PROFIL AHLI BID'AH DAN AHLUSSUNNAH
Dalam beraqidah atau beragama, paling banyak yang di bicarakan oleh para umat akhir zaman hingga sekarang ini adalah persoalan bid’ah atau mengada-ngada dalam sesuatu urusan tindak perbuatan atau juga hukum-hukum serta norma-naorma dalam beribadah kepada tuhan menurut agama masing-masing. Dalam ajaran agama Islam hal ini tidak juga terlepas permasalahannya dari zaman setelah para sahabat memimpin umat muslimin hingga sampai sekarang ini bahkan hingga akhir zaman atau hari kiamat, hal-hal yang banyak jadi permasalahan dalam agama adalah merupakan pokok-pokok hukum dan cara-cara beribadah yang telah banyak menyimpang dari ketentuan Al-Qur’an dan Assunnah dan Alhadist Rasulullah Saw serta atsar-atsar atas perbuatan dan tingkah laku dari para sahabat yang terdekat serta terkemuka dan hidup sezaman dengan Rasulullah Saw.
"Walaa taquluu limaa tasyifulsyinnatu kumulkadziba haadzaa jalaaalun wahaadza haraamulltaftaruu’alallahilkadziba innalladziina yaftaruuna ‘alallahilkadziba laayuflhuun." Artinya : “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang di sebut-sebut oleh lidahmu secara dusta "Ini halal dan ini haram", untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung.”(Q.S An-Nahl Ayat 116).
Qul’innamaa harramarabbiyal fawaa histamaa zhahara minhaa wamaa bathana wal’istma walbaghairil haqqi wa’antusrikuu billahi maalam yundzilbihi sulthaanan wa’antaquuluu’alallahi maalaata’lamuun." Artinya : “Katakanlah : "Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui."(Q.S Al-A’raaf Ayat : 33).
Golongan manusia ini tidak akan dapat lagi menerima petunjuk dan segala macam nasehat tidak akan ada membekas padanya, mereka sudah tidak mau lagi memperhatikan, mendalami dan memahami Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw yang mana hukum-hukumnya sudah jelas dan nyata serta tidak ada pemahaman yang samar daripadanya, kecuali hanya memperturutkan kehendah hawa dan nafsu juga hati selalu di liputi oleh para iblis, jin dan syaithan yang selalu menghampirinya ketika beribadah, ini akibat dari mau menurut sebagaimana tuntunan Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw yang sudah jelas kesempurnaannya di turunkan dan di ajarkan Rasulullah Saw.
"Yukhadi’uunallaha walladziina’amanuu wamaa yahda’uuna illa anfusahum wamaa yasy’uruun." Ayat 9 Artinya : “Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.”
Mereka umumnya hanya beribadah sesuai dengan pemahamannya sendiri atau di tuntun oleh seseorang guru yang memang sudah sesat, tentu ajarannya lebih sesat dan menyesatkan umat, beribadah dan berdzikir dengan tekun, tetapi sesungguhnya ibadah dan dzikirnya hanyalah menipu Allah Swt dengan memnerlakukan ibadah cara dan dzikir tanpa ada dasar tuntunan yang jelas dari Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw, akibat tidak mau belajar dan mendengar nasehat dari ulama-ulama yang memang sudah kuat pemahaman ilmu syari’atnya serta benar dan lurus ajarannya sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw, mereka selalu rutin melaksanakan ibadah dan dzikir ini dengan tanpa sadar bahwa sesungguhnya dia telah di tipu oleh iblis, jin dan syaithan, di luarnya saja kelihatan baik, sebab ibadah yang rajin dan tekun, akan tetapi ibadah tersebut tiada dasarnya sama sekali dengan Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw, inilah golongan ahli bid’ah yang dapat menyesatkan umat dalam pembelajarannya. "Fiiquluubihim maradhun fadzaa dahumullahu maradan walahum’adzaabun ‘aliimun bimaa kaanuu yakdzibuun." Ayat 10 Artinya : “Dalam hati mereka ada penyakit, lalu di tambah Allah penyakitnya dan bagi mereka siksa yang pedih, di sebabkan mereka berdusta.”
