Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

Wirid dan Do'a Bagi Kedua Orang Tua

Orang tua semasa hidupnya harus bisa mendidik anaknya untuk patuh dan taat kepada Allah Swt, hal ini adalah wajib hukumnya bagi orang tua untuk membimbing anaknya agar senantiasa taat dalam beribadah kepada Allah Swt, dari usia yang dini hendaklah di bimbing seperti belajar Qur’an, Hadist, amalan – amalan sunat guna untuk mencapai keridhaan Allah Swt dan menjadikannya selamat dari dunia hingga akhirat.

Anak yang shaleh dan shalehah sudah tentu akan selalu berdo’a kepada Allah Swt baik semasa hidupnya maupun setelah meninggalnya kedua orang tua atau salah satunya, hal ini merupakan salah satu contoh keberhasilan orang tua dalam mendidik anaknya dalam ilmu agama, jadi sang anak mengerti akan kewajibannya pula untuk selalu bermohon kepada Allah Swt akan keselamatan bagi ibu bapaknya baik di dunia maupun di akhirat.

Rasulullah Saw bersabda : “Apabila seorang meninggalkan do'a bagi kedua orang tuanya maka akan terputus rezekinya.” (Hadist Riwayat Ad-Dailami)

Pengertian hadist di atas menunjukkan bahwa jika seseorang (orang tua) telah di panggil olehNya (meninggal dunia) maka terputuslah rezekinya di dunia ataupun di akhirat kecuali rezeki yang bersifat Do’a dari anaknya yang shaleh dan shalelah, nah jika seseorang orang tua tidak mau atau tidak pernah mendidik anaknya akan ilmu agama maka tentu hal ini (do’a) tidak akan di perolehnya, sebab sang anak mempunyai hati yang buta dan telinga yang pekak akan ilmu agama.

Orang tua yang berhasil mendidik anaknya dalam belajar ilmu agama dan istiqamah dalam menjalankan kewajibannya, maka insya allah selamatlah kedua – duanya di dunia dan di akhirat, aturan – aturan dalam mendo’akan orang tua ada di atur dalam tuntunan agama islam, banyak amalan – amalan yang di katakan oleh Al-Qur’an dan di sampaikan oleh Rasulullah Saw yang keutamaannya adalah bisa melebur dosa seseorang hamba, di antaranya adalah amalan dengan bacaan Tahlil (laa ilahaa illallah), sesuai dengan yang di katakan oleh Rasulullah Saw sebagai berikut :

“Adalah dia yang membaca tiap - tiap usai shalat wajib (ketika salam) “Tidak ada tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya. KepunyaanNya kerajaan ini. Dan bagiNya segala puji. (Dia yang menghidupkan dan mematikan Dia hidup tidak mati, di tanganNya kebaikan). Dan Dia kuasa atas tiap - tiap sesuatu.” “Ya Allah tidak ada yang dapat menghalangi sesuatu yang Engkau berikan dan tidak ada yang dapat memberi sesuatu yang Engkau halangi. Dan tidak lah berguna orang yang bersungguh - sungguh, dari padaMu lah kesungguhan.” Hadits Riwayat Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, An-Nasa’i).

Berdasarkan hadist di atas, maka sudah selayaknya seorang hamba sehabis shalat fardhu atau sunat untuk meminta kepada Allah Swt dengan bersungguh – sungguh agar memperoleh taufik dan hidayahNya guna keselamatan dunia dan akhirat bagi diri sendiri dan kedua orang tua.

Dalam melaksanakan do’a terhadap orang tua dalam ajaran islam yang di atur tata caranya menurut Naqsyabandi ada yang khusus bagi orang tua, amalan wiridnya adalah dengan bacaan Tahlil (laa ilahaa illallah) yang kami uraikan caranya sebagai berikut :

1. Sehabis shalat malam (hajat atau tahajjud) maka bacalah dzikir Tahlil (laa ilahaa illallah) sebanyak 70.000 kali, maksudnya di sini adalah hitungan yang berbilang tersebut harus mencukupi jumlahnya dan tidak ada batas waktu penyelesaiannya, artinya semasa hidup kita mesti hitungan 70.000 kali tersebut dapat di penuhi dan boleh di angsur, bisa 3 bulan, bisa 7 bulan atau setahun atau dua tahun terserah saja, yang penting jumlah bilangannya bisa di ingat dan dapat di penuhi sebanyak 70.000 kali bacaan.

2. Sebelum melaksanakan dzikir tersebut sudah tentu kita berniat dan niatnya untuk apa, maka dalam hal ini adalah niatnya melaksanakan dzikir tahlil tersebut adalah pahalanya untuk di hadiahkan kepada orang tua (ibu dan bapak), tapi ingat dzikir untuk mereka tidak boleh di gabung, artinya satu persatu, untuk ibu sebanyak 70.000 kali dan untuk bapak sebanyak 70.000 kali pula, demikian aturannya dalam thariqat naqsyabandi pada melaksanakan dzikir tahlil bagi orang tua.

3. Pelaksanaannya adalah setelah melaksanakan shalat sunat hajat atau tahajjud, maka kita wirid seperti biasa, selanjutnya kita berniat berdzikir tahlil untuk ibu terlebih dahulu, jika sudah cukup jumlahnya 70.000 kali baru di lanjutkan pula untuk bapak sebanyak 70.000 kali juga dengan niat yang sama, hanya saja di bedakan untuk ibu atau untuk bapak, mengenai lafadznya terserah saja, yang penting ungkapan niat tersebut jelas maksud tujuannya.

