Bibit Ketaqwaan dan Keburukan
"wanafsyin wama sawwan ha fa'al hamaha fujuroha wataqwanha qod aflaha man zakkanha waqad khobaman dassyanha", artinya : "Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu jalan kefasikan dan jalan ketaqwaan, sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya." (Q.S. Ayat Asy-Syams 7-10).
Dari ayat di atas dengan jelas sekali Allah Swt memberitahukan, bahwa di dalam diri manusia ada 2 (dua) bibit atau bakat yang berlawanan, yaitu bibit Pujur (buruk) dan bibit Taqwa (baik).
Bibit pujur atau yang buruk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kehendak hawa dan nafsu duniawi, dan bibit taqwa tumbuh dan berkembang sesuai dengan kehendak fitrah manusia yang bersih berlandaskan hidayah dari Allah Swt, mitra pengendalinya adalah malaikat sebagai aparat Allah Swt mengarahkan manusia kepada taqwa, jadi beruntunglah orang yang berusaha mensucikan jasmani dan diri rohaninya, dan maka akan merugilah orang yang mengikuti hawa nafsu yang buruk nan senantiasa mengotori dirinya.
Mensucikan diri jasmani dan diri rohani haruslah secara simultan dan dengan serentak, dosa yang di lakukan diri jasmani kita namakan dengan dosa lahir, sedangkan dosa yang di lakukan oleh rohani kita namakan dengan dosa bathin, penjabarannya adalah perbuatan dosa lahir yang kita perbuat dengan jasmani adalah merupakan maksiat lahir, dan maksiat bathin adalah segala pekerjaan yang di lakukan dengan persetujuan hati adalah merupakan maksiat bathin yang berakibat menimbulkan pengorbanan yang berbentuk pikiran atau perasaan seseorang atau orang lain, ini yang lebih berbahaya.
Allah Swt menjadikan anggota badan manusia adalah sebagai rahmat untuk memperoleh nikmat dalam kehidupan di dunia ini dan sekaligus sebagai amanat supaya manusia menempatkannya untuk mendapatkan ridho Allah Swt.
Jadi, sebab itu manusia adalah makhluk yang paling sempurna kejadiannya dengan akalnya bisa terbang layaknya burung dengan pakai pesawat terbang, kecepatan melebihi kuda dengan memakai mobil atau kendaraan lainnya, dan bisa juga menyelam melebihi ikan dengan kapal selam, namum ingat hai saudara-saudaraku...jika tidak beribadah dengan sebenarnya ibadah kepada Allah Swt, maka akan kembali kepada "Asfalasa filin", yakni "Di kembalikan ketempat yang paling rendah-serendah-rendahnya."
Hidup manusia sebagai sandiwara, di mana manusia menyaksikan pergantian siang dengan malam yang tidak berkesudahan selama dunia ini belum kiamat, sungguh aneh sikap manusia ini pada persoalan dan perjuangan duniawi, dianya dengan sungguh dan sangat serius untuk berjuang dan memenuhi kebutuhannya, sebaliknya dalam memenuhi perjuangan kepada dan menuju Allah Swt hanya terkesan dengan santai dan malah tidak peduli, untuk sifat-sifat manusia yang seperti ini tiada akan berubah melainkan dengan cara suluk (pelajaran dan perjalanan menuju Allah Swt), jika kita mengambil keputusan untuk melaksanakan ibadah dengan jalan suluk (jalan menuju Allah Swt) untuk mengharapkan keridhoan-NYA, maka sesungguhnya engkau telah berada jalan yang benar untuk menuju ketaqwaan kepada Allah Swt.
Jalan bersuluk adalah salah satunya ciri orang yang bertaubat dengan segala dosanya, baik dosa lahir maupun dosa bathin, tetapi jalan ini sebagian manusia masih banyak yang berseberangan pendapat, ini di sebabkan karena kurangnya ilmu pengetahuan dan kemalasan untuk belajar ilmu pengetahuan.
Manusia harus mempunyai arah dan tujuan, apapun itu, baik dan buruknya, tujuan kita hanya ingin selamat akan di dunia dan di akhirat kelak, jadi orang yang bertaubat itu melaksanakan perjuangan lahir dan bathin untuk mencari keridhoan Allah Swt semata, tiada yang lain tujuan kita, mesti hanya inilah tujuan yang benar.
Ibadah sangat bertentangan dengan perjuangan-perjuangan yang tanpa arah dan tujuan, dengan ibadah suluk kita melaksanakan pemberontakan melawan hawa dan nafsu dunia yang di sebabkan oleh kekuatan-kekuatan jahat yang kasar dan halus.
Ibadah mampu memerangi dan memutuskan jerat-jerat kemaksiatan lahir dan bathin, ibadah ini mampu menunjukkan kepada kita akan cahaya jalan yang terang benderang dan jalan kebenaran yang hakiki.
Allah Swt telah memberikan kualitas-kualitas yang istimewa kepada manusia (akal dan pikiran), Allah Swt telah memuliakan kita, Allah Swt Maha Suci dan sebaik-baik pencipta.
Manusia umumnya sedikit sekali bersyukur, apakah kita tak tahu bahwa Allah Swt memperhatikan akan semua amal perbuatanmu? Allah Swt senantiasa berada pada hati orang mukmin, apakah kita tiada mau dengan yang sedemikian?