Jika hal ini berlanjut terus dan tidak mau berubah serta bertaubat, maka sesuai dengan ayat di atas maka Allah Swt akan mengunci mati hati mereka dan pada hati mereka berupa penyakit yang tidak lain adalah syaithan yang menempatinya, sebagaimana firman Allah Swt dalam Surah Muhammad Ayat 23, yaitu : "Ulaaikalladziina la’anahumullahu fa’aa shammahum wa’a’maa’abshaaruun." Artinya : “Mereka itulah orang-orang yang di la'nati Allah dan di tulikan-Nya telinga mereka dan di butakan-Nya penglihatan mereka.”
Demikianlah kelihatannya zaman sekarang ini sudah begitu banyak amal ibadah yang menyimpang dari ketentuan Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw, para ahli bid’ah ini selalu bersikap membenci jika ada yang di sampaikannya kepadanya Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw untuk meluruskan sesuatu ibadah, apabila ini sudah terjadi pada seseorang, maka hilanglah suatu kemanisan ibadah yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw dan hilang pula kecintaannya pada Rasulullah Saw.
Mereka selalu mengolok-ngolokkan seseorang yang menyampaikan sesuatu dengan atas dasar Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw, ini merupakan ciri-cirinya para zindiq dan ahli kufur setelah keislamannya, suka mengingkari akan adanya takdir dan dan suka mengumpat atas nikmat Allah Swt alias kufur nikmat, jika seseorang dengan begitu giatnya mempelajari Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw yang shahih, maka di katakan pula bahwasanya ia telah menyia-nyiakan kesempatan dengan segala tetek bengek kitab-kitabnya daripada beribadah dengan tekun kepada Allah Swt, padahal bukanlah sedemikian, namun ialah yang lebih benar dalam ibadahnya, sebab selalu hati-hati dan berusaha untuk menyimpang dari ketentuan Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw.
Walladziinayuhajjuunafillahi mimba’dimaa ‘astujiiba lahu, hujjatuhum daahidhatun ‘indarabbihim wa’alaihim ghadhabun walahum ‘adzaabun tsadiidu.
Artinya : “Dan orang-orang yang membantah (agama) Allah sesudah agama itu di terima, maka bantahan mereka itu sia-sia saja, di sisi Tuhan mereka, mereka mendapat kemurkaan (Allah) dan bagi mereka adzab yang sangat keras.”(Q.S Asy-Syu’araa Ayat : 16). Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw sudah sempurna di sampaikan kepada para umat manusia, yang perlu adalah laksanakan dan di patuhi, jangan di tambah-tambah ataupun di kurangi, sebab Rasulullah Saw sudah melarang akan hal ini sebagaimana sabdanya sebagai berikut :
Barangsiapa menimbulkan sesuatu yang baru dalam urusan (agama) kita yang bukan dari ajarannya maka tertolak. (H.R. Muttafaqun Alaihi).
Sesungguhnya ucapan yang paling benar adalah Kitabullah, dan sebaik-baik jalan hidup ialah jalan hidup Muhammad, sedangkan seburuk-buruk urusan agama ialah yang di ada-adakan. Tiap-tiap yang di ada-adakan adalah bid'ah, dan tiap bid'ah adalah sesat, dan tiap kesesatan (menjurus) ke neraka. (H.R. Muttafaqun Alaihi).
Apabila kamu melihat orang-orang yang ragu dalam agamanya dan ahli bid'ah sesudah aku (Rasulullah Saw) tiada maka tunjukkanlah sikap menjauh (bebas) dari mereka. Perbanyaklah lontaran cerca dan kata tentang mereka dan kasusnya. Dustakanlah mereka agar mereka tidak makin merusak (citra) Islam. Waspadai pula orang-orang yang di khawatirkan meniru-niru bid'ah mereka, dengan demikian Allah akan mencatat bagimu pahala dan akan meningkatkan derajat kamu di akhirat. (H.R. Muttafaqun Alaihi).
