Para Pecinta Dunia
Barang siapa yang tidak mengenali dunia ini sebagaimana adanya, mereka akan terbuai dan terpesona oleh keindahannya, mereka akan menganggap dunia sebagai tujuan utama penciptaan, setelah itu tidak ada lagi perhitungan dan hari kemudian.
Mereka menjadi tawanan harta benda, istri dan anak-anak serta kedudukan dan kekuasaan, mereka bergantung kuat dengan hal-hal duniawi, melupakan keberadaan Tuhan dan hari akhir, menutup mata dari nilai spiritual dan menjadikan pemuasan nafsu hewani sebagai satu-satunya tujuan hidup dan mengambil keuntungan sebesar-besarnya dari kenikmatan duniawi.
Orang seperti ini termasuk orang-orang pecinta dunia, meskipun mereka orang miskin, melarat, pertapa dan mungkin menahan diri dari menerima kedudukan dalam sistem hubungan sosial. Allah Swt berfirman, “Mereka hanya mengetahui apa yang tampak dari dunia ini dan tidak membutuhkan (lalai dari) hari akhirat.” (Q.S. Ar-Rum : 7).
Imam Ja‘far Ash-Shadiq berkata, “Keadaan paling buruk bagi hubungan antara manusia dengan Allah adalah situasi ketika seseorang tidak punya satu tujuan pun kecuali memuaskan rasa lapar perutnya dan menuruti kebutuhan seksualnya.”
Amirul Mukminin Imam Ali Ra berkata,“Dalam hati yang tergila-gila kepada dunia, maka kehadiran taqwa adalah haram.” Beliau juga berkata : “Salah satu perdagangan paling buruk adalah ketika seseorang menganggap dunia ini lebih berharga dari dirinya dan menjual dunia ini dengan harga akhirat.”
Dunia ini di cela berdasarkan alasan, bahwa ia adalah tempat berbangga-bangga dan tipu daya menjadikan manusia sebagai tawanannya, ia menampakkan dirinya begitu manis dan memikat membuat manusia terlena oleh bujuk rayunya, sehingga mencegah mereka dari mengingat Allah dan mengumpulkan bekal bagi perjalanan mereka menuju tempat tinggal yang kekal.
Dunia telah di cela dan celaan itu di ungkapkan secara terbuka agar manusia waspada dan tidak tertipu oleh bujuk rayunya, manusia tidak boleh membiarkan diri mereka tergila-gila oleh daya pikatnya atau menjadi tawanan untuk selamanya.
Apa yang di cela adalah keterikatan pada dunia dan melupakan tujuan penciptaan sebenarnya, benar-benar melalaikan kehidupan yang abadi, yang di cela bukanlah dunia dalam arti karunia Allah.
Mereka menjadi tawanan harta benda, istri dan anak-anak serta kedudukan dan kekuasaan, mereka bergantung kuat dengan hal-hal duniawi, melupakan keberadaan Tuhan dan hari akhir, menutup mata dari nilai spiritual dan menjadikan pemuasan nafsu hewani sebagai satu-satunya tujuan hidup dan mengambil keuntungan sebesar-besarnya dari kenikmatan duniawi.
Orang seperti ini termasuk orang-orang pecinta dunia, meskipun mereka orang miskin, melarat, pertapa dan mungkin menahan diri dari menerima kedudukan dalam sistem hubungan sosial. Allah Swt berfirman, “Mereka hanya mengetahui apa yang tampak dari dunia ini dan tidak membutuhkan (lalai dari) hari akhirat.” (Q.S. Ar-Rum : 7).
“Mereka yang membeli kehidupan duniawi dengan hari akhirat.” (Q.S. Al-Baqarah : 86). "Apakah kamu memiliki kenikmatan hidup di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (di bandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit.” (Q.S. At-Taubah : 38).“Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami, mereka itu tempatnya adalah neraka, atas apa yang mereka kerjakan.” (Q.S. Yunus : 7-8).
Imam Ja‘far Ash-Shadiq berkata, “Keadaan paling buruk bagi hubungan antara manusia dengan Allah adalah situasi ketika seseorang tidak punya satu tujuan pun kecuali memuaskan rasa lapar perutnya dan menuruti kebutuhan seksualnya.”
Amirul Mukminin Imam Ali Ra berkata,“Dalam hati yang tergila-gila kepada dunia, maka kehadiran taqwa adalah haram.” Beliau juga berkata : “Salah satu perdagangan paling buruk adalah ketika seseorang menganggap dunia ini lebih berharga dari dirinya dan menjual dunia ini dengan harga akhirat.”
Dunia ini di cela berdasarkan alasan, bahwa ia adalah tempat berbangga-bangga dan tipu daya menjadikan manusia sebagai tawanannya, ia menampakkan dirinya begitu manis dan memikat membuat manusia terlena oleh bujuk rayunya, sehingga mencegah mereka dari mengingat Allah dan mengumpulkan bekal bagi perjalanan mereka menuju tempat tinggal yang kekal.
Dunia telah di cela dan celaan itu di ungkapkan secara terbuka agar manusia waspada dan tidak tertipu oleh bujuk rayunya, manusia tidak boleh membiarkan diri mereka tergila-gila oleh daya pikatnya atau menjadi tawanan untuk selamanya.
Apa yang di cela adalah keterikatan pada dunia dan melupakan tujuan penciptaan sebenarnya, benar-benar melalaikan kehidupan yang abadi, yang di cela bukanlah dunia dalam arti karunia Allah.
Posting Komentar untuk "Para Pecinta Dunia"
Terimakasih atas kunjungan anda...