Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

Thariqat

Dari dulu hingga sekarang sudah ada ajaran - ajaran yang bersifat bathiniah (tasawwuf), ajaran seperti ini di zaman terdahulu di namakan dengan sufiyah, sekarang dinamakan dengan Thariqat, Thariqat inipun terdiri dari beberapa macam yang mu'tabaroh (di akui), seperti Thariqat Naqsyabandiyah, Thariqat Qadariyah, Thariqat Syatariah, Thariqat Syadziliyah dan masih banyak lagi hingga 44 buah banyaknya.

Ajaran Thariqat ini dipimpin oleh seorang Mursyid membimbing dan menuntun menuju jalan Ilahiyyah yakni ma’rifat atau mengenal Allah.

Ajaran ini jika tiada dengan guru mursyid yang membimbingnya tidaklah akan sampai kepada tujuan yang dimaksud, dan tidak akan dapat dilaksanakan tingkatan ajaran ini yang menggunakan maqamat/lathaif tanpa adanya bimbingan khusus dalam hal ini.

Dalam pelaksanaan ajaran ini seorang mursyid harus benar - benar menuntun muridnya atau sang salik menuju kejalan yang benar dan di ridhai oleh Allah Swt dengan berdasarkan Al - Qur'an dan Sunnah Rasulullah Saw, apabila keluar dari acuan tersebut maka akan menimbulkan kecelakaan yang fatal dalam beribadah kepada Allah Swt dan malah menimbulkan kemusyrikan.

Sebagaimana Firman Allah Swt dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl Ayat 43 yaitu : “Fas Alu Ahla dzikri in kuntum laata’lamun”

Artinya : "Tanyalah olehmu kepada para ahli ibadah jikalau kalau kamu belum mengetahui".

Surat A l - Kahfi Ayat 17 : “Man Yahdillaahu fahuwal muhtad wa man yudhlil falan tajida lahuu Waliyyan Mursyiida”.

Artinya : "Barang siapa diberi petunjuk maka ia akan mendapat hidayah/berkah, dan barangsiapa yang disesatkan maka tidak akan dapat dipertemukan dengan ahli yang mursyid".

Ajaran tasawwuf ini tidak dapat dilaksanakan secara tahu dengan sendirinya (autodidak) atau dengan cara mendengarkan dari orang lain, membaca buku tasawwuf dan lain sebagainya lalu dipraktekkan setiap tingkatannya, sebab yang beredar keluar masalah tingkat pembelajaran ini hanyalah secara kulit luar saja, dan ilmu ini sudah tersusun dengan rapi tingkatan - tingkatannya oleh para silsilah yang terdahulu dan mesti ada bimbingan secara langsung pada suatu tempat, seperti di Halqah, di Surau dan atau apapun itu namanya, sebab dalam melaksanakan ajaran ini sungguh banyak permasalahan, kendala atau rintangan, oleh sebab itu makanya sangat di perlukan seorang guru mursyid yang telah lebih dahulu mengerti akan hal - hal tersebut.

Tiap kita melaksanakan aktivitas atau ibadah (dzikir), selalu saja ada aral rintangannya, ini disebabkan oleh iblis dan syetan yang kerjanya hanya untuk menggoda dan merayu manusia dalam segala aktivitas, terlebih lagi dalam ibadah kepada Allah Swt, kerjanya senantiasa menggoda manusia akan kejahatan dan ingkar kepada Allah Swt dan para Rasul-NYA, sementara kita harus beribadah secara ikhlas dan hanya mengharapkan keridhaan Allah Swt.

Nah, dalam melaksanakan ibadah ini agar lebih dapat kategori ibadah yang lebih baik, maka diperlukanlah seorang guru yang mursyidin dan diakui akan keberadaan ilmunya dalam hal pelaksanaan ajaran thariqat yang mulia ini.

Kebutuhan akan seorang guru pembimbing dalam ajaran ini merupakan hal yang wajib, karena atas petunjuk beliau maka kita dapat melaksanakan ajaran ini dengan baik dan lurus serta dapat menetralisir setiap aral rintangan yang banyak dan biasa terjadi dalam pelaksanaan ibadah tersebut.