Barangsiapa menipu umatku maka baginya laknat Allah, para malaikat dan seluruh manusia. Di tanyakan, "Ya Rasulullah, apakah pengertian tipuan umatmu itu?" Beliau menjawab, "Mengada-adakan amalan bid'ah, lalu melibatkan orang-orang kepadanya." (H.R. Muttafaqun Alaihi).
Bagi para umat manusia yang tetap juga melakukan perbuatan bid’ah ini, maka sesuai dengan peringatan Allah Swt di atas adalah akan mendapatkan adzab yang sangat keras dan pedih di neraka jahannam kelak.
Oleh sebab sedemikian hebatnya ancaman Rasulullah Saw tentang amalan ibadah yang bid’ah tanpa dasar ini, maka waspadalah dan hindarilah serta bertaubatlah secepat mungkin sebelum terlambat, hati-hati dengan amalan-amalan dzikir, hidzib-hidzib dan amalan ritual lainnya yang beredar zaman sekarang ini, karena begitu banyaknya amalan tersebut hanya menjurus kepada kepuasan keduniawian semata, serta apapun itu hasilnya dalam latihan dzikir amalan bid’ah tersebut hanyalah sekedar tipuan iblis, jin dan syaithan belaka untuk menjerumuskan manusia kelembah kesesatan dan guna untuk menambah kawan mereka di neraka
Seseorang muslim yang senantiasa mengikuti pada Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw dan kecintaan serta sangat hati-hati dalam melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya adalah merupakan ciri-ciri utama bagi seseorang hamba yang di ridhai Allah Swt, mereka senantiasa memberikan penerangan bagi keluarga, kerabat, tetangga handai taulan dan bahkan kepada masyarakat bahwa betapa sangat pentingnya untuk selalu taat dan patuh dalam melaksanakan amalan ibadah sesuai dengan Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw.
Golongan ini yang senantiasa menjaga amalan ibadahnya sesuai dengan syariat Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw yang lurus dan sempurna ini umumnya sepakat untuk menjauhi para golongan ahli bid’ah apabila telah tidak dapat lagi untuk di ajak muzakarah dalam hal-hal permasalahan agama yang lurus dan sesuai dengan semangat ajaran Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw serta juga sebaiknya selalu menghindari untuk bersahabat dengan golongan ahli bid’ah guna memelihara agar tidak terjerumus serta dapat terbawa-bawa kepada ajaran dan amalan ibadah yang menyimpang dari ketentuan Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw.
Mereka ini tidak akan mau tertipu oleh banyaknya dan derasnya pengaruh dan kemanisan dari hasil ibadah yang di susupi oleh para iblis, jin dan syaithan untuk menyesatkan umat serta menhelanya kedalam neraka, karena banyaknya para ahli bid’ah dan sedikitnya yang mengikuti ajaran sesuai dengan Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw adalah merupakan bagian dari dekatnya tanda-tanda akan kiamat, sebab berarti ilmu yang benar sudah mulai di angkat dari dunia dan menyebarluas atau merajalelanya ajaran bid’ah dalam agama.
Siapa-siapa yang berpegang pada Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw, niscaya akan selamat di dunia dan akhirat, dan siapa-siapa yang jauh dari ajaran Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw akan sesat dan perolehannya adalah neraka, ilmu merupakan anugerah Allah Swt untuk mencapai keselamatan dunia dan akhirat dan merupakan hukum wajib dan sunnah bagi umat manusia jika menginginkan keselamatan, sedangkan suatu kebodohan, sifat angkuh tidak mau belajar dan merasa sudah mendapat kebenaran tanpa dasar yang jelas adalah bid’ah sesat.
