Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

TANGGUNGJAWAB PADA DIRI DAN YANG DITANGGUNGJAWABKAN

Kita dikehidupan dunia ini tentu saja akan berada dalam salah satu dari dua hal, yaitu penanggungjawab atau yang dipertanggungjawabkan, bila kita seorang penanggungjawab, maka jelas sudah kita akan terbebani dan sebagai penanggung beban yang memikul akan segala hal-hal yang sulit dan berat, tapi perlu diingat, bahwasanya penanggungjawab ini pada hakikatnya adalah setiap insan (manusia) dari kedua jenis, yaitu lelaki dan perempuan, seorang penanggungjawab mesti bekerja keras dan siap disalahkan, hingga ia memperoleh apa-apa yang dikehendakinya, tiada patut bagimu mengelak dari kesulitan-kesulitan yang merundungmu sampai deritamu sirna, maka kamu akan diselamatkan dari segala macam noda, kekejian, kehinaan, rasa sakit, derita dan ketergantungan kepada orang lain, maka kamu akan dimasukkan ke dalam kelompok orang-orang yang dicintai Allah Swt karena sanggup dan sabar serta tabah dan bertanggungjawab.

Namun, bila kamu adalah yang ditanggungjawabkan, maka jangan salahkan Allah Swt jika Dia menimpakan musibah juga atasmu, jangan kamu ragukan kedudukanmu di hadapan-Nya, sebab Dia telah mengujimu agar kamu meraih kedudukan tinggi berdasarkan pada kedudukanmu didunia, setiap kedudukan ada sesuatu kemuliaannya, Dia hendak meningkatkan kedudukanmu ke tingkat yang mulia disisi-Nya dengan dasar amalan yang kamu lakukan, karena kemuliaan seseorang hanya ketaqwaan yang membedakannya, lakukan amal shaleh, pakailah pakaian kemuliaan, meski kamu puas dengan kedudukan rendahmu, tapi Allah Swt tak menyukainya, dalam hal ini Allah Swt berfirman : "Dan Allah mengetahui, sedang kamu tak mengetahui." (QS. Al-Baqarah : 232).

Dia telah memilihkan untukmu sesuatu yang lebih tinggi, lebih cerah, lebih baik dan lebih mulia, sedang kamu tak menyadarinya, jika kamu berkata : “Bagaimana benar pengabdi sempurna mesti diuji, sedang kamu berkata bahawa ujian dimaksudkan bagi sang pencinta, padahal pilihan Allah Swt adalah orang yang dicintai-Nya? Pertama kami sebutkan aturannya, kemudian pengecualian yang mungkin.

Tiada dua pendapat, Rasulullah Saw adalah yang paling dicintai dan yang paling banyak diuji. Nabi Saw bersabda : "Aku telah demikian takut karena Allah, tiada seorang pun yang terancam sepertiku dan aku telah demikian menderita karena Allah, tiada seorang pun yang menderita sepertiku, telah datang padaku tiga puluh hari dan malam yang di dalamnya kami tak punya makanan sebanyak yang di bawah ketiak Bilal, Sesungguhnya kami, para Nabi dan Rasul, adalah yang paling banyak diuji, kemudian mereka yang kedudukannya lebih rendah dan seterusnya dan seterusnya." (H.R Bukhari). "Aku adalah yang paling tahu tentang Allah dan yang paling takut kepada-Nya di antara kamu semua." Begitu kata Rasulullah Saw.

Nah, bagaimana bisa sang tercinta diuji dan takut, padahal ia adalah orang pilihan dan pengabdi sempurna? Hal ini dikarenakan Dia hendak membuat mereka meraih sebagaimana telah kami tunjukkan, kedudukan-kedudukan kehidupan syurgawi takkan meningkat kecuali melalui amal-amal shaleh di kehidupan duniawi ini, kehidupan duniawi merupakan tanah garapan kehidupan ukhrawi, dan amal-amal saleh para Nabi dan Rasul serta orang-orang yang Shaleh, setelah menunaikan perintah-perintah dan menghindari larangan-larangan, berada dalam kesabaran dan keridhaan di tengah-tengah ujian dan cobaan, kemudian ujian dan cobaan dijauhkan dari mereka dan mereka dianugerahi rahmat-rahmat Allah Swt, karunia-Nya dan kasih-sayang-Nya sampai mereka menghadap Tuhan di akhirat nanti yang abadi. 


Dan ada di antara mereka yang mendapatkan kenikmatan-kenimatan ini dan karunia serta rahmat Allah dalam bentuk limpahan kekayaan duniawi dan bersyukur kepada Allah Swt atas hal-hal itu, namun mereka tetap tak meperhatikan kenikmatan-kenikmatan itu adalah dari Allah Swt, mereka buta terhadap segala suatu selain Allah Swt, maka mereka tak melihat sesuatu pun selain-Nya dan tuli terhadap sesuatu pun selain-Nya. 

Bila kamu melihat orang-orang semacam ini disekitarmu, mereka akan berkata : "Kami tak melihat sesuatu pun." Ya mereka melihat hal-hal dengan mata mereka, bukan dengan mata hati, mereka melihat semua itu dengan mata nafsu, pandangan itu adalah pandangan wujud, bukan pandangan hakikat, itu adalah pandangan lahiriah, bukan pandangan ruhaniah, mereka melihat secara lahiriah apa yang ada di dunia, tapi hati mereka tak melihat pada Tuhan, tiada menyadari keagungan-Nya dan Kemurahan-Nya, inilah orang-orang yang tidak bertanggungjawab terhadap diri dan kepada yang ditanggungjawabkan.

Posting Komentar untuk "TANGGUNGJAWAB PADA DIRI DAN YANG DITANGGUNGJAWABKAN "