4. Setelah selesai dzikir tahlil sebanyak jumlah bilangannya (70.000 kali), maka ada do’a penutupnya, yaitu : “Allahumma innistaraitu bi walidayya minannar bisawaba hadzattahlili paktikni minannar birahmatika ya arhamarrahimin”. Sebagai catatan sebelum di nyatakan cukup jumlahnya sebanyak 70.000 kali maka do’a ini jangan di baca dulu, setelah selesai baru boleh di baca sebagai penutup.

Lebih afdhal lagi jika di pahami terlebih dahulu tata cara dzikir tahlil menurut ajaran thariqat naqsyabandi, sebab cara di atas adalah dzikir tahlilnya ala naqsyabandi, jadi sebaiknya dzikir tahlil ini di pelajari terlebih dahulu letak maqamat atau lathaifnya, tanpa di ketahui letak maqamat atau lathaifnya, maka menurut ajaran naqsyabandi, tidaklah seseorang hamba yang berdzikir tahlil ini akan dapat merasakan atau menyaksikan hasil (‘amrun dzauqi) daripada dzikir tahlilnya tersebut, yakni hanya lepas begitu saja tanpa ada karunia yang bersifat pendengaran bathin, penglihatan bathin dan apalagi rasa bathin yang menyaksikan dan pengakuan ruhaniah yang tauhid atas kebesaran Allah Swt yang di sebabkan oleh manfaat dzikir tahlil tersebut.

Demikian cara berdo’a dan wirid khusus bagi kedua orang tua menurut ajaran thariqat naqsyabandi, jika di rasa masih kurang jelas, maka silakan buat komentar pada shoutbox atau kolom komentar, insya allah kami akan menjawabnya dengan semampu ilmu pengetahuan kami, sebab kami hanyalah seorang umat yang serba mempunyai kekurangan, sifat yang berilmu dan berkecukupan hanyalah milik Allah Swt, tiada lagi yang lain bisa menyamai, wallahu’alam bissawwab…

10 komentar untuk "Wirid dan Do'a Bagi Kedua Orang Tua"

  1. Assalamu'alaikum

    Mohon izin mengamalkan wirid dan do'a bagi kedua orang tua.
    Terima kasih.

    Wassalam.

    BalasHapus
  2. Assalamualaikum..terima kasih atas kayfiayah tahlil nya
    Fadhilah tersebut tertulis dalam Kitab Irsyadul Ibad. namun tata caranya memang tidak di jelaskan.

    kalau boleh mohon tulisan arab nya untuk “Allahumma innistaraitu bi walidayya minannar bisawaba hadzattahlili paktikni minannar birahmatika ya arhamarrahimin”. sehinga tidak salah dalam penyebutan bhs arab nya...bisa jadi ta/tho - fa/pa.

    syukron semoga blog nya membawa banyak manfaat bagi umat..amiin

    BalasHapus
  3. Ass.wr.wb.
    Sebelumnya kami mengucapkan syukur kepada Allah Swt atas segala karunianya, amiin.
    Kaifiyat Tahlil ini sudah menjadi tata cara atau pegangan umat muslimin dalam beribadah kepada Allah Swt melalui dzikir dan merupakan aturan dan tertib yang di susun oleh para guru dzikir Naqsyabandi, memang secara umum begitu banyak tata cara yang di bunyikan oleh para syeikh naqsyabandi tetapi mengenai adab dan susunan serta tata caranya selalu seakan - akan di sembunyikan, kebanyakan yang di ceritakan adalah manisnya akan hasil ibadah tersebut, sementara kaifiyatnya disembunyikan, saya berusaha untuk mengangkat secara tuntas ajaran thariqat naqsyabandi ini secara terang dan nyata sehingga bagi umat islam yang mau mengamlkannya tiada terkendala lagi akan keharusan berhadapan langsung dengan seorang guru mursyid, sedangkan kita semua tahu bahwa seluruh tata cara ibadah dalam Islam atau syariat secara keseluruhan tidak boleh disembunyikan tetapi harus disampaikan terlebih lagi bila seseorang muslim mempertanyakannya, demikian yang disampaikan Allah Swt dalam Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah Saw mengenai Ilmu Agama, kami insya allah akan memenuhi semua saran atau kritik dari saudara semuanya tanpa terkecuali untuk lebih meningkatkan iman dan ketaqwaan kita kepada Allah Swt, tetapi sebelumnya kami bertanya saudara nama siapa dan darimana?
    Wassalam...
    Yuherman (Admint)

    BalasHapus
  4. Asaalamualaikum,WR.WB.
    Alhamdullillah, Terimakasih atas metodenya, dan mohon doa nya agar saya bisa berbakti kepada Orang tua. terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumussalam Warahmatullaahi Wabarakatuuh.
      Alhamdulillah dan terimakasih atas kunjungannya.

      Hapus
  5. Ass.wr
    wb. mhn ijin utk melaksanakanya.. mhn dijelaskan... karena sy tdk sanggup melakukan dlm sekali waktu, utk melanjutkan wirid spy sampai selesai 70.000 itu apakah harus Sholat Hajad dulu ? dan bolehkah wirid sambil jalan (tdk hbs Sholat/berdiam diri) ? Jazakumulloh khoiron katsiron...

    BalasHapus
  6. Wa'alaikumsalam, Pak Nur Muhtadi, kalau pakai shalat sunnah hajat dulu bagus, soal bilangan wirid yang 70 ribu bukan berarti sekaligus di kerjakan sampai selesai, itu adalah bermaksud rutin dalam ibadah sehari semalam sepanjang hidup, ibadah tidak boleh berbilang,jadi itu hanya bersifat symbol saja.

    BalasHapus
  7. Balasan
    1. Alhamdulillah, terimakasih juga atas kunjungannya.

      Hapus

Terimakasih atas kunjungan anda...