Dalam ajaran Islam mengatakan bahwasanya bagi siapa saja yang berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw, melaksanakannya, rutin (istiqamah) serta meyiarkannya, aia akan mendapatkan pahala yang lebih banyak dari awal Islam itu sendiri berkembangnya dan karena sama saja dengan berjuang atau jihad di jalan Allah Swt dengan cara menegakkan hukum-hukum Allah Swt serta melaksanakan amanat tuntunan Rasulullah Saw sebagaimana Rasulullah Saw bersabda,”Sesungguhnya di belakang hari nanti akan datang hari-hari yang penuh kesabaran, orang yang berpegang teguh dengan apa yang kalian pegang teguh akan mendapat 50 kali pahala yang kalian peroleh.” Beliau (Nabi Saw) di tanya oleh sahabat : “Mungkin 50 kali pahala di antara mereka.” Rasulullah Saw menjawab : “Bahkan 50 kali pahala kalian.”(H.R.Muttafaqun Alaihi).
Itulah keutamaannya bagi umat di masa telah rusaknya aqidah dan amalan ibadah ajaran Islam bila telah banyak tidak sesuai lagi Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw, pahalanya adalah lebih banyak dari mulanya penyiaran Islam dahulu kala, demikianlah seharusnya seseorang dalam mengagungkan hadits-hadits Nabi Saw, menerimanya dengan sepenuh penerimaan dan keikhlasan tanpa adanya bantahan melainkan dengarkan, pelajari dan taati, kepasrahan dan mengimaninya.
Membantah orang yang menempuh jalan selain ini, kepada orang yang berani membantah hadits dengan mengatakan : “Bagaimana mungkin?" atau “mengatakan terlalu sempit dalam beragama”, memang bagi orang yang beriman adalah berat dalam menjaga nilai-nilai keimanan, aqidah dan tauhid, namun semua itu adalah ujian bagi seseorang hamba yang tekun dan menuju kepada keridhaan Allah Swt, jangan malah membantah dan mengingkarinya, padahal seharusnya ia menerima semua yang di sampaikan oleh Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw.
Mari kita mohon kepada Allah Swt agar di lindungi dari sifat bid’ah ini, amiin.
"Walaa taquluu limaa tasyifulsyinnatu kumulkadziba haadzaa jalaaalun wahaadza haraamulltaftaruu’alallahilkadziba innalladziina yaftaruuna ‘alallahilkadziba laayuflhuun." Artinya : “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang di sebut-sebut oleh lidahmu secara dusta "Ini halal dan ini haram", untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung.”(Q.S An-Nahl Ayat 116).
Qul’innamaa harramarabbiyal fawaa histamaa zhahara minhaa wamaa bathana wal’istma walbaghairil haqqi wa’antusrikuu billahi maalam yundzilbihi sulthaanan wa’antaquuluu’alallahi maalaata’lamuun." Artinya : “Katakanlah : "Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui."(Q.S Al-A’raaf Ayat : 33).
- Bid’ah itu kelihatannya sangat jelas dan nyata, paling kelihatan bid’ahnya adalah
- Tidak mau mendengarkan hal yang benar berdasarkan dari riwayat assunnah dan hadist shahih yang jelas dasar hukumnya;
- Suka merendahkan periwayatan-periwayatan hadist yang jelas dan nyata dasar hukumnya sesuai dengan Al-Qur’an;
- Suka mencemo’oh orang yang menyampaikan Al-Qur’an dan Hadist dan merasa benar sendiri berdasarkan apa kata hati saja;
- Terlalu mengada-ngada pada pengertian ayat Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw secara bathiniah;
- Membuat tafsir Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw dengan secara hawa dan nafsu serta hanya mendengarkan atas petunjuk sesuatu makhluk halus yang datang atau menghampirinya ketika sedang beribadah;
- Selalu merendahkan dan meremehkan pendapat orang lain dalam berbicara dan membahas Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw serta sama sekali tidak mau peduli;
- Akhlak, aqidah, tauhid dan perilaku yang jauh dari yang di anjurkan Rasulullah Saw.
