a kepada Allah maka Allah murka kepadanya. (HR. Ahmad)
12. Hati manusia adalah kandungan rahasia dan sebagian lebih mampu merahasiakan dari yang lain. Bila kamu mohon sesuatu kepada Allah 'Azza wajalla maka mohonlah dengan penuh keyakinan bahwa do'amu akan terkabul. Allah tidak akan mengabulkan do'a orang yang hatinya lalai dan lengah. (HR. Ahmad)
13. Apabila tersisa sepertiga dari malam hari Allah 'Azza wajalla turun ke langit bumi dan berfirman : "Adakah orang yang berdo'a kepadaKu akan Kukabulkan? Adakah orang yang beristighfar kepada-Ku akan Kuampuni dosa- dosanya? Adakah orang yang mohon rezeki kepada-Ku akan Kuberinya rezeki? Adakah orang yang mohon dibebaskan dari kesulitan yang dialaminya akan Kuatasi kesulitan-kesulitannya?" Yang demikian (berlaku) sampai tiba waktu fajar (subuh). (HR. Ahmad)
14. Tidak ada yang lebih utama (mulia) di sisi Allah daripada do'a. (HR. Ahmad)
15. Tiga macam do'a di kabulkan tanpa di ragukan lagi, yaitu do’a orang yang di zalimi, doa kedua orang tua, dan do'a seorang musafir (yang berpergian untuk maksud dan tujuan baik). (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
16. Sesungguhnya Allah Maha Pemalu dan Maha Murah hati. Allah malu bila ada hambaNya yang menengadahkan tangan (memohon kepada-Nya) lalu di biarkannya kosong dan kecewa. (HR. Al Hakim)
17. Tiada seorang berdo'a kepada Allah dengan suatu do'a, kecuali di kabulkanNya, dan dia memperoleh salah satu dari tiga hal, yaitu di percepat terkabulnya baginya di dunia, di simpan (di tabung) untuknya sampai di akhirat, atau di ganti dengan mencegahnya dari musibah (bencana) yang serupa. (HR. Ath-Thabrani)
18. Barangsiapa mendo'akan keburukan terhadap orang yang mendzaliminya maka dia telah memperoleh kemenangan. (HR. Tirmidzi dan Asysyihaab)
19. Ambillah kesempatan berdo'a ketika hati sedang lemah-lembut karena itu adalah rahmat. (HR.Ad-Dailami)
20. Ali Ra berkata, "Rasulullah Saw lewat ketika aku sedang mengucapkan do'a : "Ya Allah, rahmatilah aku". Lalu beliau menepuk pundakku seraya berkata, "Berdoalah juga untuk umum (kaum muslimin) dan jangan khusus untuk pribadi. Sesungguhnya perbedaan antara doa untuk umum dan khusus adalah seperti bedanya langit dan bumi." (HR. Ad-Dailami)
21. Berlindunglah kepada Allah dari kesengsaraan (akibat) bencana dan dari kesengsaraan hidup yang bersinambungan (silih berganti dan terus-menerus) dan suratan takdir yang buruk dan dari cemoohan lawan - lawan. (HR. Muslim)
22. Tidak ada manfaatnya bersikap siaga dan berhati - hati menghadapi takdir, akan tetapi do'a bermanfaat bagi apa yang di turunkan dan bagi apa yang tidak di turunkan. Oleh karena itu hendaklah kamu berdoa, wahai hamba - hamba Allah. (HR. Ath-Thabrani)
23. Barangsiapa ingin agar do'anya terkabul dan kesulitan - kesulitannya teratasi hendaklah dia menolong orang yang dalam kesempitan. (HR. Ahmad)
Adab ketika berdo’a kepada Allah Swt :
Waktu berdo’a kepada Allah Swt memang tiada batas waktunya, setiap saat boleh saja, hanya saja alangkah sebaiknya dengan adab dan takzim, mengingat tempat kita meminta adalah tuhan maha pencipta dan maha mengabulkan do’a hambaNya, di sini kita bicarakan adalah adab cara berdo’a secara khusus kepada Allah Swt.
1. Berwudhu’
2. Shalat sunat wudhu’
3. Shalat taubat
4. Shalat hajat, jika mohon secara khusus
5. Shalat istikharah, jika mohon petunjuk atas beberapa pilihan
6. Duduk menghadap kiblat, kalau menurut naqsyabandi maka duduknya tawarruk kiri kebalikan dari duduk tasyahud pada shalat.
7. Dengan khusyu’ sepenuh hati dan yakin akan do’anya terkabul.
8. Usahakan berdo’a pada waktu – waktu yang utama untuk berdo’a, seperti di tengah malam setelah tahajjud, antara azan dan iqamat dan lain tempat yang utama menurut sunnah Rasul Saw.
9. Saat berdo’a jangan memandang langit atau menengadah, akan tetapi tunduk dengan takzim dan khdmat kepada Allah Swt.
10. Jangan merubah wirid, artinya jika kita sudah membiasakan wirid sehabis shalat, maka hal itu tetap di laksanakan, sedangkan do’a adalah sebagai penutup.
