Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

ZIKIR DALAM THARIQAT

ARTI ZIKIR DALAM THARIQAT

Zikir mempunyai arti tersendiri dalam ajaran Thariqat, melaksanakan zikir tentulah memakai adab atau tata cara yang telah di susun oleh para penganut Thariqat terdahulu (silsilah), ini sangat di perlukan untuk dapat mencapai apa makna dari ibadah zikir itu sendiri, agar kita jangan tergelincir menjadi sirik dan melaksanakan ibadah dengan sia - sia, kita dalam melaksanakan ibadah ini perlu untuk memperhatikan hal - hal berikut ini yang terdiri dari beberapa azas dalam berzikir, yakni :
Azas Thariqat terdiri dari 8 (delapan) banyaknya, azas ini pertama kali di cetuskan oleh Syeikh Abdul Khaliq Pajduani, lainnya ada yang di tambahkan oleh Syeikh Muhammad Bukhari Baha’ uddin An-Naqsyabandi.

Azas dari Syeikh Abdul Khaliq Pajduani adalah :

1. Hush dar dam  “Sadar sewaktu bernafas” :

Kita harus dalam keadaan sadar dalam tiap tarikan nafas, menghembuskan nafas, dan berhenti di antara bernafas.
Nafas kita ini dalam keadaan sadar akan adanya Allah Swt, yang dengan kehendaknya kita bisa hampir atau sampai kepada Allah Swt, apabila lalai atau lupa atau kurang konsentrasi, maka akan membawa kita jauh dari Allah Swt.

2. Nazar bar qadam “Menjaga langkah” :

 Sewaktu berjalan atau di mana saja, kita harus senantiasa menjaga langkahnya, dan pada saat apapun juga haruslah senantiasa mengekalkan ingat akan Allah Swt.

3. Safar dar watan “melakukan perjalanan di daerah sendiri” :

Ini mempunyai pengertian akan perjalanan batin kita, meninggalkan segala bentuk tidak sempurnanya menjadi manusia untuk menuju kesadaran akan hakikatnya sebagai makhluk yang mulia. dengan kat lain melakukan suatu perjalanan fisik, melintasi sekian negeri, untuk mencari guru mursyid, tentu seseorang ini akan sepenuhnya pasrah dan dengan dialah (guru mursyid) yang akan menjadi perantaranya dengan Allah Swt.

 4. Khalwat dar anjuman “Sunyi sepi di tengah keramaian” :

Khalwat/Suluk mempunyai arti dengan menyibukkan diri untuk terus menerus beribadah dan berzikir tanpa memperhatikan hal - hal lain sewaktu berada di tengah orang ramai, ini mesti kita terapkan dalam kehidupan sehari - hari.

5. Yad kard “Ingat” :

Senantiasa menyebut - nyebut nama Allah Swt, baik dalam hati atau dengan lisan, zikir ini tidak di lakukan sebatas berjama'ah atau sendirian saja, tetapi harus terus - menerus (berkekalan), agar di hati bersemayam kesadaran akan haq Allah Swt.

6. Baz gasy “kembali” :

Mengendalikan hati supaya tidak condong kepada ha l -hal yang menyimpang, kita harus terus membaca zikir dengan bekal akan  "Ilahi anta maqsudi wa ridhaka mathlubi", artinya : "Ya Tuhanku, engkaulah tempatku memohon dan keridlaan-Mulah yang kuharapkan".
Dalam berzikir, arti dan makna kalimat ini haruslah bersemayam selalu dan berada di hati kita.

7. Nighah dasy “Waspada” :
Harus menjaga pikiran dan perasaan secara terus - menerus dalam melakukan zikir, gunanya untuk mencegah agar pikiran dan perasaan tidak menyimpang dari kesadaran yang tetap akan Allah Swt.

8. Yad dasy “Mengingat kembali” :

Mukasyafah langsung akan Zat Allah Swt, yang memperbedakan akan sifat - sifat dan nama - namanya, meyakini bahwa segala sesuatunya hanya berasal dari Allah Swt.


Azas yang di tambahkan oleh Syeikh Muhammad Bukhari Baha’ uddin An-Naqsyabandi sebanyak 3 (tiga) azas, yaitu :

1. Wuquf zamani :

Memeriksa dan mengamati secara teratur bagaimana seseorang menghabiskan waktunya, jika seseorang dari kita secara terus - menerus sadar dan tenggelam dalam zikir, dan melakukan perbuatan terpuji, hendaklah berterimakasih kepada Allah Swt, jika seseorang tidak ada perhatian atau lupa atau melakukan perbuatan berdosa, hendaklah ia meminta ampun kepada-NYA.

2. Wuquf ‘adadi :

Memeriksa dan mengamati hitungan zikir dengan hati - hati bahwa berapa kali seseorang mengulangi kalimat zikir.

3. Wuquf qalbi :

Menjaga hati agar tetap terkontrol kepada Allah Swt, dengan membayangkan hati seseorang di dalamnya secara batin di mana zikirnya di tempatkan, maka hati itu tidak sadar akan yang lain kecuali Allah Swt, dengan demikian perhatian seseorang secara sempurna selaras dengan zikir dan maknanya.

Inilah makna daripada pengertian zikir dalam ajaran Thariqat An-Naqsyabandi.

By : Admin

Posting Komentar untuk "ZIKIR DALAM THARIQAT"