Golongan manusia ini tidak akan dapat lagi menerima petunjuk dan segala macam nasehat tidak akan ada membekas padanya, mereka sudah tidak mau lagi memperhatikan, mendalami dan memahami Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw yang mana hukum-hukumnya sudah jelas dan nyata serta tidak ada pemahaman yang samar daripadanya, kecuali hanya memperturutkan kehendah hawa dan nafsu juga hati selalu di liputi oleh para iblis, jin dan syaithan yang selalu menghampirinya ketika beribadah, ini akibat dari mau menurut sebagaimana tuntunan Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw yang sudah jelas kesempurnaannya di turunkan dan di ajarkan Rasulullah Saw.
"Yukhadi’uunallaha walladziina’amanuu wamaa yahda’uuna illa anfusahum wamaa yasy’uruun." Ayat 9 Artinya : “Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.”
Mereka umumnya hanya beribadah sesuai dengan pemahamannya sendiri atau di tuntun oleh seseorang guru yang memang sudah sesat, tentu ajarannya lebih sesat dan menyesatkan umat, beribadah dan berdzikir dengan tekun, tetapi sesungguhnya ibadah dan dzikirnya hanyalah menipu Allah Swt dengan memnerlakukan ibadah cara dan dzikir tanpa ada dasar tuntunan yang jelas dari Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw, akibat tidak mau belajar dan mendengar nasehat dari ulama-ulama yang memang sudah kuat pemahaman ilmu syari’atnya serta benar dan lurus ajarannya sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw, mereka selalu rutin melaksanakan ibadah dan dzikir ini dengan tanpa sadar bahwa sesungguhnya dia telah di tipu oleh iblis, jin dan syaithan, di luarnya saja kelihatan baik, sebab ibadah yang rajin dan tekun, akan tetapi ibadah tersebut tiada dasarnya sama sekali dengan Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw, inilah golongan ahli bid’ah yang dapat menyesatkan umat dalam pembelajarannya. "Fiiquluubihim maradhun fadzaa dahumullahu maradan walahum’adzaabun ‘aliimun bimaa kaanuu yakdzibuun." Ayat 10 Artinya : “Dalam hati mereka ada penyakit, lalu di tambah Allah penyakitnya dan bagi mereka siksa yang pedih, di sebabkan mereka berdusta.”
Jika hal ini berlanjut terus dan tidak mau berubah serta bertaubat, maka sesuai dengan ayat di atas maka Allah Swt akan mengunci mati hati mereka dan pada hati mereka berupa penyakit yang tidak lain adalah syaithan yang menempatinya, sebagaimana firman Allah Swt dalam Surah Muhammad Ayat 23, yaitu : "Ulaaikalladziina la’anahumullahu fa’aa shammahum wa’a’maa’abshaaruun." Artinya : “Mereka itulah orang-orang yang di la'nati Allah dan di tulikan-Nya telinga mereka dan di butakan-Nya penglihatan mereka.”
Demikianlah kelihatannya zaman sekarang ini sudah begitu banyak amal ibadah yang menyimpang dari ketentuan Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw, para ahli bid’ah ini selalu bersikap membenci jika ada yang di sampaikannya kepadanya Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw untuk meluruskan sesuatu ibadah, apabila ini sudah terjadi pada seseorang, maka hilanglah suatu kemanisan ibadah yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw dan hilang pula kecintaannya pada Rasulullah Saw.
Mereka selalu mengolok-ngolokkan seseorang yang menyampaikan sesuatu dengan atas dasar Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw, ini merupakan ciri-cirinya para zindiq dan ahli kufur setelah keislamannya, suka mengingkari akan adanya takdir dan dan suka mengumpat atas nikmat Allah Swt alias kufur nikmat, jika seseorang dengan begitu giatnya mempelajari Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw yang shahih, maka di katakan pula bahwasanya ia telah menyia-nyiakan kesempatan dengan segala tetek bengek kitab-kitabnya daripada beribadah dengan tekun kepada Allah Swt, padahal bukanlah sedemikian, namun ialah yang lebih benar dalam ibadahnya, sebab selalu hati-hati dan berusaha untuk menyimpang dari ketentuan Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw.
