Tiga Jenis Hati Manusia
Para pemimpin Islam dan pakar manusia yang sesungguhnya, telah menyampaikan hal-hal yang amat menarik mengenai hati manusia, di sini kami akan bahas bersama anda sekalian sebagian darinya tentang hati ini.
Imam As-Sajjad Ra dalam sebuah hadist yang diriwayatkannya berkata, “Manusia mempunyai empat mata, dengan kedua mata lahir dia melihat urusan yang terkait dengan agama dan dunia dan dengan kedua mata batin dia melihat urusan yang terkait dengan akhirat, maka setiap kali Allah menghendaki kebaikan bagi seorang hamba-Nya, maka Dia bukakan kedua mata hatinya, sehingga dengan perantaraan itu dia dapat melihat alam gaib dan urusan akhirat dan setiap kali Dia tidak menginginkan kebaikan bagi hamba-Nya maka Dia biarkan hamba-Nya dalam keadaan sebagaimana adanya.”
Imam Muhammad Al-Baqir Ra berkata, “Tidaklah pada hati seorang hamba kecuali terdapat titik putih, jika hamba tersebut melakukan sebuah dosa, maka akan timbul titik hitam pada titik putih tersebut, jika dia bertaubat, maka titik hitam itu akan lenyap, namun jika dia terus menerus melakukan dosa maka secara perlahan-lahan titik hitam itu semakin bertambah dan akhirnya menutupi seluruh titik putih yang ada di dalam hatinya, jika sudah demikian, maka pemilik hati tersebut sudah tidak akan kembali lagi kepada kebaikan dan dia termasuk kelompok orang yang dikatakan oleh Allah di dalam Al-Quran Al-Karim, ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka."
Anas bin Malik Ra berkata, “Rasulullah Saw telah bersabda, ‘Nabi Daud bermunajat kepada Tuhannya, ‘Ya Allah, seluruh raja memiliki perbendaharaan, lantas di mana perbendaharaan-
Mu? Allah berkata, Aku mempunyai perbendaharaan yang lebih besar dari ‘Arsy, lebih luas dari Kursi, lebih harum dari surga dan lebih indah dari malakut. Bumi perbendaharan tersebut adalah makrifat, langitnya adalah iman, mataharinya adalah rindu, bulannya adalah cinta, bintang gemintangnya adalah perhatian kepada Allah, awannya adalah akal, hujannya adalah rahmat, buah-buahnya adalah taat dan inti buahnya adalah hikmah. Perbendaharaan-Ku mempunyai empat pintu. Pintu pertama adalah ilmu, pintu kedua adalah akal, pintu ketiga adalah sabar dan pintu keempat adalah ridha. Ketahuilah, sesungguhnya perbendaharaan-Ku ialah hati (orang-orang yang beriman).”
Berkenaan dengan hadist ini, para ahli hati telah menyampaikan hal-hal yang amat menarik, kita akan menyinggung sebagian dari apa-apa yang mereka sampaikan, salah satu di antaranya ialah mereka membagi hati ke dalam tiga jenis :
1. Hati orang kafir, berkenaan dengan hati orang kafir, mereka mengatakan bahwa hati orang kafir terbalik dan tidak terdapat sedikit pun kebaikan di dalamnya, hati yang semacam ini sudah menyimpang dari fitrah asalnya.
Dia tidak akan memandang ke alam yang tinggi, melainkan hanya memandang kepada urusan-urusan dunia, oleh karena itu dia tidak dapat menyaksikan Allah dan alam akhirat dan tidak dapat diharapkan kebaikan darinya, karena perbuatan-perbuatan kebaikan hanya dapat mengantarkan seseorang kepada kebaikan dan kesempurnaan manakala dilakukan semata-mata untuk Allah dan keridhaan-Nya.
Adapun orang kafir hati mereka terbalik, sehingga dengan demikian dia tidak dapat melihat Allah dan tidak mempunyai tujuan di dalam seluruh perbuatannya kecuali dunia, dia hanya menginginkan dunia dan tidak menginginkan kedekatan dengan Allah, hati yang semacam ini, meskipun pada fitrah asalnya mempunyai mata namun matanya telah buta, sehingga dia tidak dapat menyaksikan hal yang paling jelas sekalipun, yaitu Pencipta alam ini.