Thariqat adalah suatu ilmu yang mengandung akan jalan yang lurus menuju yang dimaksud, artinya inilah jalan menuju keridhaan Allah Swt dan Rasul-NYA agar dapat menuju wushul (sampai). Ajaran ini rutinitasnya adalah selalu dzikir dan ingat kepada Allah Swt melalui beberapa cara yang ditunjukkan oleh para ahlinya, ibadah ini lebih menitik beratkan kepada atau harus rutin dilaksanakan dan diterapkan dalam tiap denyut nafas kita, jadi bukan hanya sekedar diperbincangkan, karena ibadah yang ditunjukkan dalam ajaran ini adalah senantiasa harus ingat yang tidak berkesudahan/berkekalan dalam kondisi apapun juga selama kita bernafas (hidup), artinya sampai dengan nafas yang penghabisan alias meninggal dunia, semoga Allah Swt memberikan Khusnul Khatimah yang indah kepada kita semua.

Thariqat ini jangan dianggap satu - satunya jalan menuju keridhaan Allah Swt biarpun sampai ketingkat derajat bagimanapun juga, hal ini berlaku juga untuk ibadah dengan cara yang lain, utamanya hanya ikhlas tanpa ada maksud tertentu kepada Allah Swt dan hanya mengharapkan keridhaan-NYA.

Yang perlu kita ingat adalah iblis dan syetan paling suka dan menitik beratkan godaannya kepada kita adalah pada dua jurusan ibadah, yaitu ibadah shalat dan dzikir, karena dua ibadah ini yang paling besar kemungkinannya untuk mencapaikan kita akan derajat sampai kepada Allah Swt, sehingga iblis dan syetan sungguh - sungguh menggoda dan mendekati dengan serius apabila manusia ada yang melaksanakan ibadah ini, makanya dalam hal melaksanakan ibadah dengan ajaran Thariqat sangat diperlukan bimbingan seorang guru mursyid yang berpengalaman.

Dzikir adalah suatu ibadah yang sangat mulia, sementara lokasi (maqam) dari ibadah dzikir ini adalah istananya iblis dan syetan pada tubuh bathin manusia tentu saja mereka uring - uringan jika kita usir dari istananya tersebut, hanya saja kita sangat perlu konsentrasi untuk menghadirkan keikhlasan dalam hati akan keberadaan Allah Swt membantu kita agar dapat dengan sempurna mengusir iblis dan syetan dari tempat tersebut.

Menghadirkan Allah Swt dalam hati saat berdzikir sungguh berbahaya bagi kita orang awam yang baru mulai belajar ajaran thariqat, sebab ini besar pengaruh syiriknya jika tidak hati - hati dalam pelaksanaannya, karena Allah Swt adalah zat yang tidak bisa di cerna oleh panca indera dan tidak menyerupai apapun juga (Laitsa kamislihi sai'un wahuwassami'ul basyir) Artinya : "Dia tidak menyerupai seumpama apapun juga, dia maha mendengar lagi maha melihat", dalam pengertian inilah iblis dan syetan masuk untuk menyesatkan kita, tapi jika ada bimbingan seorang guru mursyid tentu kita dapat berusaha menafikan hal tersebut, hal ini harus selalu sesuai dengan ajaran dasar Islam agar aqidah kita tidak menyimpang karenanya.

Janji Thariqat :

  1. Tidak akan dikaramkan bahtera rumah tangganya.
  2. Tidak akan disempitkan rizqinya.
  3. Dimuliakan dimata manusia.
  4. Diberi ilmu laduni.
  5. Diingatkan akan Allah menjelang kematian (Khusnul Khotimah)
Oleh karena itu hai para saudara - saudaraku, jika ingin belajar akan ilmu thariqat, maka carilah guru yang mursyidin, jelas asal keturunan (silsilah) ilmu tersebut secara turun temurun sampai kepada Allah Swt.

Posting Komentar untuk "Thariqat"