UTAMANYA SIFAT ZUHUD
Bagi yang melakoni cara-cara zuhud ini dalam kehidupan didunia ini memperoleh beberapa manfaat yang utama dihadapan Allah Swt, senantiasa berlaku taat menjalankan perintah Agama Allah Swt dimuka bumi ini tanpa menyampingkan aturan-aturan yang berlaku adalah golongan daripada orang-orang atau hamba yang menerima karunia hidayah dan keridhaan dari-Nya, meneladani sifat-sifat Rasulullah Saw adalah merupakan zuhud sesungguhnya, karena perilaku beliau adalah zuhud atas dunia dan mutlak kepada kehidupan akhirat, beliau diutus kepada umat manusia untuk menyempurnakan risalah ajaran Allah Swt terhadap para umat manusia sebagai sarana memperoleh ganjaran kehidupan abadi yang kelak diakhirat, Allah Swt maha berkenhendak, DIA-Nya berkehendak seluruh ciptaan-Nya supaya berbakti, taat dan menyembah hanya kepada-Nya, Allah Swt sangat murka jika hamba-Nya melakukan kemaksiatan, walaupun ada batasan toleransi Allah Swt kepada hamba-Nya dengan jalan taubat, keutamaan-keutamaan bersifat zuhud dalam menempuh kehidupan didunia ini adalah sangat banyak manfaatnya bagi hamba Allah Swt, hidup didunia merupakan tempat beramal sebagai persiapan menuju negeri akhirat yang abadi, hambaa yang beriman senantiasa hatinya tertaut kepada kehidupan akhirat, walaupun mereka masih didunia ini, namun mereka sangat yakin dan percaya akan kehidupan negeri akhirat.
Rasulullah Saw bersabda atas dasar riwayat dari Anas bin Malik Ra yang berisikan do’a atas umatnya, yaitu : "Ya Allah, tidak ada kehidupan melainkan kehidupan akhirat, ampunilah orang-orang Anshar dan Muhajirin."
Sifat zuhud mempunyai beberapa keutamaan atas perolehannya, yakni :
1. Tiada ketergantungan atas segala dunia beserta kenikmatannya, kehidupan dunia dan isinya adalah merupakan kenikmatan bagi mahkluk ciptaan Allah Swt, hanya saja sudah ada diatur batasan-batasan ketentuan dalam menikmatinya, dunia hanya bersifat sementara dan adalah bekal dalam menjalani kehidupan didunia, seperti rezeki, kesehatan dan lain sebagainya memang dianugerahkan Allah Swt kepada makhluknya sebagai bekal dalam menjalani proses dikehidupan dunia, karena fitrah makhluk-Nya memang membutuhkan hal tersebut. Allah Swt berfirman : “Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka apakah kamu tidak memahaminya? Maka apakah orang yang Kami janjikan kepadanya suatu janji yang baik (syurga) lalu ia memperolehnya, sama dengan orang yang Kami berikan kepadanya kenikmatan hidup duniawi, kemudian dia pada hari kiamat termasuk orang-orang yang diseret (ke dalam neraka)?.” Q.S. Al-Qashash Ayat : 60-61.
2. Hamba yang senantiasa dalam kehidupan zuhud akan diberi anugerah dan pemahaman oleh Allah Swt, ia akan tahu dan sangat paham bahwasanya sesungguhnya bagi para makhluk yang terlalu kepada kehidupan dan tergoda pada dunia adalah hina dan berikut akibat daripada dunia tersebut adalah kemaksiatan, dunia dibungkus dengan keindahan yang gemerlap serta sangat dipahami pula oleh para syaithan untuk menggunakan dunia itu sebagai dasar hasutan menjerumuskan para umat manusia, hamba yang zuhud diberi kabar mengenai hal tersebut dengan melimpahkan karunia berupa pemahaman dan pencerahan kepada ruh dan jiwanya serta dipahami oleh akal, sehingga dia dapat bersikap dan mawas diri terhadap pengaruh dunia yang bisa menjerumuskannya kedasar neraka. Allah Swt berfirman : “Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Alloh adalah kekal.” Q.S. An-Nahl Ayat : 96.