Di dunia ini dia buta dan tidak mempunyai iman dan di akhirat pun dia akan dibangkitkan dalam keadaan buta, didunia dia tertambat kepada urusan-urusan dunia dan di akhirat pun kecintaannya kepada urusan-urusan dunia masih tetap ada, namun dia tidak akan mendapatkannya, ia justru akan dimasukkan kedalam neraka, pada hati seperti itu cahaya iman tidak memancar dan dia sama sekali gelap.
2. Lawan dari hati kafir adalah hati orang mukmin, hati orang mukmin sempurna dan sehat, hati orang mukmin senantiasa terbuka ke alam tinggi dan alam gaib, dalam hati orang mukmin, pelita iman senantiasa menyala dan tidak akan pernah padam, dua mata hatinya dapat melihat dengan tajam, sehingga dapat menyaksikan alam gaib dan urusan-urusan akhirat.
Hati yang semacam ini senantiasa tertuju kepada kesempurnaan, keindahan dan kebaikan mutlak, yaitu Allah, hati yang semacam ini hanya menginginkan Allah, dengan perantaraan akhlak yang baik dan amal yang shaleh, dia bergerak kepada-Nya, hati semacam ini lebih luas dari ‘arasy dan kursi, lebih harum dari surga dan dapat menjadi perbendaharaan Ilahi dan tempat bersinarnya cahaya Allah.
Hati yang semacam ini buminya adalah makrifat (pengenalan terhadap Allah), langitnya adalah iman, mataharinya adalah kerinduan bertemu Allah, dan bulannya adalah kecintaan kepada Allah. Akal memperoleh kekuasaan ditubuh orang mukmin dan hujan rahmat illahi turun kehati yang semacam ini, sehingga menumbuhkan buahnya yang berupa ketaatan dan ibadah.
Pada hati yang semacam ini tidak ada tempat kecuali bagi Allah dan para malaikat-Nya, pada hari akhirat pun dia akan dibangkitkan dalam keadaan diliputi oleh cahaya, kebahagiaan, kerinduan dan keceriaan, selamat kita ucapkan bagi orang yang memiliki hati yang semacam ini.
3. Hati orang mukmin yang terkadang dikotori oleh dosa, hati orang yang semacam ini tidak gelap dan tidak tertutup, melainkan terang dengan perantaraan cahaya iman dan terbuka untuk memperoleh kesempurnaan dan pancaran Ilahi, akan tetapi, disebabkan pengaruh dosa timbul noda hitam di dalamnya, sehingga terbuka jalan bagi setan untuk masuk kedalamnya.
Mata batinnya tidak buta, namun dikarenakan pengaruh dosa menjadi sakit dan berada di bawah bayang-bayang kebutaan, pada hati yang semacam ini, baik malaikat maupun setan mempunyai jalan untuk masuk ke dalamnya, Malaikat masuk melalui titik iman dan menyerunya kepada kebajikan, sementara setan masuk melalui titik hitam dan menyerunya kepada keburukan.
Dalam hati yang semacam ini malaikat dan setan senantiasa dalam keadaan berperang, melalui amal shaleh, malaikat ingin menguasai seluruh bagian hati dan mengusir setan darinya, sementara melalui perbuatan dosa, setan berusaha menjadikan hati menjadi hitam dan mengusir malaikat darinya, sehingga dengan begitu dia dapat menguasainya secara mutlak dan menutup sama sekali pintu iman dan keduanya akan terrus bertempur sampai salah satu dari keduanya muncul sebagai pemenang, kehidupan batin dan nasib akhirat seseorang bergantung kepada hal ini, di sinilah pentingnya jihad melawan hawa nafsu (diri), yang Insya Allah kita bahas pula pada kesempatan yang akan datang.