Dari ayat di atas dengan jelas sekali Allah Swt memberitahukan, bahwa di dalam diri manusia ada 2 (dua) bibit atau bakat yang berlawanan, yaitu bibit Pujur (buruk) dan bibit Taqwa (baik).
Bibit pujur atau yang buruk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kehendak hawa dan nafsu duniawi, dan bibit taqwa tumbuh dan berkembang sesuai dengan kehendak fitrah manusia yang bersih berlandaskan hidayah dari Allah Swt, mitra pengendalinya adalah malaikat sebagai aparat Allah Swt mengarahkan manusia kepada taqwa, jadi beruntunglah orang yang berusaha mensucikan jasmani dan diri rohaninya, dan maka akan merugilah orang yang mengikuti hawa nafsu yang buruk nan senantiasa mengotori dirinya.
Mensucikan diri jasmani dan diri rohani haruslah secara simultan dan dengan serentak, dosa yang di lakukan diri jasmani kita namakan dengan dosa lahir, sedangkan dosa yang di lakukan oleh rohani kita namakan dengan dosa bathin, penjabarannya adalah perbuatan dosa lahir yang kita perbuat dengan jasmani adalah merupakan maksiat lahir, dan maksiat bathin adalah segala pekerjaan yang di lakukan dengan persetujuan hati adalah merupakan maksiat bathin yang berakibat menimbulkan pengorbanan yang berbentuk pikiran atau perasaan seseorang atau orang lain, ini yang lebih berbahaya.
Allah Swt menjadikan anggota badan manusia adalah sebagai rahmat untuk memperoleh nikmat dalam kehidupan di dunia ini dan sekaligus sebagai amanat supaya manusia menempatkannya untuk mendapatkan ridho Allah Swt.
Jadi, sebab itu manusia adalah makhluk yang paling sempurna kejadiannya dengan akalnya bisa terbang layaknya burung dengan pakai pesawat terbang, kecepatan melebihi kuda dengan memakai mobil atau kendaraan lainnya, dan bisa juga menyelam melebihi ikan dengan kapal selam, namum ingat hai saudara-saudaraku...jika tidak beribadah dengan sebenarnya ibadah kepada Allah Swt, maka akan kembali kepada "Asfalasa filin", yakni "Di kembalikan ketempat yang paling rendah-serendah-rendahnya."
Hidup manusia sebagai sandiwara, di mana manusia menyaksikan pergantian siang dengan malam yang tidak berkesudahan selama dunia ini belum kiamat, sungguh aneh sikap manusia ini pada persoalan dan perjuangan duniawi, dianya dengan sungguh dan sangat serius untuk berjuang dan memenuhi kebutuhannya, sebaliknya dalam memenuhi perjuangan kepada dan menuju Allah Swt hanya terkesan dengan santai dan malah tidak peduli, untuk sifat-sifat manusia yang seperti ini tiada akan berubah melainkan dengan cara suluk (pelajaran dan perjalanan menuju Allah Swt), jika kita mengambil keputusan untuk melaksanakan ibadah dengan jalan suluk (jalan menuju Allah Swt) untuk mengharapkan keridhoan-NYA, maka sesungguhnya engkau telah berada jalan yang benar untuk menuju ketaqwaan kepada Allah Swt.
Jalan bersuluk adalah salah satunya ciri orang yang bertaubat dengan segala dosanya, baik dosa lahir maupun dosa bathin, tetapi jalan ini sebagian manusia masih banyak yang berseberangan pendapat, ini di sebabkan karena kurangnya ilmu pengetahuan dan kemalasan untuk belajar ilmu pengetahuan.
Manusia harus mempunyai arah dan tujuan, apapun itu, baik dan buruknya, tujuan kita hanya ingin selamat akan di dunia dan di akhirat kelak, jadi orang yang bertaubat itu melaksanakan perjuangan lahir dan bathin untuk mencari keridhoan Allah Swt semata, tiada yang lain tujuan kita, mesti hanya inilah tujuan yang benar.
Ibadah sangat bertentangan dengan perjuangan-perjuangan yang tanpa arah dan tujuan, dengan ibadah suluk kita melaksanakan pemberontakan melawan hawa dan nafsu dunia yang di sebabkan oleh kekuatan-kekuatan jahat yang kasar dan halus.
Ibadah mampu memerangi dan memutuskan jerat-jerat kemaksiatan lahir dan bathin, ibadah ini mampu menunjukkan kepada kita akan cahaya jalan yang terang benderang dan jalan kebenaran yang hakiki.
Allah Swt telah memberikan kualitas-kualitas yang istimewa kepada manusia (akal dan pikiran), Allah Swt telah memuliakan kita, Allah Swt Maha Suci dan sebaik-baik pencipta.
Manusia umumnya sedikit sekali bersyukur, apakah kita tak tahu bahwa Allah Swt memperhatikan akan semua amal perbuatanmu? Allah Swt senantiasa berada pada hati orang mukmin, apakah kita tiada mau dengan yang sedemikian?
Sesungguhnya Allah Swt maha tahu dan dia tahu mana hamba yang tulus dan mana hamba yang hanya pura-pura, sesungguhnya segala sesuatu yang ada di bumi kami jadikan sebagai perhiasan untuk mencoba mereka, siapa di antara mereka yang melakukan amal yang sebaik-baiknya dan siapa yang tidak.
Posting Komentar untuk "Bibit Ketaqwaan dan Keburukan"
Terimakasih atas kunjungan anda...