3. Hamba yang berlaku zuhud senantiasa dicukupkan Allah Swt walau ia tiada meminta dan memang sudah diatur Allah Swt atas rezeki setiap makhluk ciptaan-Nya, namun ada juga takdir yang menentukan atas hal ini dan bisa saja berubah jika hamba tersebut memohon dan Allah Swt berkenan, namun semua itu tentu saja ada syarat-syarat yang harus dipenuhi baru dikabulkan Allah Swt, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Rasulullah Saw yang berbunyi : "Barang siapa keinginannya untuk akhirat, Allah akan mengumpulkan perkaranya, Allah jadikan kekayaan dalam hatinya, dunia akan datang menghampiri dirinya sedangkan dia tidak senang, dan barang siapa keinginannya dunia, Allah akan merusak kehidupannya, Allah jadikan kemiskinan di pelupuk matanya, dia tidak mendapat bagian dunia kecuali yang sudah ditulis." H.R Bukhari dan Muslim.
4. Zuhud menumbuhkan sifat-sifat yang baik dan serba Qana’ah, artinya dia tiada tertarik sedikitpun untuk mengajar dunia guna meraih kekayaan dan lain sebagainya, dunia baginya untuk menguatkan jasmani dan rohaninya guna beramal ibadah kepada Allah Swt, lain tidak, hanya itulah keperluan dunia baginya, makan sekedarnya, berpakaian sekedarnya, setiap perbuatan baginya adalah merupakan ibadah, Allah Swt berfirman : “Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya, dan karunia Rabb kamu adalah lebih baik dan lebih kekal.” Q.S. Thaha Ayat : 131. Mereka tiada terkagum-kagum atas dunia melainkan kagumnya adalah kebesaran yang menciptakan dunia tersebut, mereka selalu menjauhi kelakuan yang dapat melalaikan ingat kepada Allah Swt, seperti makanan yang lezat-lezat, minuman yang serba enak, pakaian dan rumah yang mewah, isteri atau suami yang cantik dan tampan serta lain sebagainya, ini adalah bagian dari dunia dan ditunggangi nafsu dan syahwat, berat kemauan akan hal ini maka akan terjerumus kelembah maksiat, mereka yang zuhud terhindari dari segala sifat tercela berkat ketaatannya serta sangat takut kepada Allah Swt yang Maha Melihat dan mereka ini tidak akan tertipu oleh hal sedemikian dan mereka sadar bahwasanya itu adalah ujian dari Allah Swt untuk mencapai kehidupan akhirat yang kekal, kenikmatan dunia hanya dimiliki oleh orang-orang yang bersifat lalai dan dzalim dalam menjalani kehidupannya, mengjindari hal ini maka zuhud adalah obat yang mujarab, apalagi dikehidupan sekarang ini yang mana godaan dunia makin meluas dengan ke”modern”annya. Allah Swt berfirman : “Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.” Q.S. Al-Kahfi Ayat : 7.
5. Hamba yang berlaku zuhud senantiasa meneladani Rasulullah Saw dalam segala tindak laku perbuatan, mulai dari perilaku akhlak sampai kepada amal-amal ibadah senantiasa mereka merujuk kepada cara-cara Rasulullah Saw yang sudah pasti kebenarannya tanpa adanya bid’ah, Rasulullah Saw adalah perpanjangan pengajaran Allah Swt dimuka bumi dan sebagai penyempurna ajaran Allah Swt yang telah diturunkan sepanjang proses turunnya utusan-utusan-Nya dari dahulu kala, mereka hidup didunia ini hanya menumpuk amal ibadah guna bekal menuju kepada negeri akhirat yang abadi, Rasulullah Saw bersabda : "Ya Allah, tidak ada kehidupan melainkan kehidupan akhirat, dan ampunilah orang-orang Anshar dan Muhajirin (muslimin)."
6. Hamba yang berlaku zuhud pada kehidupan didunia ini adalah dicintai Allah Swt, Allah Swt sangat menghargai akan perjuangan (Riyadhah) hamba-hamba-Nya yang teguh untuk melepaskan diri dari godaan dunia dan syaithan, senantiasa taat beribadah kepada Allah Swt dan menjauhi segala apa-apa yang merintangi untuk selalu ingat dan taat kepada-Nya, seperti riwayat ini, Dari Sahl bin Sa'ad As-Sa'idi Ra, ia berkata,"Seseorang datang kepada rasulullah Saw lalu mengatakan, “Wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku atas suatu amalan yang jika aku mengamalkannya maka Allah mencintaiku dan manusia pun mencintaiku.” Beliaupun bersabda,”Berlaku zuhudlah di dunia, maka Allah akan mencintaimu, dan berlaku zuhudlah terhadap apa yang dimiliki manusia maka manusia akan mencintaimu."