Beberapa hati manusia terbagi pada tiga golongan, yaitu hati ada tiga jenis. Jenis pertama, hati yang terbalik, yang tidak didapatkan sedikit pun kebaikan di dalamnya, hati jenis ini adalah hati orang kafir, hati jenis kedua adalah hati yang di dalamnya terdapat satu titik noda hitam, pada hati yang semacam ini kebaikan dan keburukan senantiasa dalam keadaan bertempur dan siapa saja di antara keduanya yang lebih kuat maka dia yang menguasai hati, adapun hati jenis yang ketiga adalah hati yang terbuka, yang di dalamnya terdapat pelita yang bercahaya yang tidak akan padam, hati jenis ini adalah hati orang mukmin.Imam Ja‘far Ash-Shadiq Ra menukil dari ayahnya yang berkata, “Tidak ada yang lebih buruk bagi hati selain dosa, sesungguhnya hati senantiasa menentang dosa dan keadaan itu terus berlangsung sehingga dosa menguasainya dan tatkala dosa telah menguasainya, maka dia menjadi terbalik.”
Imam As-Sajjad Ra dalam sebuah hadist yang diriwayatkannya berkata, “Manusia mempunyai empat mata, dengan kedua mata lahir dia melihat urusan yang terkait dengan agama dan dunia dan dengan kedua mata batin dia melihat urusan yang terkait dengan akhirat, maka setiap kali Allah menghendaki kebaikan bagi seorang hamba-Nya, maka Dia bukakan kedua mata hatinya, sehingga dengan perantaraan itu dia dapat melihat alam gaib dan urusan akhirat dan setiap kali Dia tidak menginginkan kebaikan bagi hamba-Nya maka Dia biarkan hamba-Nya dalam keadaan sebagaimana adanya.”
Imam Muhammad Al-Baqir Ra berkata, “Tidaklah pada hati seorang hamba kecuali terdapat titik putih, jika hamba tersebut melakukan sebuah dosa, maka akan timbul titik hitam pada titik putih tersebut, jika dia bertaubat, maka titik hitam itu akan lenyap, namun jika dia terus menerus melakukan dosa maka secara perlahan-lahan titik hitam itu semakin bertambah dan akhirnya menutupi seluruh titik putih yang ada di dalam hatinya, jika sudah demikian, maka pemilik hati tersebut sudah tidak akan kembali lagi kepada kebaikan dan dia termasuk kelompok orang yang dikatakan oleh Allah di dalam Al-Quran Al-Karim, ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka."
Anas bin Malik Ra berkata, “Rasulullah Saw telah bersabda, ‘Nabi Daud bermunajat kepada Tuhannya, ‘Ya Allah, seluruh raja memiliki perbendaharaan, lantas di mana perbendaharaan-
Mu? Allah berkata, Aku mempunyai perbendaharaan yang lebih besar dari ‘Arsy, lebih luas dari Kursi, lebih harum dari surga dan lebih indah dari malakut. Bumi perbendaharan tersebut adalah makrifat, langitnya adalah iman, mataharinya adalah rindu, bulannya adalah cinta, bintang gemintangnya adalah perhatian kepada Allah, awannya adalah akal, hujannya adalah rahmat, buah-buahnya adalah taat dan inti buahnya adalah hikmah. Perbendaharaan-Ku mempunyai empat pintu. Pintu pertama adalah ilmu, pintu kedua adalah akal, pintu ketiga adalah sabar dan pintu keempat adalah ridha. Ketahuilah, sesungguhnya perbendaharaan-Ku ialah hati (orang-orang yang beriman).”
Berkenaan dengan hadist ini, para ahli hati telah menyampaikan hal-hal yang amat menarik, kita akan menyinggung sebagian dari apa-apa yang mereka sampaikan, salah satu di antaranya ialah mereka membagi hati ke dalam tiga jenis :
1. Hati orang kafir, berkenaan dengan hati orang kafir, mereka mengatakan bahwa hati orang kafir terbalik dan tidak terdapat sedikit pun kebaikan di dalamnya, hati yang semacam ini sudah menyimpang dari fitrah asalnya.
Dia tidak akan memandang ke alam yang tinggi, melainkan hanya memandang kepada urusan-urusan dunia, oleh karena itu dia tidak dapat menyaksikan Allah dan alam akhirat dan tidak dapat diharapkan kebaikan darinya, karena perbuatan-perbuatan kebaikan hanya dapat mengantarkan seseorang kepada kebaikan dan kesempurnaan manakala dilakukan semata-mata untuk Allah dan keridhaan-Nya.