Walladziinayuhajjuunafillahi mimba’dimaa ‘astujiiba lahu, hujjatuhum daahidhatun ‘indarabbihim wa’alaihim ghadhabun walahum ‘adzaabun tsadiidu.
Artinya : “Dan orang-orang yang membantah (agama) Allah sesudah agama itu di terima, maka bantahan mereka itu sia-sia saja, di sisi Tuhan mereka, mereka mendapat kemurkaan (Allah) dan bagi mereka adzab yang sangat keras.”(Q.S Asy-Syu’araa Ayat : 16). Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw sudah sempurna di sampaikan kepada para umat manusia, yang perlu adalah laksanakan dan di patuhi, jangan di tambah-tambah ataupun di kurangi, sebab Rasulullah Saw sudah melarang akan hal ini sebagaimana sabdanya sebagai berikut :
Barangsiapa menimbulkan sesuatu yang baru dalam urusan (agama) kita yang bukan dari ajarannya maka tertolak. (H.R. Muttafaqun Alaihi).
Sesungguhnya ucapan yang paling benar adalah Kitabullah, dan sebaik-baik jalan hidup ialah jalan hidup Muhammad, sedangkan seburuk-buruk urusan agama ialah yang di ada-adakan. Tiap-tiap yang di ada-adakan adalah bid'ah, dan tiap bid'ah adalah sesat, dan tiap kesesatan (menjurus) ke neraka. (H.R. Muttafaqun Alaihi).
Apabila kamu melihat orang-orang yang ragu dalam agamanya dan ahli bid'ah sesudah aku (Rasulullah Saw) tiada maka tunjukkanlah sikap menjauh (bebas) dari mereka. Perbanyaklah lontaran cerca dan kata tentang mereka dan kasusnya. Dustakanlah mereka agar mereka tidak makin merusak (citra) Islam. Waspadai pula orang-orang yang di khawatirkan meniru-niru bid'ah mereka, dengan demikian Allah akan mencatat bagimu pahala dan akan meningkatkan derajat kamu di akhirat. (H.R. Muttafaqun Alaihi).
Barangsiapa menipu umatku maka baginya laknat Allah, para malaikat dan seluruh manusia. Di tanyakan, "Ya Rasulullah, apakah pengertian tipuan umatmu itu?" Beliau menjawab, "Mengada-adakan amalan bid'ah, lalu melibatkan orang-orang kepadanya." (H.R. Muttafaqun Alaihi).
Bagi para umat manusia yang tetap juga melakukan perbuatan bid’ah ini, maka sesuai dengan peringatan Allah Swt di atas adalah akan mendapatkan adzab yang sangat keras dan pedih di neraka jahannam kelak.
Oleh sebab sedemikian hebatnya ancaman Rasulullah Saw tentang amalan ibadah yang bid’ah tanpa dasar ini, maka waspadalah dan hindarilah serta bertaubatlah secepat mungkin sebelum terlambat, hati-hati dengan amalan-amalan dzikir, hidzib-hidzib dan amalan ritual lainnya yang beredar zaman sekarang ini, karena begitu banyaknya amalan tersebut hanya menjurus kepada kepuasan keduniawian semata, serta apapun itu hasilnya dalam latihan dzikir amalan bid’ah tersebut hanyalah sekedar tipuan iblis, jin dan syaithan belaka untuk menjerumuskan manusia kelembah kesesatan dan guna untuk menambah kawan mereka di neraka
Seseorang muslim yang senantiasa mengikuti pada Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw dan kecintaan serta sangat hati-hati dalam melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya adalah merupakan ciri-ciri utama bagi seseorang hamba yang di ridhai Allah Swt, mereka senantiasa memberikan penerangan bagi keluarga, kerabat, tetangga handai taulan dan bahkan kepada masyarakat bahwa betapa sangat pentingnya untuk selalu taat dan patuh dalam melaksanakan amalan ibadah sesuai dengan Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw.