Demikian saja yang dapat kami uraikan cara berdo’a menurut syari’ah, kita tidak akan keluar dari tuntunan Al-Qur’an dan Hadist, sebab hal yang bid’ah harus betul – betul di jaga jangan sampai terlaksanakan, sebab ibadah yang demikian adalah tertolak dan hukumnya sesat.
Larangan dalam berdo’a
Saat berdo’a kepada Allah Swt atas meminta dam memohon sesuatu, perlu di perhatikan beberapa larangan yang telah di sampaikan oleh tuntutan syari’ah melalui Rasulullah Saw sebagai berikut :
1. Jangan berdo’a kepada selain Allah Swt, sebab itu adalah syirik, dan syirik hukumnya sesat dan ancamannya adalah neraka, kecuali berdo’a dengan cara tawassul dan ini di perbolehkan sepanjang sesuai dengan hukum syari’ah. (lihat pada makna tawassul).
2. Hindari kata – kata yang meremehkan Allah Swt, seperti “Ya Allah! Jika Engkau sudi maka berilah aku.” Hal ini adalah sangat merendahkan tuhan di karenakan sesungguhnya Allah Swt tidak ada yang seakan – akan memaksanya untuk mengabulkan sesuatu do’a dari hambaNya. Sesuai dengan hadist berikut : Hadis riwayat Anas Ra, ia berkata : Rasulullah Saw bersabda : “Apabila seorang di antara kamu berdo’a maka hendaklah dia berteguh hati dalam berdo’a serta jangan pula dia berdo’a dengan mengucapkan : Ya Allah! Jika Engkau sudi maka berilah aku. Sesungguhnya Allah tidak ada yang memaksanya. (Shahih Muslim). Dan hadist berikut Hadis riwayat Abu Hurairah Ra : Bahwa Rasulullah Saw bersabda : “Apabila seorang di antara kamu berdoa, maka janganlah dia berkata : Ya Allah! Ampunilah aku jika Engkau sudi. Tetapi bersungguh - sungguhlah dia dalam memohon dan mohonlah perkara - perkara yang besar dan mulia (surga atau pengampunan), karena Allah tidak ada sesuatu pun yang besar bagi-Nya dari apa yang telah di anugrahkan. (Shahih Muslim).
3. Apabila di timpa musibah maka janganlah berdo’a mengharapkan kematian dengan cepat, hal ini adalah di larang Rasulullah Saw dalah hadist : Hadis riwayat Anas Ra, ia berkata : Rasulullah Saw bersabda : “Janganlah seorang di antara kamu mengharapkan kematian karena musibah yang menimpanya dan apabila dia memang harus mengharapkan, sebaiknya dia berkata : “Ya Allah! Hidupkanlah aku selama kehidupan itu yang terbaik bagiku, dan matikanlah aku jika kematian itu yang terbaik bagiku. (Shahih Muslim), juga pada hadist ini : Hadis riwayat Khabbab Ra : Dari Qais bin Abu Hazim ia berkata : Saya datang menemui Khabbab yang sedang menderita tujuh luka bakar di perutnya, lalu dia berkata : “Seandainya Rasulullah Saw tidak melarang kita untuk memohon kematian niscaya aku telah memohonnya. (Shahih Muslim)
4. Jangan berdo’a agar segera di turunkan siksaan bagi diri sendiri ataupun terhadap orang lain, anjuran ini sesuai dengan hadist Rasulullah Saw : Hadis riwayat Anas Ra : Bahwa Rasulullah Saw menjenguk seorang lelaki kaum muslimin yang telah lemah sekali sehingga (keadaannya) seperti anak burung. Rasulullah Saw bertanya kepada lelaki itu : “Apakah kamu pernah berdo’a memohon sesuatu? Lelaki itu menjawab : “Ya, aku berdoa : “Ya Allah! Apa yang hendak Engkau siksa aku di akhirat, maka laksanakanlah segera di dunia. Lalu Rasulullah Saw bersabda : “Maha Suci Allah! Kamu tidak akan kuat atau tidak akan mampu menanggungnya.” Kenapa kamu tidak berdo’a dengan : “Ya Allah! Berikan kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta jagalah kami dari siksa neraka. Ia (Anas) berkata : Kemudian Rasulullah Saw berdo’a kepada Allah untuknya sehingga Allah pun menyembuhkannya. (Shahih Muslim)
5. Jangan berdo’a atau mohon kepada Allah Swt untuk hal - hal yang tidak mungkin di kabulkan, karena berlebih - lebihan atau untuk sesuatu yang tidak halal (haram), sesuai dengan sabda nabi Saw : “Akan muncul dalam umat ini suatu kaum yang melampaui batas kewajaran dalam berthaharah dan berdo’a.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud), juga hadist berikut : “Jangan mendo'akan keburukan (mengutuk) dirimu atau anak - anakmu atau pelayan - pelayanmu (karyawan - karyawanmu) atau harta bendamu, (karena khawatir) saat itu cocok di kabulkan segala permohonan dan terkabul pula do'amu. (Ibnu Khuzaimah)
Demikianlah beberapa hal yang di larang dalam bermohon atau berdo’a kepada Allah Swt, dengan mengindahkan hal tersebut kita harapkan supaya dapat di kabulkan oleh Allah Swt.
Posting Komentar untuk "KEUTAMAAN DO’A DAN LARANGANNYA"
Terimakasih atas kunjungan anda...