Adapun orang kafir hati mereka terbalik, sehingga dengan demikian dia tidak dapat melihat Allah dan tidak mempunyai tujuan di dalam seluruh perbuatannya kecuali dunia, dia hanya menginginkan dunia dan tidak menginginkan kedekatan dengan Allah, hati yang semacam ini, meskipun pada fitrah asalnya mempunyai mata namun matanya telah buta, sehingga dia tidak dapat menyaksikan hal yang paling jelas sekalipun, yaitu Pencipta alam ini.
Di dunia ini dia buta dan tidak mempunyai iman dan di akhirat pun dia akan dibangkitkan dalam keadaan buta, didunia dia tertambat kepada urusan-urusan dunia dan di akhirat pun kecintaannya kepada urusan-urusan dunia masih tetap ada, namun dia tidak akan mendapatkannya, ia justru akan dimasukkan kedalam neraka, pada hati seperti itu cahaya iman tidak memancar dan dia sama sekali gelap.
2. Lawan dari hati kafir adalah hati orang mukmin, hati orang mukmin sempurna dan sehat, hati orang mukmin senantiasa terbuka ke alam tinggi dan alam gaib, dalam hati orang mukmin, pelita iman senantiasa menyala dan tidak akan pernah padam, dua mata hatinya dapat melihat dengan tajam, sehingga dapat menyaksikan alam gaib dan urusan-urusan akhirat.
Hati yang semacam ini senantiasa tertuju kepada kesempurnaan, keindahan dan kebaikan mutlak, yaitu Allah, hati yang semacam ini hanya menginginkan Allah, dengan perantaraan akhlak yang baik dan amal yang shaleh, dia bergerak kepada-Nya, hati semacam ini lebih luas dari ‘arasy dan kursi, lebih harum dari surga dan dapat menjadi perbendaharaan Ilahi dan tempat bersinarnya cahaya Allah.
Hati yang semacam ini buminya adalah makrifat (pengenalan terhadap Allah), langitnya adalah iman, mataharinya adalah kerinduan bertemu Allah, dan bulannya adalah kecintaan kepada Allah. Akal memperoleh kekuasaan ditubuh orang mukmin dan hujan rahmat illahi turun kehati yang semacam ini, sehingga menumbuhkan buahnya yang berupa ketaatan dan ibadah.
Pada hati yang semacam ini tidak ada tempat kecuali bagi Allah dan para malaikat-Nya, pada hari akhirat pun dia akan dibangkitkan dalam keadaan diliputi oleh cahaya, kebahagiaan, kerinduan dan keceriaan, selamat kita ucapkan bagi orang yang memiliki hati yang semacam ini.
3. Hati orang mukmin yang terkadang dikotori oleh dosa, hati orang yang semacam ini tidak gelap dan tidak tertutup, melainkan terang dengan perantaraan cahaya iman dan terbuka untuk memperoleh kesempurnaan dan pancaran Ilahi, akan tetapi, disebabkan pengaruh dosa timbul noda hitam di dalamnya, sehingga terbuka jalan bagi setan untuk masuk kedalamnya.
Mata batinnya tidak buta, namun dikarenakan pengaruh dosa menjadi sakit dan berada di bawah bayang-bayang kebutaan, pada hati yang semacam ini, baik malaikat maupun setan mempunyai jalan untuk masuk ke dalamnya, Malaikat masuk melalui titik iman dan menyerunya kepada kebajikan, sementara setan masuk melalui titik hitam dan menyerunya kepada keburukan.
Dalam hati yang semacam ini malaikat dan setan senantiasa dalam keadaan berperang, melalui amal shaleh, malaikat ingin menguasai seluruh bagian hati dan mengusir setan darinya, sementara melalui perbuatan dosa, setan berusaha menjadikan hati menjadi hitam dan mengusir malaikat darinya, sehingga dengan begitu dia dapat menguasainya secara mutlak dan menutup sama sekali pintu iman dan keduanya akan terrus bertempur sampai salah satu dari keduanya muncul sebagai pemenang, kehidupan batin dan nasib akhirat seseorang bergantung kepada hal ini, di sinilah pentingnya jihad melawan hawa nafsu (diri), yang Insya Allah kita bahas pula pada kesempatan yang akan datang.
Posting Komentar untuk "Tiga Jenis Hati Manusia"
Terimakasih atas kunjungan anda...