Golongan ini yang senantiasa menjaga amalan ibadahnya sesuai dengan syariat Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw yang lurus dan sempurna ini umumnya sepakat untuk menjauhi para golongan ahli bid’ah apabila telah tidak dapat lagi untuk di ajak muzakarah dalam hal-hal permasalahan agama yang lurus dan sesuai dengan semangat ajaran Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw serta juga sebaiknya selalu menghindari untuk bersahabat dengan golongan ahli bid’ah guna memelihara agar tidak terjerumus serta dapat terbawa-bawa kepada ajaran dan amalan ibadah yang menyimpang dari ketentuan Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw.
Mereka ini tidak akan mau tertipu oleh banyaknya dan derasnya pengaruh dan kemanisan dari hasil ibadah yang di susupi oleh para iblis, jin dan syaithan untuk menyesatkan umat serta menhelanya kedalam neraka, karena banyaknya para ahli bid’ah dan sedikitnya yang mengikuti ajaran sesuai dengan Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw adalah merupakan bagian dari dekatnya tanda-tanda akan kiamat, sebab berarti ilmu yang benar sudah mulai di angkat dari dunia dan menyebarluas atau merajalelanya ajaran bid’ah dalam agama.
Siapa-siapa yang berpegang pada Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw, niscaya akan selamat di dunia dan akhirat, dan siapa-siapa yang jauh dari ajaran Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw akan sesat dan perolehannya adalah neraka, ilmu merupakan anugerah Allah Swt untuk mencapai keselamatan dunia dan akhirat dan merupakan hukum wajib dan sunnah bagi umat manusia jika menginginkan keselamatan, sedangkan suatu kebodohan, sifat angkuh tidak mau belajar dan merasa sudah mendapat kebenaran tanpa dasar yang jelas adalah bid’ah sesat.
Dalam ajaran Islam mengatakan bahwasanya bagi siapa saja yang berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw, melaksanakannya, rutin (istiqamah) serta meyiarkannya, aia akan mendapatkan pahala yang lebih banyak dari awal Islam itu sendiri berkembangnya dan karena sama saja dengan berjuang atau jihad di jalan Allah Swt dengan cara menegakkan hukum-hukum Allah Swt serta melaksanakan amanat tuntunan Rasulullah Saw sebagaimana Rasulullah Saw bersabda,”Sesungguhnya di belakang hari nanti akan datang hari-hari yang penuh kesabaran, orang yang berpegang teguh dengan apa yang kalian pegang teguh akan mendapat 50 kali pahala yang kalian peroleh.” Beliau (Nabi Saw) di tanya oleh sahabat : “Mungkin 50 kali pahala di antara mereka.” Rasulullah Saw menjawab : “Bahkan 50 kali pahala kalian.”(H.R.Muttafaqun Alaihi).
Itulah keutamaannya bagi umat di masa telah rusaknya aqidah dan amalan ibadah ajaran Islam bila telah banyak tidak sesuai lagi Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw, pahalanya adalah lebih banyak dari mulanya penyiaran Islam dahulu kala, demikianlah seharusnya seseorang dalam mengagungkan hadits-hadits Nabi Saw, menerimanya dengan sepenuh penerimaan dan keikhlasan tanpa adanya bantahan melainkan dengarkan, pelajari dan taati, kepasrahan dan mengimaninya.
Membantah orang yang menempuh jalan selain ini, kepada orang yang berani membantah hadits dengan mengatakan : “Bagaimana mungkin?" atau “mengatakan terlalu sempit dalam beragama”, memang bagi orang yang beriman adalah berat dalam menjaga nilai-nilai keimanan, aqidah dan tauhid, namun semua itu adalah ujian bagi seseorang hamba yang tekun dan menuju kepada keridhaan Allah Swt, jangan malah membantah dan mengingkarinya, padahal seharusnya ia menerima semua yang di sampaikan oleh Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah Saw.
Mari kita mohon kepada Allah Swt agar di lindungi dari sifat bid’ah ini, amiin.
Posting Komentar untuk "PROFIL AHLI BID'AH DAN AHLUSSUNNAH"
Terimakasih atas kunjungan anda...