Inilah beberapa manfaat berlaku zuhud dan masih banyak manfaat lainnya lagi, yang mana hal ini akan membuat tercapainya kehidupan yang bahagia didunia dan diakhirat, secara psikologi, selagi seseorang berlaku zuhud, maka ia tidak akan terobesesi untuk mengajar dunia dan berlomba-lomba, mengejar dunia akan membuat jiwa rapuh dan merana, karena Allah Swt tidak terlalu merespons kehendak manusia yang berlaku mati-matian dalam berjuang terhadap dunia, namun sebaliknya, jika seseorang manusia sangat telaten dalam menjaga amal ibadah dan berlaku serba hati-hati terhadap dunia yang menjerumuskan ini, maka Allah Swt akan mencukupkan baginya atas segala keperluannya, inilah karunia yang diterima didunia ini, tiada yang lebih membahagiakan atas serba berkecukupan daripada bermewah-mewahan namun dalam lingkungan resah dan gelisah, seluruh nikmat didunia ini adalah dimintai pertanggung jawabannya kelak diakhirat.
Rasulullah Saw bersabda atas dasar riwayat dari Anas bin Malik Ra yang berisikan do’a atas umatnya, yaitu : "Ya Allah, tidak ada kehidupan melainkan kehidupan akhirat, ampunilah orang-orang Anshar dan Muhajirin."
Sifat zuhud mempunyai beberapa keutamaan atas perolehannya, yakni :
1. Tiada ketergantungan atas segala dunia beserta kenikmatannya, kehidupan dunia dan isinya adalah merupakan kenikmatan bagi mahkluk ciptaan Allah Swt, hanya saja sudah ada diatur batasan-batasan ketentuan dalam menikmatinya, dunia hanya bersifat sementara dan adalah bekal dalam menjalani kehidupan didunia, seperti rezeki, kesehatan dan lain sebagainya memang dianugerahkan Allah Swt kepada makhluknya sebagai bekal dalam menjalani proses dikehidupan dunia, karena fitrah makhluk-Nya memang membutuhkan hal tersebut. Allah Swt berfirman : “Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka apakah kamu tidak memahaminya? Maka apakah orang yang Kami janjikan kepadanya suatu janji yang baik (syurga) lalu ia memperolehnya, sama dengan orang yang Kami berikan kepadanya kenikmatan hidup duniawi, kemudian dia pada hari kiamat termasuk orang-orang yang diseret (ke dalam neraka)?.” Q.S. Al-Qashash Ayat : 60-61.
2. Hamba yang senantiasa dalam kehidupan zuhud akan diberi anugerah dan pemahaman oleh Allah Swt, ia akan tahu dan sangat paham bahwasanya sesungguhnya bagi para makhluk yang terlalu kepada kehidupan dan tergoda pada dunia adalah hina dan berikut akibat daripada dunia tersebut adalah kemaksiatan, dunia dibungkus dengan keindahan yang gemerlap serta sangat dipahami pula oleh para syaithan untuk menggunakan dunia itu sebagai dasar hasutan menjerumuskan para umat manusia, hamba yang zuhud diberi kabar mengenai hal tersebut dengan melimpahkan karunia berupa pemahaman dan pencerahan kepada ruh dan jiwanya serta dipahami oleh akal, sehingga dia dapat bersikap dan mawas diri terhadap pengaruh dunia yang bisa menjerumuskannya kedasar neraka. Allah Swt berfirman : “Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Alloh adalah kekal.” Q.S. An-Nahl Ayat : 96.
3. Hamba yang berlaku zuhud senantiasa dicukupkan Allah Swt walau ia tiada meminta dan memang sudah diatur Allah Swt atas rezeki setiap makhluk ciptaan-Nya, namun ada juga takdir yang menentukan atas hal ini dan bisa saja berubah jika hamba tersebut memohon dan Allah Swt berkenan, namun semua itu tentu saja ada syarat-syarat yang harus dipenuhi baru dikabulkan Allah Swt, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Rasulullah Saw yang berbunyi : "Barang siapa keinginannya untuk akhirat, Allah akan mengumpulkan perkaranya, Allah jadikan kekayaan dalam hatinya, dunia akan datang menghampiri dirinya sedangkan dia tidak senang, dan barang siapa keinginannya dunia, Allah akan merusak kehidupannya, Allah jadikan kemiskinan di pelupuk matanya, dia tidak mendapat bagian dunia kecuali yang sudah ditulis." H.R Bukhari dan Muslim.
4. Zuhud menumbuhkan sifat-sifat yang baik dan serba Qana’ah, artinya dia tiada tertarik sedikitpun untuk mengajar dunia guna meraih kekayaan dan lain sebagainya, dunia baginya untuk menguatkan jasmani dan rohaninya guna beramal ibadah kepada Allah Swt, lain tidak, hanya itulah keperluan dunia baginya, makan sekedarnya, berpakaian sekedarnya, setiap perbuatan baginya adalah merupakan ibadah, Allah Swt berfirman : “Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya, dan karunia Rabb kamu adalah lebih baik dan lebih kekal.” Q.S. Thaha Ayat : 131. Mereka tiada terkagum-kagum atas dunia melainkan kagumnya adalah kebesaran yang menciptakan dunia tersebut, mereka selalu menjauhi kelakuan yang dapat melalaikan ingat kepada Allah Swt, seperti makanan yang lezat-lezat, minuman yang serba enak, pakaian dan rumah yang mewah, isteri atau suami yang cantik dan tampan serta lain sebagainya, ini adalah bagian dari dunia dan ditunggangi nafsu dan syahwat, berat kemauan akan hal ini maka akan terjerumus kelembah maksiat, mereka yang zuhud terhindari dari segala sifat tercela berkat ketaatannya serta sangat takut kepada Allah Swt yang Maha Melihat dan mereka ini tidak akan tertipu oleh hal sedemikian dan mereka sadar bahwasanya itu adalah ujian dari Allah Swt untuk mencapai kehidupan akhirat yang kekal, kenikmatan dunia hanya dimiliki oleh orang-orang yang bersifat lalai dan dzalim dalam menjalani kehidupannya, mengjindari hal ini maka zuhud adalah obat yang mujarab, apalagi dikehidupan sekarang ini yang mana godaan dunia makin meluas dengan ke”modern”annya. Allah Swt berfirman : “Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.” Q.S. Al-Kahfi Ayat : 7.
5. Hamba yang berlaku zuhud senantiasa meneladani Rasulullah Saw dalam segala tindak laku perbuatan, mulai dari perilaku akhlak sampai kepada amal-amal ibadah senantiasa mereka merujuk kepada cara-cara Rasulullah Saw yang sudah pasti kebenarannya tanpa adanya bid’ah, Rasulullah Saw adalah perpanjangan pengajaran Allah Swt dimuka bumi dan sebagai penyempurna ajaran Allah Swt yang telah diturunkan sepanjang proses turunnya utusan-utusan-Nya dari dahulu kala, mereka hidup didunia ini hanya menumpuk amal ibadah guna bekal menuju kepada negeri akhirat yang abadi, Rasulullah Saw bersabda : "Ya Allah, tidak ada kehidupan melainkan kehidupan akhirat, dan ampunilah orang-orang Anshar dan Muhajirin (muslimin)."
6. Hamba yang berlaku zuhud pada kehidupan didunia ini adalah dicintai Allah Swt, Allah Swt sangat menghargai akan perjuangan (Riyadhah) hamba-hamba-Nya yang teguh untuk melepaskan diri dari godaan dunia dan syaithan, senantiasa taat beribadah kepada Allah Swt dan menjauhi segala apa-apa yang merintangi untuk selalu ingat dan taat kepada-Nya, seperti riwayat ini, Dari Sahl bin Sa'ad As-Sa'idi Ra, ia berkata,"Seseorang datang kepada rasulullah Saw lalu mengatakan, “Wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku atas suatu amalan yang jika aku mengamalkannya maka Allah mencintaiku dan manusia pun mencintaiku.” Beliaupun bersabda,”Berlaku zuhudlah di dunia, maka Allah akan mencintaimu, dan berlaku zuhudlah terhadap apa yang dimiliki manusia maka manusia akan mencintaimu."
Inilah beberapa manfaat berlaku zuhud dan masih banyak manfaat lainnya lagi, yang mana hal ini akan membuat tercapainya kehidupan yang bahagia didunia dan diakhirat, secara psikologi, selagi seseorang berlaku zuhud, maka ia tidak akan terobesesi untuk mengajar dunia dan berlomba-lomba, mengejar dunia akan membuat jiwa rapuh dan merana, karena Allah Swt tidak terlalu merespons kehendak manusia yang berlaku mati-matian dalam berjuang terhadap dunia, namun sebaliknya, jika seseorang manusia sangat telaten dalam menjaga amal ibadah dan berlaku serba hati-hati terhadap dunia yang menjerumuskan ini, maka Allah Swt akan mencukupkan baginya atas segala keperluannya, inilah karunia yang diterima didunia ini, tiada yang lebih membahagiakan atas serba berkecukupan daripada bermewah-mewahan namun dalam lingkungan resah dan gelisah, seluruh nikmat didunia ini adalah dimintai pertanggung jawabannya kelak diakhirat.
Ass.wr.wb, izin nyimak
BalasHapusWa'alaikumsalam, silakan saudaraku....
BalasHapus